TOXIC adalah sebuah sifat yang beracun bagi diri sendiri maupun orang disekitarnya.
Bagaimana jika kedua orang berbeda jenis kelamin yang memiliki sifat TOXIC itu dipertemukan?
Apa yang akan terjadi? Dan bagaimana jika mereka berdua manjalin hubung...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jangan lupa vote dan komen 👍😘
Happy Reading • • •
Kedai kecil yang terletak di sebuah gang sempit dibuat gempar, begitu pula dengan para media yang merilis banyak artikel karena kedatangan sepasang kekasih yang terkenal. Untuk apa sepasang kekasih memakai pakaian sangat mahal berkunjung di restoran kecil dan sedikit kumuh ini.
Tanyakan saja pada Ken yang mengajak Ave ke tempat yang menjijikkan ini.
'kenapa mereka mau ke tempat yang tidak cocok untuk mereka?'
'mungkin ada yang harus merela kerjakan'
'iya, mana mungkin mereka mau ke sini jika tidak ada yang penting'
'wahhh, lihatlah mereka sangat cocok seperti dewa dan dewi'
Wanita paruh baya dengan tubuh bergetar dan kepala menunduk dalam berjalan mendekati Ken dan Ave.
"T–ttuan, apakah saya punya salah sampai Tuan datang ke tempat tidak layak i–ni," ujar wanita tua itu dengan terbata-bata.
Ken melirik sekilas, melihat sebentar saja ia sudah muak.
Belum sempat ia menjawab, suara merdu memotong ucapannya. "Ken, kenapa kau mengajak ku kemari? Apa kau mengajak ku makan ditempat menjijikan ini?"
Mata wanita tua tersebut berkaca-kaca mendengar lontaran menyakitkan tersebut. Tapi apa yang bisa ia lakukan? Yang bisa ia lakukan adalah hanya diam.
Mata Ken melihat sekeliling saat menyadari bawahannya mengusir semua orang.
Ave yang merasa diacuhkan kesal.
"Kau mau kemana?"
Langkah kaki Ave berhenti. Tanpa menoleh ia menjawab pertanyaan Ken. "Pergi. Aku tidak mau makan di tempat jorok ini."
Ken tidak mengejar Ave, karena tujuannya kemari bukan mengajak kekasihnya makan melainkan dia harus melakukan sesuatu.
Matanya menatap wanita tua tersebut. "Mita Sweneny."
Wanita tua yang bernama Mita Sweneny itu langsung bergetar hebat, menahan bobot tubuhnya saja sudah tidak kuat sangking lemas nya. Bagaimana orang yang mampu beli negaranya sendiri bisa mengetahui nama orang kecil sepertinya.
Dengan bibir bergetar, Mita menjawab ucapan Ken. "Y–ya T–ttuan, saya Mita."
"Akan ku beli kedai ini." Mita terkejut mendengarnya, tempat ini tak ada spesialnya bagi seorang pria berjas mahal di depan nya ini.
