01 Mei 2023
"Mah, Ve boleh masuk?" izin Verisca.
"Iya sayang, masuk aja, pintunya mama gak kunci kok" sahut sang mama dari dalam kamar.
Setelah mendapatkan izin dari sang mama, Verisca memutar handle pintu dan mendorong perlahan pintu kayu tersebut.
"Mama kok di kamar aja, aku nyariin loh dari tadi"
"Mama cuma pengen istirahat aja kok, kamu udah makan nak? Adik - adik kamu udah pulang? Kok mama gak denger ya?"
"Udah mah, tadi Gaby ngajakin aku makan bareng, adik - adik katanya lagi nginep di rumah Chika anak dr. Sandra loh mah, kata Shania udah ngechat mama tuh"
"Oh ya, aduh mama gak denger, bentar deh" sang mama segera mencari handphone miliknya dan mengechek chat si kembar. "Iya, Shania udah chat mama, syukur deh kalo Shani udah bareng Shania" lanjutnya.
"Mah...."
"Iya sayang" ucap sang mama kemudian meletakkan handphone miliknya setelah membalas chat Shania.
"Aku mau nanya sesuatu" ucap Verisca sedikit terdengar ragu namun mudah saja di baca oleh sang mama.
"Kakak mau nanya apa, kalo mama bisa jawab, mama pasti jawab" ucapnya mengusap surai sang anak yang kini sudah dewasa.
Verisca terdiam sejenak. Perlahan ia membuka tas yang ia bawa dan mengeluarkan sebuah amplop coklat. Tangannya terulur memegang benda tersebut ke hadapan sang mama.
"Apa nih kak?"
"Mama buka aja dulu, mungkin mama lebih tahu soal isi dari amplop ini"
Sang mama segera membuka amplop tersebut kemudian membaca tulisan dalam sebuah kertas yang ada disana. Sebuah tulisan tangan yang sangat terjaga dengan baik. Kata demi kata terangkai dalam tulisan itu, hingga tanpa sadar sang mama meneteskan air mata.
"Kakak dapat surat ini dari mana?" tanya sang mama sembari mengusap pipinya yang telah basah.
"Aku dapat ini di rumah Gre, mah. Aku minta bantuan Gaby untuk nyari tahu apa yang selama ini aku cari, dan sekarang aku udah menemukan dia mah, orang yang harusnya papa minta maaf padanya. Aku gak marah sama papa, tapi sikap papa yang keras meminta pada om Boby saat itu, hingga setelah kejadian itu, keluarga mereka hilang entah kemana"
Flashback
"Ve, ayo masuk" ajak Gaby mempersilahkan temannya itu untuk masuk ke dalam rumah. Verisca pun mengangguk dan segera masuk mengekori Gaby. Ia melirik sekitar, rumah yang cukup luas ini, tertata rapi, bersih, namu sedikit...sunyi. Tidak, lebih tepatnya cukup sunyi jika hanya di tinggali berdua oleh sahabatnya itu beserta adik dari teman sahabatnya yang sudah ia anggap adik kandung, Gracia.
Namun satu hal yang cukup mengherankan untuk Ve, rumah sebesar ini tak ada satupun identitas pemilik yang terpampang di dinding layaknya rumah pada umumnya yang berlomba - lomba untuk memamerkan siapa sang pemilik rumah tersebut. Langkah mereka pun terhenti di sebuah ruang keluarga yang cukup tertata. Pencetus desain interior dari rumah ini bukan orang biasa, mungkin juga seorang design interior handal dengan jam terbang yang tidak biasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Wolf
Teen Fictiondisaat kamu dipertemukan oleh dua pilihan, antara cinta dan persahabatan, mana yang akan kamu pilih? Ini hanya cerita fiksi. Kesamaan nama dan karakter dari tokoh utama, tidak ada sangkut paut dengan kehidupan pribadi di real life ya..