Part 50__Hero Baru

86 21 309
                                    

Assalamualaikum, hai 🤗

Maafkan kalo ada typo d.l.l

Selamat membaca:)

##

Nandini berjalan kearah kamar Meera, sejak datang dia tidak keluar, dan tidak ada yang masuk kedalam kamarnya. Hanya Khabir, itupun memaksa, katanya; dia sedang capek karena dinista Roop, butuh ketenangan. Karena kasian Meera mengizinkan.

"Kenapa Meera tak keluar? Aku jadi khawatir." Nandini menyentuh pintu, sebelum mengetuknya.

Tok... tok...

Ceklek!

Senyuman di wajah Nandini muncul, saat pintu terbuka.

"Mi?" sambut Meera yang kebingungan melihat sang Ibu.

Secara tiba-tiba Nandini memeluknya, untung saja Meera berhasil membuat tubuhnya imbang. Segera ia membalas pelukan itu, seraya bertanya.

"Ada apa, Mi?"

"Tidak ada, Mami menjadi khawatir karena kau tidak keluar." Nandini menangkup wajah Meera.

"Ooh, aku capek saja Mi. Butuh istirahat, dan aku juga lagi maraton film. Tenang saja, ya, aku tak berbuat macam-macam."

Sang ibu hanya tersenyum, Nandini meneliti penampilan anaknya yang terlihat rapi. "Kau mau kemana?"

"Pertunangan Arjun. Khabir dan Kakak juga ikut. Ini mau memangilnya," saat Meera akan pergi kearah lantai dua, ia dan Nandini dikejutkan dengan teriakan Sameer.

"Ada apa itu?" Nandini dan Meera bergegas menuju ruang tengah, tempat keributan itu terjadi.

"Mau apalagi?!" Sameer membentak seorang pria yang berdiri di samping Sejal.

Ruhaan, walaupun mendapatkan bentakan dia tak tersinggung sama sekali, justru menanggapi perkataan Sameer dengan senyuman manis.

"Jangan tersenyum! Aku benci melihatnya! Aku benci segala yang berhubungan denganmu!"

"Ruhaan..." panggil Meera, sebelum ia berjalan menuju Ruhaan.

"Oh pantas saja," Sameer menatap keduanya remeh. "Nikmati momen kalian bertiga, untuk terakhir kalinya." selepasnya, Sameer pergi kearah ruang kerja.

Berbeda dengan Sameer yang tidak menerima kehadiran Ruhaan, Nandini tampak belajar menerimanya, "Kalian ingin pergi ke Arjun?"

"Iya, aku kesini untuk menjemput Meera."

"Tapi aku bersama Khabir, dan Roop. Karena kak Veera menyusul, bagaimana?"

"Kalian berangkat bersama saja, itu lebih menghemat bahan bakar. Juga ramai," saran Nandini.

Masalah langsung terpecahkan, sebelum itu Meera mengajak Ruhaan menjemput Khabir dilantai atas. "Mi, boleh mengajak Ruhaan ke Khabir?"

Nandini mengangguk.

Ruhaan mengikuti langkah Meera, sementara Sejal berbincang bersama Nandini.

"Bagaimana bayiku?" Ruhaan menyempatkan diri untuk bertanya, ditengah perjalanan mereka.

"Baik, dia tidak menyusahkan sama sekali. Tidak merepotkan juga, aku sangat menikmati momen ini."

"Belum itu, tunggu saja beberapa bulan lagi. Aku harus siap raga dan jiwa untuk permintaanmu, semoga saja kau tidak seperti Roop dan Kak Leela." kekeh Ruhaan diakhir kalimat.

"Tapi aku berharap lebih parah," canda Meera.

"Ya tentu, semua istri akan bahagia melihat suaminya tersiksa."

CONFUSING LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang