Assalamualaikum, hai apa kabar?
Semoga kalian sehat semua:)Semoga kalian menikmati part sebelumnya 😊
Jangan lupa Vote dan Komentar 😊
Selamat membaca
##
London, Inggris
Di salah satu rumah sakit terbaik di Inggris, kini Ruhaan dan Meera baru saja selesai membeli obat. Setelah memeriksa kondisi tangan Ruhaan, mereka memutuskan untuk langsung pergi ke kampus. Tetapi baru saja keluar dari lift, mereka dihampari oleh 2 wanita.
"Kau kekasih baru Ruhaan?" tanya salah satu wanita, dengan dandanan mencolok.
"Apa kau sedang mengandung anaknya?, dan kau disuruh menggugurkannya?" tanya wanita sebelahnya, yang dandanannya tak kalah mencolok. Sontak pertanyaan itu mengagetkan Meera, bahkan Ruhaan.
"Apa yang kalian katakan?" sarkas Meera. "Apa kalian tak tahu malu, menuduh orang seperti itu?" tanya Meera dengan suara kecil tetapi terkesan membentak dan tegas, karena Meera masih sadar tempat.
"Itu kenyataan. Dia sahabatku, Belinda. Saat dia sedang mengandung anak Ruhaan, Ruhaan menyuruh untuk mengaborsi kandungannya, karena Ruhaan tak ingin bertanggung jawab." ucap wanita itu, dengan menunjuk pada wanita yang ia sebut Belinda.
"Aku bahkan tak mengenalnya, bagaimana bisa dia mengandung anakku?" tanya Ruhaan yang tak terima dengan kata kata wanita itu.
"Semua laki laki itu sama saja, setelah menghancurkan kehidupan gadis, dia akan pergi." ucap wanita yang bernama Belinda.
"Hei, sudah jangan ber-drama, dari dandanan-mu saja sudah terlihat bagaimana dirimu." Meera mengucapkannya sembari menunjuk wanita itu dari atas kebawah.
"Jangan menunjukku seperti itu. Sudah ku katakan bukan, bahwa dia tidak akan mengaku, lebih baik kita pergi. Ayo pergi dari sini, Emily." ujar Belinda, pada wanita yang tadi menuduh mereka.
"Pergi saja aku tidak perduli, ayo kita pergi dari sini." Ruhaan dengan cepat menarik tangan Meera.
Setelah tiba didekat mobil mereka, Meera masih terlihat terkejut dengan tuduhan 2 wanita tadi; Belinda dan Emily.
"Meera, apa kau baik-baik saja?" tanya Ruhaan.
"Ruhaan, apa yang kedua wanita itu katakan benar?" sontak Ruhaan langsung terkejut, dengan apa yang Meera tanyakan.
"Meera, kau percaya dengan kata kata kedua wanita itu?"
"Aku tidak tahu, tapi aku ingin tahu langsung dari mulutmu.""Dengarkan ini baik baik, se-nakal nakalnya aku, se-playboy playboy-nya aku, aku tidak pernah menghabiskan malam dengan wanita. Karena aku tak ingin merusak kehidupan wanita, aku percaya dengan karma. Aku takut jika aku merusak kehidupan wanita, suatu saat nanti kehidupan kedua adikku dirusak sebagaimana aku merusak kehidupan wanita itu. Atau lebih tepatnya, aku takut karma yang datang padaku lewat adik adikku." jelas Ruhaan panjang lebar, dengan memegang pipi Meera.
"Aku tidak percaya, aku kira kau sudah sering menghabiskan malam dengan wanita wanita. Sekarang aku tahu makna peribahasa 'Don't judge a book by its cover', yang kak Veera sering katakan." ucap Meera dengan memeluk Ruhaan. Beberapa detik selanjutnya, Meera sadar apa yang ia lakukan. Ia langsung melepaskan pelukannya dan suasana sedikit canggung.
KAMU SEDANG MEMBACA
CONFUSING LOVE
RandomBagaimana perasaanmu saat tau kekasihmu adalah calon suami kakakmu? hancur tentu. _Meera Agarwal_ Calon suamiku itu kekasih adikku, walaupun pernikahan ini perjodohan tetap saja aku menyukainya. _Veera Agarwal_ Bagaimana perasaanmu saat kau akan men...