Chapter 52

1K 120 12
                                    

07 Januari 2023

"Kang... Kang..." ucap seorang pemuda sambil menepuk - nepuk pundak pria yang lebih tua darinya.

"Aya naon?" tanya pria itu.

Pemuda itu menunjuk ke satu arah, "Liat tuh kang, eta saha?" ia merasa penasaran namun juga takut jika yang ia lihat adalah penunggu hutan.

"Astagfirullah, eta jalmi atawa jurig?" ucap pria itu lagi merinding.

"Jangan nakutin atuh kang..." ucap pemuda itu ikut merinding sambil melihat sekeliling.

"Ayo kesana kita liat, jangan jadi pengecut maneh" pria itupun memutuskan untuk mendekati sesuatu yang masih mereka terka.

Dengan berjalan perlahan, sambil terus berdoa membaca apapun doa yang mereka ingat agar tidak di kagetkan oleh penunggu hutan. Hingga saat posisi mereka tinggal selangkah, pemuda itu kembali menepuk pundak pria itu.

"Kang.. Kang.. Orang kang... Tuh ada kaki" ucapnya sambil mengarahkan cahaya lampu senter yang ia pegang. Namun saat ia menyorot ke arah wajah orang tersebut, mereka terkejut dengan baju yang di gunakan orang tersebut sudah berlumuran darah, sedangkan wajahnya di penuhi luka.

"Eh si eneng masih idup, ayuk tulungin" mereka pun segera mengangkat tubuh orang itu dan membawanya ke pemukiman warga.

Setibanya dikampung, pemuda itu segera memanggil dokter yang sememtara magang di kampung terpencil itu untuk memeriksa kondisi gadis yang mereka temukan tadi.

"Hampura dok, gimana si eneng? Baik - baik saja?" tanya pria itu.

Dokter melepaskan peralatannya kemudian permisi sebentar untuk menelpon seseorang. Hingga setelah selesai, dokter itupun berbicara kepada dua orang yang menemukan gadis itu.

"Sepertinya kondisi gadis ini sedang dalam memprihatinkan, saya sudah menelpon beberapa RS besar di kota, namun peralatan kurang memadai. Jika tidak keberatan saya akan membawa gadis ini ke Jakarta, dan saya butuh salah satu diantara kalian untuk menemaninya" ucap dokter itu.

Mereka pun saling pandang merasa bingung. Mereka tidak ingin terlibat jauh, karena bagaimanapun juga mereka tidak mengetahui asal usul gadis tersebut. Namun dengan usaha dokter untuk meyakinkan, salah satu dari mereka pun mengiyakan permintaan dokter itu.

 Namun dengan usaha dokter untuk meyakinkan, salah satu dari mereka pun mengiyakan permintaan dokter itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari minggu bertepatan dengan hari terakhir libur Gracia dan teman - temannya. Maka dari itu mereka pun memutuskan untuk hangout bersama dan janjian bertemu di cafe sebuah mall.

Gracia, Chika, Zee dan Fiony tiba terlebih dahulu. Mereka mencari tempat duduk dan menyiapkan juga untuk teman - temannya. Tak lama kemudian, Jinan dan Cindy pun tiba.

The WolfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang