Chapter 38

987 134 15
                                    

Happy Reading
___________________________________________

10 Oktober 2020

"Siang Babeh" sapa Gracia sambil menyalimi tangan seorang pria paruh baya yang di panggil Babeh.

"Eh neng Gre, neng Zee, dari mana aja? Tumben baru keliatan di basecamp?" tanya Babeh.

"Biasa Beh, anak muda..., hiling.. hiling" ucap Zee terkekeh.

"Oh iya neng cantik berdua ini, siapa? Babeh baru liat"

"Bidadari nyasar, Beh" canda Gracia.

"Bidadari bisa nyasar juga ya neng ke warung Babeh" ucapnya. Gracia dan Zee tertawa.

"Beh, kita masuk dulu ya, udah di tungguin" pamit Gracia dan dipersilahkan oleh Babeh.

Sedikit cerita soal Babeh, beliau adalah seorang pria paruh baya yang dulunya bekerja sebagai pemulung. Singkat cerita, Babeh pernah menolong Gracia dari pengeroyokan geng motor sebelum terbentuknya The Wolf.

Karena itulah membuat Gracia sangat berhutang budi, hingga iapun bertekad untuk membantu perekonomian Babeh dengan membuat warung kopi kecil - kecilan. Setelah The Wolf terbentuk, basecamp mereka pun bersebelahan dengan warung babe.

Babeh pula yang mengajarkan pertama kali tentang silat kepada Gracia. Bisa dikatakan, Babeh ini adalah jawara betawi asli dan Gracia sangat beruntung bisa menjadi murid Babeh.

Gracia, Shani, Zee dan Fiony segera masuk ke dalam basecamp menemui Jinan dan yang lainnya.

"Halo guys" sapa Gracia saat berada di depan pintu. Semua pun menoleh ke asal suara dan berdiri menemui Gracia dengan wajah senang.

"Apa kabar boss? Wedeeeh balik - balik makin cakep aja" goda Bams terkekeh.

"Gue baik kok, iya dong, kan gue udah cakep dari sononya" pede Gracia.

"Iyain aja biar cepet" celetuk Don. Semua pun terkekeh.

"Boss lo ngga lupa kan?" tanya Bams. Gracia pun mengangguk dan memindahkan tasnya ke depan, setelah itu membuka resleting tasnya untuk mengeluarkan sebuah kotak.

"Nih, bagi - bagi dah tu, jangan rebutan kek boc...." ucapan Gracia terpotong kala anggota gengnya saling berebutan untuk mengambil ole - ole dari Gracia.

Gracia menarik tubuh Shani yang berada di sampingnya untuk mundur beberapa langkah agar tidak terdorong CSnya.

Setelah selesai, mereka kembali ke tempat duduk masing - masing tanpa mengucapkan terima kasih , emang akhlaqless kadang - kadang.

Gracia menggelengkan kepalanya kemudian kembali masuk di ikuti Shani, Zee dan Fiony. Namun langkah Zee dan Fiony kembali terhenti saat Fiony tiba - tiba meremas lengan Zee yang ia pegang sedari tadi. Zee menatap Fiony yang kini sudah bermandikan peluh di wajahnya dan pucat seketika.

"Ciii" panggil Zee kepada Gracia. Gracia pun berhenti dan membalikkan tubuhnya melihat ke arah Zee. Zee yang mendapat atensi dari Gracia menatapnya penuh arti. Gracia pun paham dengan tatapan itu, berjalan mendekati Zee dan Fiony.

"Lo bawa Fio ke depan dulu" titah Gracia.

Zee mengangguk dan langsung menuntun Fiony untuk mengikutinya. Shani yang sedari tadi bersama mereka, melihat dengan perasaan penasaran dua kali lipat karena perlakuan Gracia dan Zee kepada Fiony sangat mencerminkan jika ada sesuatu diantara mereka yang Shani ataupun mungkin lainnya belum ketahui.

Setelah Zee dan Fiony sedikit menjauh, lebih tepatnya berjalan ke arah taman di depan basecamp The Wolf, Gracia kembali masuk ke dalam basecamp dan tidak menghiraukan tatapan tanya yang menuntut dari Shani, ia terus berjalan hingga saat tepat di hadapan Shani, ia pun langsung mengamit tangan Shani dan di ajaknya untuk masuk.

The WolfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang