HAPPY READING
___________________________________________
15 Agustus 2022
Drrrt Drrt
"Halo, iya tan, ada apa?"
"......."
"Ada kok, mau Gre bangunin?"
"......."
"Ngga kok, tan, tenang aja, daah"
Tik. Gracia memutuskan sambungan telponnya. Ia menatap Zee yang tertidur rusuh di sofa panjang. Sudah dua hari pasca insiden penangkapan Zee Cs dan pengusiran Zee dari mamanya hingga berakhir di skorsing dari sekolah selama satu bulan.
"Lo terlalu berkorban buat gue, Zee" batin Gracia. Ia merasa bersalah dengan apa yang terjadi dengan sepupunya itu. Entah apa yang menjadi pertimbangan Kepala sekolah sekaligus tantenya sehingga mengambil keputusan untuk menskorsing Zee Cs.
Gracia tersadarkan dari lamunannya saat seseorang membuka pintu ruangannya.
Ceklek.
"Eh, Gre, lo udah bangun, gue bawain sarapan buat Zee, titipan tante Mawar" Jinan membawa satu kantong berisi kotak makanan dan satu tote bag berisi pakaian untuk Zee. "Gimana keadaan lo?" sambungnya.
"Gue udah mendingan kok, kata dokter hari ini setelah pemeriksaan, gue udah boleh balik". "Hehehe.. heran deh gue, tante tuh khawatir ama ni bocah, tapi malah ngusir" kekeh Gracia. Ia merasa lucu dengan sikap istri om nya itu, mengusir anaknya namun masih tetap mengkhawatirkan sekecil apapun tentang anaknya.
Jinan sambil meletakkan barang bawaannya di atas meja. "Ya iyalah, namanya juga anak satu - satunya, walaupun ni bocah jadi beban keluarga banget, tapi tetep kesayangan emaknye".
"Oh iya, gimana anak-anak yang lain?" Tanya Gracia.
"Hmm, ini yang perlu gue bicarain sama lo, Gre". "Nah, gue punya dua info buat lo, pertama, anak-anak ngga di bolehin keluar rumah selama masa skorsing, kedua, ada saksi kunci yang bisa nolongin mereka, tapi...." Jinan menggantungkan ucapannya, kemudian terdiam sejenak.
"Tapi apa, Nan?".
"Tapi orangnya ngilang entah kemana, Ara".
"Ara?! Kok bisa?!".
Jinan menceritakan kronologi lengkap perkelahian diantara geng nya dan geng The Zero. Disaat kejadian, ada Ara yang membantu Zee Cs melawan geng nya sendiri. Gracia terdiam mendengarkan cerita Jinan.
"Terus sekarang Ara dimana?" tanya Gracia.
"Ngga ada yang tau keberadaan Ara, gue udah minta ke anggota The Wolf buat nyari Ara ke rumahnya tapi nihil, kata tetangganya sih, Ara udah pergi beberapa hari lalu, dan ngga tau kemana" jelas Jinan.
Mereka hening seketika, sibuk dengan fikiran masing-masing. Namun tiba - tiba fokus mereka teralihkan saat Zee terjatuh dari sofa.
Brukkk
"Zeeeee!!!!" teriak Jinan dan Gracia bersamaan.
"Aduhhh mamaaaaaa saakiiiiittt, huaaaaaahh" teriak Zee. Ia mengelus jidatnya yang mendarat dengan mulus terlebih dahulu di lantai.
Jinan segera menghampiri Zee dan membantunya untuk duduk di sofa.
"Lo ngga apa? Coba sini gue liat" Jinan melepaskan tangan Zee yang sedari tadi mengusap jidatnya. "Merah banget, lo tunggu disini, gue beli es batu dulu di kantin". Zee mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Wolf
Teen Fictiondisaat kamu dipertemukan oleh dua pilihan, antara cinta dan persahabatan, mana yang akan kamu pilih? Ini hanya cerita fiksi. Kesamaan nama dan karakter dari tokoh utama, tidak ada sangkut paut dengan kehidupan pribadi di real life ya..