Chapter 60

1K 95 58
                                    

4 Februari 2024

"AAAARRRGGGHHH ANJING HIKS, BANGSAT AAAARRRRGGGHH"

Zee melampiaskan emosinya pada tembok di ruang jenazah. Adel mencoba menenangkan, namun ia juga merasakan hal yang sama. Sedangkan Jinan, Mira dan Lulu hanya bisa menangis sambil berpelukan menatap tubuh kaku dua sahabat mereka.

"Zee... Hei liat aku"

Fiony ikut menangis melihat Zee yang begitu terpukul kehilangan dua sahabatnya sekaligus.

"Zee udah ya.. Udah.."

Fiony menggenggam erat kedua tangan Zee lalu menarik tubuh gadis itu dalam pelukan. Zee membalas pelukan itu lebih erat dan menangis sejadi-jadinya. Fiony mengelus pelan punggung Zee memberikan rasa tenang.

Adel yang sedari tadi berada di belakang Zee, kini mundur beberapa langkah, kemudian luruh ke lantai sambil bersandar ke tembok. Ashel berjalan mendekati Adel. Ia ikut berjongkok di hadapan Adel.

"Del..." panggil Ashel selembut mungkin.

Adel mendongakkan kepalanya yang ia tangkupkan dilipatan tangan. Mata Adel masih berair, bahkan aliran air mata itu semakin deras. Ashel mengulurkan tangannya menghapus air mata itu.

"Shel, mereka jahat ninggalin gue lagi" ucap Adel dengan suara bergetar.

Ashel menggeleng. Ia menyangkal ucapan Adel. Ia yakin kedua sahabat Adel itu adalah orang-orang yang baik. Walaupun ia baru sebentar mengenal Olla dan Oniel, tapi pembawaan mereka yang menyenangkan membuatnya bisa seyakin itu.

"Jangan mikir aneh-aneh ya, mereka gak jahat, ini udah takdir temen-temen kamu, ikhlasin ya" ucap Ashel sesekali mengusap air matanya sendiri.

Bebera saat kemudian, Gita dan Dey kembali keruang mayat setelah mengurus administrasi untuk kepulangan jenazah kedua sahabat mereka.

"Nan, semua udah siap, mobil jenazah bakal bantu kita ngewaba mereka balik ke rumah masing-masing, kalian harus milih mau nganterin siapa" ujar Gita.

"Bener Nan, gue juga ngehubungin keluarga Olla dan Oniel" sambung Dey.

Jinan yang merasa tubuhnya lemas hanya bisa mengangguki ucapan kedua temannya itu. Ia pun menatap Zee dan yang lainnya.

"Guys, kita bagi dua tim ya, yang mau ikut ngaterin Olla bisa bareng gue, yang mau nganterin Oniel bareng Gita" ucap Dey mengambil alih peran Jinan.

Jinan Cs pun membagi posisi. Adel, dan Zee ikut bersama Gita sedangkan Jinan, Lulu dan Mira ikut bersama Dey. Tidak berselang lama, beberapa suster pun masuk dan mempersiapkan kedua jenazah untuk dibawa ke mobil jenazah masing-masing.

"Guys, apa kita harus ngabarin ciGre? Gue takut dia marah kalo kita gak ngasih tau" tanya Zee.

Jinan dan yang lainnya kembali terdiam sejenak. Mereka baru mengingat belum sama sekali mengabari Gracia keadaan kedua sahabatnya. Sedari tadi Gracia menanyakan keadaan Olla dan Oniel, namun mereka tidak kuasa, karena keadaan Gracia juga yang cukup lemah ditambah lagi masalah keluarga yang ia baru ketahui.

"Biar gue yang bicara dengan Cia setelah pemakaman selesai, gue yakin Cia pasti mengerti" usul Gita. Merekapun setuju dan kembali berjalan menyusul para suster yang sudah lebih dulu mendahului mereka.

Saat kedua jenazah hendak di naikkan ke atas mobil, suara seseorang yang sangat familiar bagi Jinan Cs maupun Gita, dan Dey Cs menghentikan pergerakan para perawat itu.

"Tunggu..."

Sontak Jinan Cs, Gita, Dey Cs menoleh ke arah asal suara. Tatapan mereka kembali menjadi sendu terutama untuk Jinan Cs yang menundukkan kepalanya. Mereka tidak sanggup menatap seseorang yang kini berjalan sempoyongan dengan ekspresi marah namun air mata terus mengalir di pipinya. Dua orang lainnya yang mengikuti orang itu berusaha menahan tubuh rapuh itu agar tidak terjatuh mengenai aspal jalan.

The WolfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang