Bagian 9

1.4K 257 50
                                    

"Lalu mahar apa yang mau motoya minta dari saya?"

"Sesuatu yang tidak memberatkan Gus hiru dan tidak merendahkan saya. tapi, saya juga punya satu permeminta mahar, semoga gus tidak keberatan"

"Apa itu?" 

"Mahar hafalan surah ar-rahman"

"Maaf, saya ga bisa memberikan hafalan surah ar-rahman"

"Apa terlalu berat?"

"Bukan, bukanya saya keberatan, tapi yang saya yakini sebaiknya surah ar-rahman itu tidak di jadikan mahar, mahar itu sesuatu yang di berikan seorang mempelai laki-laki dan harus memiliki manfaat dan ada bentuk serah terimanya"

"Sedangkan hafalan surah ar-rahman saya apa manfaat nya untuk kamu? hafalan seseorang akan tetap jadi milik pribadi ga bisa di pindahkan, tapi kalau itu yang motoya mau insyaallah saya akan bacakan surah ar-rahman setelah akad"

"Tapi bukan sebagai mahar melainkan hadiah."

...

Manik coklat hirugami terbuka dengan perlahan, hal yang pertama kali ia lihat adalah suasana ruangan yang redup

Kepalanya masih terasa pusing, saat melirik ke arah kiri, infus sudah terpasang di tangan, begitu juga kain basah yang ada di atas kening nya

Hiru kembali memperhatikan sekitar, aneh ini bukan di rumah sakit, seperti kamar biasa, apa ini mimpi juga?

Krett

Pintu kamar itu di buka dengan amat sangat pelan, seorang perempuan masuk sambil mebawa baskom kecil berisi air "Mas udah bangun?" Suara lembut yang begitu hirugami kenal

Tanpa di minta motoya menghampiri suaminya, duduk di sisi kasur, lalu beberapa kali menyentuh kening dan pipi laki-laki itu "Masih pusing?"

"Tadi mas pingsan, sekarang ada di rumah mas oikawa, dokter bilang mas kecapean" Hiru baru Inget tadi dia pingsan "Tadi sempet kambuh juga kan? motoya yang maksa tanaka buat jujur"

"Haus"

"Mau minum ya? bentar" Sebelum motoya benar-benar beranjak hirugami lebih dulu menahan lengan sang itu "Kenapa?"

Di lirik nya arloji yang ada di dinding, pukul 00.20 "Jangan lama-lama" Bagaimana ia bisa marah? sedangkan motoya rela tidak tidur untuk sekedar menjaganya "Emang kekanak-kanakan banget sih ngediemin tanpa denger penjelasan nya dulu"

Senyum kembali mereka di bibir perempuan berusia 21 tahun itu "Hem? bilang apa?" Godanya

"Ga, gapapa"

"Oh yaudah, tangan aku tolong di lepasin dong, kenceng banget pegang nya"

Sontak hirugami langsung melepas genggaman tadi, memalingkan wajah dan merutuki dirinya sendiri, ia benar-benar ingin segerah menyelesaikan masalah ini dan tidak perlu berpura-pura dingin lagi

Kurang dari lima menit motoya kembali dengan segelas air, menaruh nya di meja lalu membantu suaminya duduk "Pelan-pelan"

"Ini minum nya"

Setelah menghabiskan setengah gelas air, keduanya terdiam tanpa kata, suasana canggung sama persis saat keduanya baru terikat dalam pernikahan

Masalah tidak akan selesai kalau tidak ada salah satu dari mereka yang mengalah

"Motoya minta maaf, kalo ada kalimat yang bikin kamu sakit hati" Hiru udah banyak ngalah perihal masalah-masalah kecil yang sering nimpah mereka, jadi sekarang giliran dia yang harus minta maaf duluan, walaupun sebenarnya motoya masih kurang paham suaminya marah kenapa? "Maaf ya mas"

Halal Yang Di Rahasiakan [Haikyu religi] Season 2 End✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang