Part 18__Hukuman

74 31 179
                                    

Assalamualaikum, hai apa kabar?
semoga kalian sehat selalu:)

Gimana part sebelumnya?

Sebelum masuk ke ceritanya jangan lupa Vote dan Komentar yaa 😊

Selamat membaca:)

##

London, Inggris


Kini semua mahasiswa dan mahasiswi tengah mengunjungi kantin, jam makan siang telah tiba. Semua orang berbondong-bondong untuk makan, termasuk Ruhaan dan kawan kawannya.

"Kalian ingin memesan apa?, aku akan pergi memesankan." ujar Arjun menawarkan diri.

"Apa kau akan membayarnya juga?" tanya Alishka.

"Tidak, Ruhaan yang akan membayarnya." ucap Arjun santai, yang diangguki Ruhaan.

"Baiklah, jika Ruhaan yang mentraktir, tanya padanya terlebih dulu apa yang akan ia pesan." saran Mala.

"Aku pesan spaghetti carbonara dan jus mangga saja,Arjun." ucap Ruhaan.

"Baiklah, kalian?"
"Agar tidak repot, samakan saja." jawab Meera yang disetujui semua.
"Apa aku bisa ikut memesan bersamamu Arjun, aku pikir kau tidak akan bisa membawa semua pesanan kita seorang diri." Alishka menawarkan diri untuk membantu, dan itu langsung Arjun setujui.

"Ruhaan, minum ini. Kau harus meminum ini sebelum makan dan yang ini sesudah makan." ucap Meera dengan menunjukkan obat obatan Ruhaan.

"Meera, ini hanya terkilir."
"Ruhaan, dokter bilang kau harus meminumnya maka kau harus meminumnya." dengan paksa Meera memasukkan obat itu kedalam mulut Ruhaan.
"Kau ini sangat memaksa," ucap Ruhaan setelah Meera memasukkan obatnya secara paksa.

"Jika tidak dipaksa, kau tak akan meminum obatmu dengan benar." Ananya mengakhiri kalimatnya sembari ber-tos ria dengan Meera.

"Makanan sudah datang." ucap Alishka yang membawa nampan berisi jus mangga dan Arjun membawa nampan berisi spaghetti.

"Terimakasih Alishka, Arjun." ujar Mala.

Mereka semua menghabiskan waktu istirahat dengan makan dan berbincang.

kring....kring....

Bel pertanda waktu istirahat telah habis, semua mahasiswa dan mahasiswi bergegas ke kelas mereka masing-masing.

Berjam jam telah berlalu, kini sudah sore hari, kuliah telah berakhir.

"Ruhaan, aku akan mengantar mu. Setelah itu aku akan naik taksi kembali ke asrama." timpal Meera.
"Kau akan diantar kembali oleh Titu atau Arjun, kau seorang gadis jangan pernah naik taksi saat matahari sudah terbenam, ini London bukan India." ucap Ruhaan.

"Itu hanya akan merepotkan mereka, kau tak per--" ucapan Meera lagi lagi terpotong karena handphone-nya berdering.

Papi... itulahnama yang terpampang dilayar ponselnya.

"Halo pi.." ucap Meera yang langsung mengangkat telpon dari sang ayah.

"Halo nak, apa kau sedang bersama Ruhaan?"

"Iya, aku sedang bersama Ruhaan dan teman temanku yang lain." Ruhaan memfokuskan dirinya pada Meera, saat dia mendengar Meera yang menyebut namanya.

"Bisakah kau menjauh dari mereka sebentar bersama Ruhaan?, aku ingin berbicara pada Ruhaan."

"Baiklah pi. Ruhaan bisa kau ikut aku sebentar, papi ingin bicara." ucap Meera yang disetujui langsung oleh Ruhaan.

"Halo papi, aku dan Ruhaan sudah menjauh. Katakan ada apa?" ucap Meera setelah sedikit menjauh dari teman temannya.

CONFUSING LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang