25.|| 𝘾𝙖𝙨𝙞𝙣𝙤

477 30 1
                                    

Happy Reading•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Happy Reading


Sudah dua minggu lebih setelah kejadian Ken mengunjungi kakek-nya, kini Ken sudah berada di Timur Jauh Rusia. Dia akan mengambil sebuah jenis sabu-sabu yang sangat langka di sana, dan lagi dia belum pernah menginjakkan kaki nya disana. Ken tertarik dengan kota Timur Jauh Rusia, walaupun kota itu terkenal sepi karena memiliki penduduk sedikit tapi bisa saja disana tempat persembunyian salah satu mafia dan penjahat kelas kakap lainnya. 

"Tuan, saya mendapat kabar bahwa tuan Arsen sudah sadar dari masa koma," terang Max pada Ken yang sedang memejamkan matanya.

Mata tajam itu tetap engan untuk terbuka seolah tidak peduli dengan kabar tersebut. Tapi saat mendengar lanjutan kabar dari sang tangan kanan membuat matanya terbuka cepat.

"Tuan, saya dapat kabar dari pasukan bayangan, bahwa sebelum Tuan masuk kamar Don ada seorang pemuda yang masuk dalam ruangan Don," imbuhnya.

Pasukan bayangan adalah orang-orang kepercayaannya, dia adalah pasukan miliknya sendiri bukan termasuk anggota Red Blood. Walaupun Red Blood masih dikuasa-nya tapi Red Blood masih ditangan sang Kakek, pasti diantara mereka ada yang setia dengan sang kakek dan memberitahu Arsen apa yang telah dia lakukan. Bukan-kah akan sia-sia jika ia menyuruh mafia Red Blood untuk memantau kakek diam-diam sedangkan diantara mereka ada yang termasuk anjing penurut Arsen. Pasti sewaktu-waktu jika Arsen menanyai tentangnya pada para anjing itu, sudah jelas dia akan ketahuwan dan semua rencana nya akan gagal total.

Tidak akan ada yang tahu jalan pikir keluarga Williams. Keluarga penuh dengan topeng siasat dan kegilaan yang belum mereka perlihatkan pada orang asing. Setiap anggota setidaknya harus memiliki satu rahasia penting dari anggota lain, jika sewaktu-waktu mereka dijadikan boneka atau tumbal dari keluarganya sendiri, mereka bisa mengancam dengan rahasia tersebut.

Kening Ken mengerut saat mengingat lemari yang menurutnya aneh. "Aku ingin kau menyelidiki lemari yang ada di kamar kakek. Aku merasa itu adalah jalan keluar cecunguk itu.

"Baik, Tuan." Setalah urusan nya selesai Max keluar dari kamar yang sedikit mewah tersebut.

Ken menginap di villa yang baru dia beli. Villa yang paling mahal dan bagus yang dia temukan di kota ini, tapi menurutnya ini villa paling jelek yang dia punya dari sekian banyak villa miliknya. Jika Ken lupa, dia sekarang sedang berada di kota sepi, mungkin itu salah satu alasan mengapa villa nya tidak semewah villa miliknya diberbagai negara.

Ken beranjak dari sofa melangkah ke arah balkon, tangan kekarnya memegang pembatas dan matanya menatap datar ke depan. "Siapa sebenarnya pemuda itu, kek." Mata nya terpejam saat semilir angin menampar lembut wajah rupawan nya.

TOXIC (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang