Chapter 37

1K 123 2
                                    

Happy Reading
___________________________________________

05 Oktober 2022

Tok tok tok

"Non Gree, banguuun... Nanti kesiangan loh"

Ceklek

"Iya bi, aku udah bangun kok" ucap Gracia cengengesan melihat wajah bibi yang tampak kaget.

"Udah rapih, toh... yaudah turun sarapan dulu"

"Aku sarapan di sekolah aja deh bi, soalnya mau jemput pawang"

"Pawang? Emangnya non Gre lagi ada kegiatan di kebun binatang?" tanya bibi bingung.

"Bibi mah.... Lebih polos dari dedek" batin Gracia.

"Temen biii... Temen.."

"Ooohh temen non Gre namanya pawang? Unik ya"

"Udah ya bii, daaahh" ucap Gracia buru - buru pamit setelah menyalimi tangan bibi nya.

Ia pun segera berlari menuju garasi rumahnya. Kemudian menaiki motor sport kesayangannya yang sudah lama ia tidak gunakan sejak insiden cedera kaki yang dialami. Ia menyalakan mesin motor tersebut dan melajukan dengan kecepatan sedang.

20 menit perjalanan, Gracia tiba di tempat tujuan. Ia mengambil handphone nya di saku jaket, kemudian membuka salah satu room chat. Ia mengirimkan pesan chat untuk seseorang. Setelah itu ia menunggu balasan dari orang tersebut.

Ting!

Satu notifikasi chat masuk. Gracia segera membuka chat tersebut.

Sunshine🌤️
Oke... Aku pamit ke mama dulu...

Gracia tersenyum, tanpa membalas, ia memasukkan kembali handphone nya ke dalam saku kemudian kembali menunggu orang tersebut.

Beberapa menit kemudian, seorang gadis kini berjalan ke arah Gracia.

"Gee..." Gracia tersenyum meliat seseorang yang kini sudah berdiri di sebelahnya.

"Maaf ya lama, mama buatin aku bekal dulu" ucap Shani. Ya, Gracia mengajak Shani untuk pergi sekolah bersama, padahal sekolahnya aja beda.

"Bayi gede ya" ledek Gracia.

Shani memutar matanya malas. Gracia terkekeh melihat ekspresi kesal Shani.

"Yuk langsung" ajak Gracia.

Gracia menyerahkan helm cadangan miliknya kepada Shani, kemudian membantunya untuk naik ke atas motor.

Gracia kembali melajukan motornya. Untung saja pagi ini belum memasuki jam macet, sehingga Gracia bisa santai, fikirnya.

Saat berada di lampu merah, Gracia menghentikan motornya. Hingga beberapa saat kemudian, dua orang remaja seumurannya berhenti tepat di sebelah motor Gracia. Mereka menatap penuh arti ke arah Shani.

Shani yang di tatap seperti itu merasa risih dan berusaha untuk menutup bagian pahanya yang sedikit terekspose. Gracia pun menyadari hal tersebut, membuka jaket yang ia gunakan.

"Nih, pake"

"Kok dilepas?"

"Buat nutupin itu, daripada jadi tontonan gratis"

"Makasih Gee" Shani mengambil jaket Gracia dan menutup bagian pahanya. Gracia mengangguk kemudian menatap kedua remaja itu.

"Belum pernah liat yang bening ya, bro? Mau gue bantu colok tuh mata?!!" gertak Gracia.

The WolfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang