Chapter 23

1.1K 133 3
                                    

Happy Reading
___________________________________________

20 Agustus 2022

*Flashback On*

"Gue ngerasa familiar di rumah ini, lo sebenarnya siapa sih, Ge?"

Satu pertanyaan yang bersarang di benak Shani akhirnya lolos ia ucapkan. Namun bukannya jawaban yang Gracia berikan, ia hanya menatap Shani dengan tatapan bingungnya. Shani memberanikan diri untuk membalas tatapan Gracia, mencari jawaban dari apa yang ia rasakan, meneliti setiap inci wajah orang yang berada di hadapannya itu.

Terlalu larut dengan apa yang mereka lakukan, tanpa sadar Zee sudah berdiri di samping. Ia mencondongkan wajahnya kedepan, "Tatap mata ojan, tatap.. tatap.. taataaap" Gracia dan Shani yang mendenger ucapan Zee seketika memutuskan kontak mata mereka dan mengalihkan pandangan kearah lain.

"Sialan nih bocil, kaget kan gue" batin Gracia. Zee tertawa keras dan segera berlari menjauh untuk menghindari amukan Gracia. "Udah tatap - tatapannya, perut lo ga bakalan kenyang, ci" ledek Zee.

"Heh bocil, jangan lari lo, bantuin gue jalan nih" gerutu Gracia.

"Tadi lo bisa jalan sendiri, balik juga jalan sendiri dong, atau lo minta bantuan sama noh bidadari noh"

"Zeeee!!!! Awas lo ye, gue buang lo di kali Ciliwung" kesal Gracia, sedangkan Zee sudah berlalu pergi ke ruang tengah.

Gracia membuang nafasnya kasar, kemudian menoleh ke arah Shani, berharap makhluk Tuhan satu ini mau membantunya. Belum sempat ia mengeluarkan satu kata dari mulutnya, Shani sudah berdiri dari duduknya dan berjalan mendahului Gracia. Gracia cengo dibuatnya, "ya Tuhan, jangan tambah dosa anakmu ini jika memaki bidadari ciptaanmu". Ia tertunduk lesu.

Namun semenit kemudian, sebuah tangan tiba - tiba menggenggam tangan Gracia. Ia mendongak ke atas, dan di dapatinya Shani kembali untuk membantunya berjalan. Digenggamnya kembali tangan Shani dengan erat untuk menopang tubuhnya.

"Thanks, Shan" ucap Gracia dengan senyum tulusnya.

"Hm".

*Flashback off*

• • •

"Mir, bener nih jalannya?" teriak Olla di balik helm full facenya.

"Bener kok, tenang aja, percaya ama gue" teriak Mira balik.

Zee mensejajarkan laju motornya ke sebelah Adel dan Oniel, "Guys, agak lebih cepet yuk, keburu magrib nih", mereka mengangguk dan melajukan motornya lebih cepat.

45 menit kemudian mereka telah sampai di gerbang sebuah perkampungan.

"Udah bener nih, nanya di kios itu aja kali ya?" ucap Mira. Merekapun turun dari motor, berjalan menuju kios sederhana yang berada di sudut jalan kampung

"Misi pak" sapa Mira

"Iya neng, aya naon?" Sapa pria itu sopan.

"Saya mau tanya alamat ini pak, apakah benar di sini?" Mira memberikan secarik kertas yang ia bawa.

Pria itupun mengambil kertas yang di berikan Mira, "Oh, ini alamat rumah nini Ainun, ada perlu apa ya eneng - eneng ini mencari rumah nini Ainun?"

"Kami temen - temen Ara dari Jakarta pak, kebetulan sudah beberapa hari kami tidak melihat Ara, setelah tau Ara ada di sini, kami memutuskan untuk kesini" jelas Zee

The WolfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang