Chapter 50

824 121 15
                                    

Happy Reading
___________________________________________

31 Desember 2022

Sudah dua hari sejak hilangnya Gracia dan Ara, sebagai pemimpin rombongan, Kinal segera melaporkan hal ini kepada tim SAR di wilayah tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah dua hari sejak hilangnya Gracia dan Ara, sebagai pemimpin rombongan, Kinal segera melaporkan hal ini kepada tim SAR di wilayah tersebut.

Tim SAR dengan sigap melakukan pencarian. Kinal dan teman - temannya pun siap membantu, namun hanya beberapa orang saja, selebihnya mereka akan di antar kembali untuk pulang ke Jakarta.

Tak ada yang menolak dengan keputusan Kinal, kecuali Shani. Gadis itu kekeuh ingin ikut mencari, padahal tubuh Shani  masih demam. Apalagi melihat wajah memelas sahabatnya yang ingin mengabulkan permintaan pujaan hatinya. Bucin akut memang.

Setelah mendapatkan arahan, merekapun bergegas untuk menyisir wilayah tersebut di beberapa titik penting.

Beberapa jam berlalu, cuaca kembali kurang bersahabat. Langit menggelap seakan hujan akan turun lebat hari ini. Pencarian pun terpaksa di hentikan, namun berbeda dengan tim Shania yang terjadi sedikit perdebatan.

"Gue nggak mau pulang!!! Gue tetep bakal nyari Gee!!!" ucap Shani

"Shani, jangan batu deh, udah mulai hujan, ntar lo tambah sakit" sahut Shania

"Kamu mau nyari Gracia kemana juga gak akan mungkin ketemu dalam sekejap, kita kembali ke camp sambil nunggu cuaca membaik" ucap Vienny ikut menasehati.

"Gue nggak minta pendapat lo ya kak!!" bentak Shani. Tekadnya tetap bulat ingin mecari Gracia.

"Shani!!!" ucap Shania dengan intonasi meninggi. Ia pun menahan lengan Shani saat Shani melangkahkan kakinya.

"Lepas Shania!!! Aku mau nyari Gee hiks, tolong lepasin hiks"

"Shani, gue juga khawatir dengan kondisi kak Gre, tapi lo juga jangan bodoh, nanti kita cari kak Gre bareng - bareng lagi" Chika mencoba memberi pengertian kepada Shani, namun Shani masih menolak.

Hujan semakin deras, tidak ada persiapan yang mereka lakukan untuk menangani kondisi alam yang satu itu. Zee sedari tadi hanya diam, tiba - tiba mendekat ke arah Shani secara spontan memukul titik saraf yang membuat Shani pingsan seketika.

Bugh

"Zee!!!" Lo apa - apaan hah?!!" bentak Vienny yang langsung menarik kerah hoodie Zee dan melayangkan pukulan tepat di wajahnya.

Bugh

Zee tersungkur jatuh di atas tanah. Sudut bibirnya mengeluarkan darah. Vienny yang tersulut emosi, ingin melayangkan sekali lagi pukulan di wajah Zee namun Chika segera menariknya mundur.

Gadis itu pun menatap tajam ke arah Vienny. "Kakak yang apa - apaan main pukul orang?! Mau sok jago?!!"

"Temen lo duluan yang mukul Shani sampai pingsan, lo gak liat hah?!"

The WolfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang