Chapter 10

1.3K 131 0
                                    

Happy Reading
___________________________________________

22 Juli 2022

Zee dan Gracia telah tiba di sekolah. Mereka berjalan menelusuri koridor yang ramai oleh siswa dari sekolahnya maupun para pemain yang akan bertanding pada hari ini. Dari kejauhan terlihat Olla dan Mira berjalan dari arah kelas menuju ke aula sekolah.

"La,Mir, mau kemana lo?"teriak Zee.

"Aula, opung mau tanding" ucap Olla tak kalah teriak. Mira yang ada di samping Olla menoyor kepalanya. "Heh nggak usah teriak teriak ogeb, ini bukan hutan" ucap Mira.

"Lo kok noyor gue, Zee tuu yang teriak duluan" protes Ollah.

"Lu juga sama!!"cibir Mira. Olla hanya mendengus kesal. "Gre, Zee, kita duluan ke aula ya, gue mau ngetes peralatan" ucap Mira kemudian menarik lengan Olla.

"Iya, ntar kita nyusul bareng yang lain" ucap Gracia. Zee dan Gracia berjalan menuju kelas mereka.

Tak lama kemudian, datang Jinan, Lulu dan Oniel. "Gimana kaki lo, Gre, masih sakit? Sory ya gue nggak bisa nonton pertandingan kemarin, gue ma Lulu ngurus persiapan beberapa pertandingan yang lain juga" ucap Jinan.

"Sans aja, Nan, kita ngerti kok, kaki gue udah mendingan, tapi gara - gara nih bocah sialan, kaki gue nyeri lagi" ucap Gracia sambil menoyor kepala Zee yang duduk di sebelahnya.

"Kok gue sih, gue injek ni ye kaki lo" protes Zee.

"Eh eh jangan macem macem lo, kaki gue lo injek, gua buang tu mainan dinosaurus di kamar lo" ancam Gracia.

Zee yang diancam oleh Gracia dengan mainan dino nya, seketika menekuk wajahnya cemberut. Jinan dan yang lainnya tertawa melihat tingkah mereka berdua.

"Udah gak usah berantem, yok ke aula, ntar lagi udah mau mulai nih, eh btw Adel mana kok nggak ada?" ucap Oniel melirik kesana kemari. Gracia dan Zee mengendikkan bahu pertanda tidak tau.

"Yaudah yuk kita ke aula, siapa tau Adel udah ada di sana" ucap Jinan. Mereka akhirnya memutuskan untuk ke aula. Sesampai disana, kondisi aula sudah ramai.

"Wedeeh ramai beud nih, pecinta e-sport emang gada lawan ye" ucap Lulu.

"Masih ada yang kosong nggak nih?" tanya Zee yang tidak melihat satupun kursi kosong buat mereka.

"Tenang, ketua panitia ada disini" ucap Oniel.

Jinan yang mendengar perkataan Oniel hanya geleng geleng kepala. "Ayo ikut gue ke depan, gue udah nyimpan tempat buat anak panitia, nanti kita duduk di situ aja" ucap Jinan yang diangguki oleh teman temannya.

Mereka mengekori Jinan berjalan ke kursi di bagian samping panggung tempat dimana seharusnya untuk panitia. Saat berjalan turun, Gracia melihat seseorang yang selalu membuatnya penasaran. Tiba tiba orang itu menoleh ke arah Gracia. Terjadi kontak mata diantara mereka.

Deg

"Ada apa dengan jantung gue? Kok akhir akhir ini gue kayak hampir serangan jantung kalo liat dia" batin orang itu.

Buru buru ia memutuskan kontak mata dengan Gracia. Ia mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Shani, ada apa?" ucap orang yang duduk di sebelahnya.

"Hah? Nggak, gue nggak apa apa" ucap Shani. Shani kemudian melirik sekilas kearah Gracia yang kini sudah berjalan menjauh.

"Shan, temenin gue ke toilet" ucap Shani yang kini menarik tangan Shania berdiri dari tempat duduknya. Shania mengekori Shani berjalan melewati banyak penonton sambil berpegangan tangan.

The WolfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang