Part 58__Ayan Agarwal

84 17 126
                                    

Assalamualaikum, hai 🤗

Maaf kalo ada typo d.l.l

Selamat membaca:)

##

Setelah mendengar kenyataan pahit tadi; semua orang terduduk melemas. Khabir sudah ada di pelukan Veera, mereka berdua kompakan menangis dengan keras. Begitu juga yang lainnya.

"Kenapa...? Kenapa, Veer? Putriku..." tangis Ria memukul sesekali dada suaminya.

"Veer! Kenapa?!" jerit Ria tak terima.

Sang suami dengan sigap menariknya kedalam pelukan, membelai lembut rambut Ria sambil mengecup keningnya.

"Usia Roop masih sangat muda; 20 tahun... seharusnya dia tidak hamil di usianya ini," celetuk Kabir yang tadi agak shock melihat usia Roop.

Ria dan Veer saling memandang, rasa bersalah menyelimuti keduanya. Dulu mereka sempat menolak lamaran Sameer, tapi setelah mempertimbangkan dengan matang, keduanya menerima lamaran tersebut, itupun atas persetujuan Roop.

"Veer, ini salah... seharusnya dulu kita tidak menikahkan Roop dulu... mungkin dia tidak akan mengalami nasib seperti aku...." tangis Ria.

Nandini mengelus punggung Ria, sembari berucap. "Ria, ini tidak salah. Jodoh tidak ada yang tahu, begitu juga takdir."

Ria menoleh kearah Nandini, dia melayangkan tatapan penuh kesedihan. Sebelum akhirnya memeluk Nandini erat.

Kabir kembali berdeham, "Eumm... bibi Ria, maaf aku buka luka lama... aku tak bermaksud..."

"Tidak apa," balas Veer ikhlas.

"Dulu, saat aku menikah untuk kedua kalinya bersama Ria, usianya baru 24 tahun." cerita Veer yang mampu membuat anak muda disana tercengang.

"Kedua kalinya? Jadi..." Ruhaan menggantung kalimatnya dengan wajah shock.

"Iya, kami lahir bukan dari rahim Mama." jawab Ram seadanya, "Pernah tidak kau berpikir, kenapa usiaku dan Mama Ria hanya memiliki jarak 10 tahun saja?"

Ucapan Ram itu membuat semua orang mulai bertanya-tanya, selama ini mereka tidak sadar dengan jarak usia diantara Ram dan Ria. Lalu Prem, nampak yang paling shock.

"Kakak tau, tapi kenapa aku tidak tau ini?!" Prem berdiri menuju Veer dan Ria, dia berlutut didepan keduanya.

"Kau tau nak, mungkin saja kau lupa. Saat itu kau masih anak-anak," Veer dengan senyuman membelai wajah putranya.

"Lupa, ya? Aku kira tak dikasih tau," Prem menyengir polos, dia juga menggaruk tengkuknya.

Ria dibuat tersenyum melihat kelakuan anak kesayangannya ini. Begitupun yang lainnya, untuk beberapa detik masalah Roop terlupakan.

"Di usianya yang ke 25, Ria hamil. Kami bersuka cita, tapi... Tuhan berkehendak lain. Saat usia kehamilan Ria 8 bulan, dia harus rela kehilangan bayinya. Ria jatuh dari tangga... dan..." Veer menghapus air matanya, dia menatap ke langit-langit rumah sakit.

"...aku tidak bisa hamil lagi sejak itu, karena aku yang masih terhitung muda. Apalagi Roop, dia masih belia..." Ria melanjutkan kalimat suaminya dengan air mata yang mengalir.

Prem tanpa kata memeluk ibunya erat, seolah tak ingin melihat air mata di mata wanita tercintanya. "Jangan, Ma... jangan menangis..."

Ria membalas pelukan Prem, sembari membelai wajah anaknya, dia berucap. "Kau bertanya dulu kenapa huruf pertama namamu P, buka R 'kan?"

CONFUSING LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang