12.|| 𝙋𝙎𝙔𝘾𝙃𝙊𝙋𝘼𝙏𝙃

1.1K 133 103
                                    

Hargai penulis dengan cara Vote dan komen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hargai penulis dengan cara Vote dan komen.

Happy Reading
👀

***

Subuh-subuh Kate sudah bangun dari tidurnya, biasanya ia akan bangun siang. Ia ingin cepat-cepat berangkat ke kampus untuk memastikan apakah kak Ave kuliah atau tidak. Jika tidak, berarti kak Ave masih dikurung oleh Ken. Sekarang sudah pukul 09.45 dan dia baru bisa berangkat, sia-sia dia coba bangun pagi-pagi. Ini karena ulah kakeknya, tadi pagi saat dia turun kebawah ingin berenang, ia berpapasan dengan sang kakek dan menyuruhnya untuk belajar bela diri.

"Mom, aku berangkat sekarang,"pamit Ket pada Taylor.

"Apa tidak terlalu pagi, nak?" sindir Taylor bingung 

"Tidak apa-apa mom." Kate tau mommy nya itu sedang menyindirnya.

"Hati-hati sayang, ingat jangan melakukan apapun yang membuat kakekmu marah!" peringat Taylor pada putrinya yang dibalas oleh Kate dengan gerakan hormat seolah ibunya adalah pemimpin tentara. " Tenang saja, mom."

Sebelum Kate berangkat, ia menyempatkan untuk mengecup kedua pipi Taylor, sampai sang ibu tekekeh geli," menggelikan," candanya.

Belum sempat ia langkahkan kakinya, sudah dihentikan oleh teriakan musuh bebuyutannya," aku ikut denganmu Kate!"

"Tidak, aku tidak mau denganmu," tolak Kate sungut.

"Sayang, biarkan Reo ikut denganmu." Taylor memcoba membujuk putrinya, mereka berdua ini selalu saja beradu argumen. 

Reonal yang mendengar pembelaan dari Taylor tersebut bangga dan menatap tengil Kate. Dengan terpaksa, Kate menyetujui keinginan kakak laki-lakinya yang paling ia sayangi itu.

"Ck, jangan memperlihatkan muka jelekmu seperti itu," ujar Reonal saat melihat wajah masam Kate. Reonal dengan cepat kilat menggapai sebuah roti dan berlari menuju Kate. "Let's go!!!" teriak Reonal sembari merangkul bahu Kate.

Kate menepis tangan Reonal. "Berat bodoh." Kate berjalan cepat meninggalkan Reonal.

Reonal yang merasa ditinggalkan adiknya itu berdecih. Tak lama terbit senyum menghiasi bibirnya. Dia sungguh menyangi saudari nya itu, sedari kecil hingga sekarang tidak bosan menganggu Kate. Dia berharap saudarinya itu selalu bahagia, jangan sampai tertekan oleh didikan keluarganya, semoga saja Kate bisa menggapai impiannya tanpa dihalangi oleh kakeknya.  Cukup dia dan saudara lelakinya yang lain. "CEPAT!!! AKU TINGGAL SAJA KAU!" mendengar teriakan Kate dia langsung tersadar dari lamunannya. " Tunggu Adikku sayang!!!"

Kate hanya mendiami ocehan Reo, sepanjang perjalanan tak hentinya ia mengumpati Reo dalam batinnya. Ketika sedang asik mengumpati Reo, tak sengaja ia melihat Glo yang sedang duduk di trotoar sendirian.

TOXIC (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang