"Siapa pun yang hari ini sedang punya ujian"
"Khouf rasa takut"
"Ju' lapar"
"Nafsi minal anwal, kekurangan harta, kehilangan pekerjaan"
"Wal anfus jiwa yang tergoncang"
"Wattamaroh bisnis mulai menurun"
"Dan masih banyak ujian-ujian lain"
Hujan turun begitu deras, membasahi seluruh ibukota hingga mengakibatkan genangan di sepanjang jalan
Di malam yang dingin ini, sakusa kiyoomi menyempatkan diri untuk duduk di sudut mesjid mendengar kan ceramah ustadz ukai
Hampir satu bulan lebih sakusa tidak mendengar kajian seperti dulu, di karenakan padat nya pekerjaan.
Hari ini ia ingin sedikit menjernihkan kepalanya, perihal masalah yang sekarang tengah melanda, tentang atsumu yang masih tak kunjung mau berbicara dengan nya, dan masih banyak masalah lain
"La tahzan innallaha ma'ana" Suara tegas ustadz ukai menggemah di seluruh ruangan masjid "Jangan sedih, yang lain boleh hilang"
"Tapi prasangka baik kita pada Allah tidak boleh hilang"
Sakusa menunduk, entah sejak kapan bulir air bening keluar melalui sudut mata nya
Ia terlalu sibuk dengan dunia, semenjak memegang perusahaan hafalan nya berantakan, menyiapkan rapat tiap hari tapi tidak dengan janji nya untuk Istiqomah menghafal kan Al-Qur'an
Di tambah masalah yang terjadi satu minggu lalu, kebakaran itu membuat sakusa semakin tidak terkontrol, kehilangan calon anak nya bukan hal yang sepeleh, perasaan gagal menjaga mereka berdua meluap tak terbendung
"Sabar sak" Kiyoomi merasakan punggung nya di usap pelan "Insyaallah semua ada jalan nya" Ucap terushima menenangkan
Sakusa hanya bersama teru saja malam ini, setelah kejadian di mana ia bertengkar dengan sunarin hubungan nya tidak terlalu baik, bukan benar-benar bermusahan hanya saja mereka hampir tidak bertukar sapa
Sakusa sendiri bingung
Taketora? pria itu bilang ingin langsung pulang setelah sholat isya tadi, katanya hari ini lagi capek
"Setiap penyakit pasti ada obatnya" Lanjut ustadz ukai "Pasti Allah maha menyembuhkan."
Soal hirugami, ia sudah datang melihat dan yang sakusa dapatkan hanya perasaan sesak yang sama persis seperti saat dirinya melihat papihnya tidak sadarkan diri
"Hutang-hutang kalian pasti Allah melunaskan, karna Allah maha kaya"
"Masalah keluarga Allah yang akan memperbaiki"
"La tahzan! jangan bersedih."
"La tahzan innallaha ma'ana"
"Innallaha ma'ana" Ustadz ukai beberapa kali mengulang itu "Innallaha ma'ana"
Entah di sengaja atau tidak, tapi pembahasan ustadz ukai kali ini terasa sangat pas dengan kegunaan hati para reader
"Jangan takut, Allah sama kita"
"Allah pasti menolong kita"
"Allah tidak pernah meninggalkan kita"
Sekarang bukan hanya sakusa, melainkan terushima juga tak kuasa menahan derai air matanya bersamaan dengan beberapa orang yang juga ikut tersentuh
KAMU SEDANG MEMBACA
Halal Yang Di Rahasiakan [Haikyu religi] Season 2 End✅
FanfictionCerita ini lanjutan dari cerita Halal yang di rahasiakan 1 jadi harap baca yang itu dulu Bagaimana kelanjutan hidup para pemuda yang tengah mengejar ridho Allah, akankah kehidupan masa muda mereka berjalan selayaknya? Atau justru sebaliknya Namun...