2. He's my prince

777 66 0
                                    

Diruang rapat ...
setelah saling memperkenalkan diri yang disertai dengan penjelasan singkat oleh produser Radith ,
writer Ratna , dan para kru lainnya .

"Jadi gimana ?
Prince ama Livy udah ngerti kan ama konsep yang kita maksud ? "
kak Ratna mencoba memastikan jawaban pasti dari keduanya

"Jadi selama prosesi syutingnya kita berdua bakal mandiri ngurusin satu sama lainnya selama di sana ? "
Prince terdengar ragu saat melontarkan pertanyaannya

"Iya ... sesuai dengan judul program  ini kalian emang diharuskan untuk menemukan pengalaman baru dengan gaya hidup yang sedikit berbeda selama di sana "

"Termasuk fasilitas ya kak ?
maksud i disana ada sinyal kan ya ? wifi atau tv biar ga ngebosenin gitu "
Livy yang kepo ikutan nimbrung

"Ada kok tenang aja ...
lagian kita bukannya mau syuting di pulau terpencil loh Livy "

"Oh ... ya udah aman kalo begitu "
Livy tersenyum manis

"Kenapa emang kalo fasilitasnya ga memadai Livy ?
kamu kan katanya mau join program ini karena mau menantang diri ya kalo saya ga salah inget "
Bang Radith mendadak penasaran

"Iya sih ... tapi kan ...
maksudnya bukan berarti i bisa hidup di zaman batu juga lah ya "

"Livy ... livy ...
kalo pun kita beneran syuting di zaman batu nih ya ,
bukan cuma kamu yang keberatan tapi semua kru yang ada disini nih
pasti pada ga bersedia karena terlalu sulit bagi mereka untuk mempersiapkan properti² nya "
Bang Radith berkomentar singkat

"Maaf "
Livy membuat gesture 🙏
sambil menatapi sekeliling orang yang sedang berada disana

"Prince gimana ? "
Bang Radith kembali berfokus pada pertanyaan awal

"Iya ... aku ga keberatan kok "

"Ya udah kalo ga ada pertanyaan lagi kita sudahi rapatnya disini ,
sampai ketemu minggu depan oke .
Livy kamu ... kalo ada yang masih kurang jelas tanyakan lagi ke writer Ratna ya ... jangan segan ! "

"Iya "
Livy tersipu malu

Setelah sebagian orang pergi kini tersisalah Livy yang masih berkonsultasi dengan writernya ...
10 menit kemudian

"Gimana Livy ?
yakin udah ngerti nih "
Kak Ratna terdengar ramah

"Udah ... thank you ya kak ,
udah baik banget mau jelasin semuanya ke i yang lemot ini "

"Enjoy aja lah ...
meskipun rada lemot tapi Livy itu super manis kok bagi saya "
Kak Ratna tersenyum puas

Livy yang hanya bisa terharu itu pun langsung memeluknya spontan

"Ya udah saya pulang duluan ya ,
mau revisi naskah biar ga terkejar ama deadline "

"Oke ... bye kak "

Prince yang terus mengamati kedua wanita itu pun hanya terdiam saat menyaksikan acara lambaian tangan penuh haru barusan

"Btw u ngapain masih disini ya ? "

"Ada yang mau aku bahas sama kamu soalnya "

"Tentang apa ?
oh ... sepatu ya ?
tuh kan udah dibilangin tadi ...
pasti ga nyaman kalo pake sepatu basah soalnya i udah pernah "

"Bukan "

"So ? "

"Sebenarnya ... ponsel aku lowbat "

"Asisten u ga ikut emang ? "

"Kebetulan tadi aku lagi minta dibeliin sesuatu jadi harus nunggu bentar sampai dia balik kesini lagi "

"Oh "

"Jadi u mau minta i temenin sampe asisten u balik gitu ? "

"Ga gitu juga maksudnya ...
aku cuma mau pinjem hp kamu buat ngabarin asisten aku kalo meeting kita udah selesai biar dia bisa jemput kesini secepatnya "

"Oh ... nih silahkan "
Livy memberikan hpnya

"Thank you "
Prince pun mulai mengetik lalu mengirimkan pesan singkat ke nomer asistennya sebelum mengembalikan hpnya si Livy

"Udah ya ? "

"Udah ... thank you ya "

"Ga perlu tungguin balasannya dulu nih serius ? "
Livy mencoba meyakinkannya

"Pasti dilihat kok ...
soalnya udah di spam pesannya "

"What ... are you serious right ? "
Livy menatapnya tak percaya

"Cek aja sendiri "

"Ngapain gilak ... opps sorry ,
kan ga sopan aja kalo i baca pesannya u woi "

"Btw kamu ga pulang ? "

"Eh iya ... ini udah mau cabut kok ,
bye Prince i balik duluan ya "

"Take care ya "

Livy tersenyum manis sebelum pergi meninggalkan si Prince


He's my prince ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang