49.

39 5 3
                                    


Hai  semuanya...

Untuk setiap foto yang saya lampirkan itu sekedar gambaran situasi/keadaan tokoh yang sedang terjadi. Bukan Visual Tokoh, untuk visual tokoh sengaja saya tidak masukan karena takut tidak sesuai dengan karakternya. Jadi saya bebaskan imajinasi kalian disini.


Happy Reading

-----------------------------------


Di sebuah ruangan ada tiga pria di dalam sana, salah satu pria dimasukan ke sebuah kaca transparan yang cukup besar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di sebuah ruangan ada tiga pria di dalam sana, salah satu pria dimasukan ke sebuah kaca transparan yang cukup besar.

Mereka bertiga adalah Arsen, Edward dan Justin.

Arsen menatap datar tubuh Justin yang tidak tertolong karena banyak nya luka-luka.

"Kau pasti sudah tahu tentang rahasia milik ku," ujar Arsen.

Justin tertawa pelan dengan posisi kepala menunduk, dia angkat kepala nya membalas tatapan datar Arsen. Dengan mata yang bengkak dia berusaha membuka mata nya agar bisa melihat jelas mantan Don nya.

"Sedikit rumit yah."

"Niat awal mu ingin mencuri pemasokan Red Blood, lalu kenapa kau bisa masuk juga ke ruangan rahasia ku."

"Itu benar, tapi saat mendapatkan sebuah rahasia yang menarik tidak mungkin aku membiarkannya. Jika kau diposisi ku, aku yakin kau tidak akan melewatkannya."

Edward  hanya diam menyimak.

"Walaupun kau sudah ada di sini dan kau bilang belum sempat bertemu dengan bos mu, apa kau yakin tidak memberitahu mereka melalui ponsel mu? kau kira aku bodoh, Huh?"

"Saya bersumpah, Tuan. Saya tidak ada memberi tahu siapapun."

"Cih, kau pikir aku mau mempercayaimu setelah kau berhianat pada Red blood?"

Justin diam, benar apa yang dikatakan Arsen. Tapi dia bersumpah, dia benar apa yang dikatakannya tadi bahwa dirinya belum sempat memberitahu kepada bos lain nya.

Arsen menatap Edward, consingliere yang paham kode itu langsung memencet salah satu tombol yang ada dalam genggamannya.

Seketika tabung kaca yang berisikan Justin langsung masuk air dari atas dengan deras.

kini tabung kaca itu penuh, Justin kesulitan untuk bernafas. Dia memang sudah terbiasa menahan nafas di dalam air karena itu salah satu tes kelayakan jika ingin masuk Red blood. Tapi dia sadar, kini dia sedang di siksa. Tidak mungkin Arsen akan membiarkannya dengan mudah, entah sampai kapan dia bisa menahan nafas.

Dada nya semakin sesak.

Arsen duduk di kursi kayu menyaksikan betapa tersiksanya Justin saat ini. 

Justin terus berenang, namun beberapa menit kemudian tubuh itu lemas.

TOXIC (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang