Chapter 2

3.1K 235 2
                                    

Happy Reading
___________________________________________

12 Juli 2022

9 tahun kemudian

Pukul 03.45 pagi, seorang gadis remaja dengan wajah malas dan ngantuk berat sedang memaksakan dirinya bangun karena akan bepergian ke suatu tempat bersama pamannya. Entah untuk apa pamannya mengajaknya sedini hari, padahal waktu untuk latihan beladirinya selalu di mulai pukul 06.00.

Dengan wajah sedikit dongkol ia menuju kamar mandi dan melakukan mandi ala ninja hatori lewati lembah atau kata lain mandi dua jari tak lupa pula dengan sikat gigi. Setelah selesai dengan ritual "mandi" kemudian ia berjalan menuju lemari untuk mengganti pakaian. Memilih baju tanpa lengan serta celana panjang yang selalu dia gunakan saat latihan beladiri.

Walaupun dia seorang gadis, tapi tubuhnya tidak kalah atletis. Setelah selesai ia mengambil tas jinjing olahraga dan jaket kulit yang selalu ia gunakan, kemudian berjalan menuju lantai satu di mana pamannya telah menunggunya.

"Gimana? sudah siap?" tanya Hendra kemudian diangguki oleh gadis tersebut.

"Kita mau kemana sih om pagi buta gini, hoaaam? Bukannya jam latihan aku pukul 06.00 pagi ya? tanya gadis itu.

Sang paman hanya terkekeh pelan, "Soalnya kamu tuh tidurnya kebo, susah buat di bangunin, kalo berangkatnya pagi, kesiangan nantinya" terang Hendra, kemudian berdiri menuju kearah mobil yang terparkir di halaman rumah.

Gadis itu menggerutu kesal. Tanpa berlama-lama ia pun menyusul pamannya masuk kedalam mobil.

"Pakai seatbeltnya dulu" titah Hendra kepada keponakannya itu yang kemudian langsung dilaksanakan oleh si gadis. Setelah itu mobil pun melaju dengam kecepatan sedang.

"Oh iya gimana liburannya, Gre? Besok udah mulai sekolah, kan?" tanya Hendra sambil tetap fokus ke arah jalan. Namun tak ada sahutan ataupun jawaban dari si gadis yang mengharuskan Hendra menoleh ke arahnya.

"Udah tidur ternyata" gumam Hendra yang tersenyum tipis.

Hendra menepikan mobilnya di jalur kiri jalan raya, untung saja jalanan sedang lenggang sehingga tidak perlu mendapatkan amukan dari pengemudi lain jika berhenti sembarangan. Hendra mengambi jaket dan menyelimuti gadis itu.

1,5 jam perjalanan akhirnya mereka telah sampai di tempat tujuan. Di sebuah villa khas model rumah-rumah ditengah hutan yang sejuk, pohon menjulang tinggi dan sudah pasti sunyi, senyap.

"Gre bangun..., Gree ayo bangun..., om tinggal loh kalo kamu nggak bangun" ancam Hendra, si gadis akhirnya bangun dan bergerak keluar dari mobil.

"Om kita ini dimana?" tanya gadis yang di sapa Gre tersebut. Namun Hendra tetap berjalan menuju villa, mau tidak mau Gre harus menyusul pamannya itu.

"Selamat pagi tuan Hendra" sapa orang tersebut yang di balas oleh Hendra.

"Selamat pagi juga pak Beny, bagaimana persiapannya, apa sudah selesai?" tanya Hendra kepada orang yang di sapa Beny.

"Sudah tuan, semua sudah siap, tinggal dimulai saja" ucap Beny.

"Baiklah mohon bantuannya pak, oh iya sebelumnya saya perkenalkan dahulu keponakan saya, Gre ayo sini".

The WolfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang