35.|| SIAPA MEREKA?

280 33 5
                                    

Happy reading

Ken menatap tajam Ave yang baru tiba di mansion pribadi nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ken menatap tajam Ave yang baru tiba di mansion pribadi nya. Tadi siang Ken sudah pamit pada keluarganya untuk tinggal sendiri. Sebenarnya rencana itu ditentang oleh Zalica, tapi yang namanya Ken tidak akan peduli.

"Sudah bermainnya?" Ave melengos melewati Ken. Tubuhnya lengket membuatnya tidak nyaman. "Bicaranya nanti saja, aku ingin mandi."

Mata tajam itu terpejam.

Ken mengatur emosi yang sudah diambang batas. Nafasnya mulai memburu tapi kembali normal dengan cepat. Dia mengambil ponsel nya dan mendial nama David.

"Ada apa, Tuan?"

"Apa kau sudah mengontrol keadaan di kedai bity? Aku dengar tadi ada sedikit kerusuhan yang ditimbulkan gerombolan cecunguk?"

"Semuanya aman, Tuan."

"Metantrante semakin banyak yang menyukai. Bahkan Rey kewalahan meracik agar sama persis seperti yang asli," sahut David di sebrang sana.

"Suruh Rey agar membuat mentantrante sedikit saja." Ken tersenyum tipis saat mendengar protes David. Sedangkan David bingung dengan pikiran tuan nya itu. Pasalnya metan sedang banyak peminatnya dan orang-orang berani bertaruh dengan harga fantastis agar mendapatkannya jika obat tersebut habis. Sekelebat ada pemikiran yang agak masuk akal. Jangan-jangan.... " Apa Tuan...."

Belum selesai David menyelesaikan ucapannya tapi sudah sudah dipotong oleh Ken.

"Apa yang ada dipikiran mu itu benar. Aku akan menyediakan sedikit saja agar orang-orang bodoh itu membeli dengan harga diluar dugaan kita." David tersenyum miring mendengarnya. Ken memang licik.

"Tapi Tuan, apakah itu tidak masalah? karena itu belum disempurnakan,"

"Tidak becus, obat itu sudah sempurna. Apa kau tidak kerja dengan baik? kenapa bisa kau sampai tidak tahu?!"

Disebrang sana David merutuki dirinya sendiri, memang dia belum tahu mengenai itu. Dirinya disibukkan dengan istrinya yang sedang hamil besar. Pikirannya terpecah. "Maaf Tuan, saya tidak akan mengulanginya lagi."

"Sampai aku tahu kelalaian mu, aku akan membunuhmu! Aku tidak butuh seorang sepertimu David! Apakah sudah waktunya kau turun jabatan," desis Ken.

"Saya mohon Tuan, beri saya kesempatan lagi."

Ken langsung mematikan panggilan tanpa membalas permohonan David. Dia mengurut pelipis hidungnya, di hari spesialnya pun ada saja masalah yang dihadapinya. Cecunguk sialan itu tidak mau diam, terus saja merecoki bisnisnya. Dan Bagaimana bisa tahu tentang kedai Birty, sebaiknya nanti dia tanyakan pada Max,. Untuk saat ini dia harus mengurus kucing liarnya, dalam benaknya, bagaimana cara menjinakkan Ave. Sungguh wanita yang sulit ditangani, namun itu menjadi tantangan bagi dirinya. 

TOXIC (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang