39. II BELUM ADA PERUBAHAN

42 6 0
                                    

Eunghhh

Lenguhan seorang wanita terdengar dipagi hari, wanita dengan wajah yang lelah itu mencoba membuka matanya efek cahaya sinar pagi yang menerpa wajahnya. Ave terbangun dengan semua tubuh nya yang lemas, mungkin efek semalam. Mata indahnya mengedar sekeliling mencari keberadaan Ken.

Cklek

"Sudah bangun?" Ave menatap Ken yang baru saja keluar dari kamar mandi.

"Tidak usah melontarkan pertanyaan bodoh." Ken melewati Ave, dia memakai pakaian tanpa peduli Ave melihat tubuh telanjangnya. Lagi pula wanita itu sudah melihat keseluruhannya.

"Apakah hari ini kita pulang?" tanya Ave saat netra nya melihat sebuah koper miliknya dan Ken.

"Hmmm, ada kerjaan yang harus aku selesaikan." 

Ave menatap kesal Ken, untuk apa dia mengajak berlibur jika hanya sehari semalam saja. 

"Biasanya kau tidak peduli akan itu, dan lagi pula bukannya bisa kau kerjakan disini?"

Ken mendekati Ave dan mengecup leher Ave. " Untuk kerjaan ini tidak bisa, sayang. Ini ada kaitan dengan klan milikku."

Ave merengut kesal. " Kalau begitu, aku tidak mau lagi berlibur jika kau mengajak kembali. Pasti akan terulang lagi, memangnya anggota mu yang lain tidak bisa handle? kakek tua itu tidak bisa handle juga?"

Ken lumat sebentar bibir Ave yang terus mengoceh. "Masih pagi jangan marah-marah." Ave tambah kesal dibuatnya. "Ini juga gara-gara kau."

"Baiklah-baiklah... sekarang waktunya mandi lalu sarapan."

Karena memang perutnya merasa perih Ave bergegas bersiap diri. 

"Kenapa harus kemari? kita bisa sarapan di Penthouse

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa harus kemari? kita bisa sarapan di Penthouse." Ken rasanya malas sekali harus keluar, namun karena keinginan Ave yang kukuh mau apa buat, dari pada harus mendengar sumpah serapah di pagi hari lebih baik dia menuruti saja.

"Anak mu yang ingin makan diluar." Ken menatap datar dengan jawaban sang istri. "Jangan terus menjual nama anak mu, sayang," ungkap Ken.

"Aku tidak menyebut nama anak ku,  kita kan belum memberi dia nama." Ave menatap remeh Ken, rasanya senang sekali saat membuat lucifer satu ini emosi.

"Terserah mu, aku tinggal dulu ke toilet." Ave menatap acuh Ken, dia sibuk dengan makanan nya. Sepertinya dia akan gemuk jika makan banyak seperti ini, tapi anehnya dia tetap saja lapar walau sudah makan banyak. Mungkin karena anak nya juga ikut makan jadi dirinya tidak kunjung kenyang.

"Dia makan sedikit sekali," gumam Ave melihat menu pilihan Ken. Tapi memang benar sih jika sarapan tidak perlu makan terlalu banyak.

Drttt

Ave menatap ponsel nya, disana tertera nama seseorang. Dia tidak mengangkat ataupun menolak panggilan tersebut. Namun karena terus berdering, akhirnya dia angkat juga panggilan tersebut. Sebelum dia angkat panggilan itu, Ave menatap sekitar memastikan tidak ada Kenneth ataupun orang lain.

TOXIC (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang