Happy Reading
___________________________________________11 Desember 2022
Pekan terakhir UTS beberapa sekolah telah selesai terlaksana, tanpa terkecuali SMA Garuda dan SMA Harapan. Para siswa dapat bernafas sedikit lega karena melewati hari - hari yang cukup menguras otak.
Sesuai dengan rencana yang sudah diusulkan oleh Vienny dua pekan sebelumnya untuk liburan yang akan di laksanakan oleh kedua tim basket dari SMA Garuda dan SMA Harapan, mereka sepakat untuk bertemu membicarakan persiapan kegiatan tersebut.
Vienny dan Kinal sudah lebih dahulu tiba di lokasi yang mereka tentukan untuk bertemu. Sambil menunggu yang lain, mereka memesan makanan dan minuman kemudian saling bercerita membahas tentang UTS ataupun masa depan mereka masing - masing.
"Jadi gimana, Nyi, lo beneran bakal lanjut di luar negeri?" tanya Kinal membuka topik pembicaraan.
Walaupun pembahasan ini sudah di bicarakan oleh Vienny dengannya, namun ia masih berusaha untuk mengaburkan kesungguhan niat dari sahabatnya tersebut.
Vienny mengangguk mantap. Ia tersenyum melihat ekspresi Kinal yang langsung tertekuk jika mereka membahas hal ini, bahkan bisa Vienny hitung, ini kali ke sepuluh sahabatnya itu mengajukan pertanyaan yang sama.
"Trus gue gimana? Masa kuliah sendiri.. Ahhh lo maaahh gak asik" cemberut Kinal.
"Yaudah lo bareng gue aja diluar negeri, terima tawaran bokap gue" ucap Vienny polos dan berakhir mendapat toyoran dari Kinal.
"Tuh mulut butuh dijahit, gak? kan lo tau alasan gue Nyiiii" ucap Kinal menekuk wajahnya lebih dalam.
Vienny terkekeh melihat ekspresi Kinal. Bukan bermaksud merendahkan sahabatnya itu, ia hanya bercanda dan Kinal pun tahu hal itu. Kinal tidak mempermasalahkan gurauan Vienny karena ia pun tahu bahwa Vienny adalah sahabat yang baik, bahkan ia bersyukur memiliki Vienny dalam hidupnya.
"Yaudah sih, gak usah manyun gitu, lo ngga cocok, geli gue" ucap Vienny pura - pura merasa geli. Kinal memutar matanya malas.
"Trus Shani gimana? Lo mau ngikhlasin dia gitu aja" Pertanyaan Kinal akhirnya berhasil membuat Vienny terdiam.
"Kalo gue jadi lo mah, bakal gue perjuangin sampe si Shani sendiri yang ngomong buat nolak" sambung Kinal.
"Itu lo nya yang gak tahu diri" cibir Vienny membuat Kinal terkekeh.
"Tapi serius deh Nyi, lo beneran bakal lepasin Shani?"
"Gue ngga tahu Nal, rasa gue masih sama, tapi lo bisa liat sendiri kan gue yang bertahun - tahun suka sama tuh anak tapi responnya ngalahin kutub es, eh giliran Gracia cuma butuh beberapa bulan buat ngambil perhatian dia"
"Ya itu namanya lo kurang usaha Nyi, kalo gue bisa milih, antara lo dan Gracia, gue juga pasti milih Gracia..." ucap Kinal membuat Vienny seketika menegakkan tubuhnya serta alis terangkat sebelah.
"Santai aja tuh muka, maksud gue tuh kalo gue berada di posisi Shani ya pasti gue juga bakan kepincut dengan tindakan yang selama ini Gracia lakuin buat gue, bukan sekedar omongan doang, cewek tuh butuh bukti Nyi, bukan kata - kata manis apalagi cuma ngomong aku suka kamu, Shani atau aku sayang kamu, Shani , ya ngga bakal ngaruh tuh dengan cewek modelan Shani" kata - kata Kinal sedikit menyindir benteng ego Vienny, namun tanpa sadar ia juga membenarkan hal tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Wolf
Teen Fictiondisaat kamu dipertemukan oleh dua pilihan, antara cinta dan persahabatan, mana yang akan kamu pilih? Ini hanya cerita fiksi. Kesamaan nama dan karakter dari tokoh utama, tidak ada sangkut paut dengan kehidupan pribadi di real life ya..