Bagian 14

1.3K 244 72
                                    

"Dek?"

Kenma tersentak dan langsung menyembunyikan obat itu di belakang punggung nya, ia mati-matian menahan nafas saking takut ketauan nya

"Ada ngga? keburu ujan"

"Anak dari panti asuhan, orang tua angkat nya cerai, ibunya meninggal, ayahnya nikah lagi"

Saat teru menyadari bahwa ruangan itu begitu amat sangat berantakan, manik nya melirik gadis yang tengah berdiri terdiam seakan ingin mengatakan sesuatu

"Kenapa?" Ia membereskan obat-obatan yang berserakan bercampur dengan buku-buku serta tugas-tugas kuliah nya "Haha sorry ya berantakan"

Kenma mundur sedikit mendekatkan dirinya ke arah pintu "Kamu punya masalah berat?"

Bukanya mendapatkan jawaban kenma malah mendengar sebuah tawa kecil

"Capek?"

"Hampir bikin pengen mati lebih tepat nya"

.

.

.


Hujan turun mengguyur kota Jakarta, hujan juga yang terpaksa menahan gadis itu untuk tetap di sana

Pintu di biarkan terbuka, kenma duduk di dalam, kursi yang ia duduki berada tepat di samping pintu

Sedangkan sang pemilik memilih duduk di luar, persis seperti tempat duduk tadi, ia juga berasa tepat di samping pintu

Terlihat saling membelakangi namun masih bisa mendengar ucapan satu sama lain

Dua menit lalu terushima baru saja selesai menceritakan pengalaman hidup nya yang begitu panjang dan menyediakan pada seorang gadis remaja yang di kelilingi oleh kasih sayang dari orang-orang terdekat

Teru tidak berharap kenma mengerti, mengingat kenma punya kedua orang tua yang begitu baik, punya adek serta kakak yang juga sangat menyayangi nya, lingkungan mendukung dan keuangan tercukupi

Apa yang kurang dari anak ini? pintar, cantik hampir mendekati sempurna kan? berbanding terbalik dengan kehidupan nya

Di tuntun bisa dalam segala hal sejak kecil, hari-hari nya di sini dengan materi-materi yang membuat otak nya meledak

Terushima tidak masalah dalam hal itu, namun setiap pencapaian yang ia dapatkan tidak pernah mendapat apresiasi sedikit pun, saat nilai nya turun ayahnya akan marah setelah itu sang ibu memukulnya dan menguncinya di dalam kamar

Itu berjalan sampai dia lulus SMP, setelahnya terushima mulai berani memberontak dan pergi ke jalanan

"Kenapa ga lapor polisi? kekerasan pada anak"

Setelah sekian lama bercerita akhirnya sang lawan bicara membuka kalimat, teru sampai mengira kenma tertidur karena tidak sama sekali merespon

"Dulu saya ga seberani itu, sekalipun lapor polisi paling polisi bakal nyuruh rehabilitasi, saling terbuka antara orang tua dan anak ujung-ujungnya gagal, lagi pula saya ga percaya sama hukum Indonesia" Ujar teru sejujur-jujurnya

"Obat yang di minum itu obat apa?"

Senyum tipis tanpa sadar kembali laki-laki itu buat "Banyak."

"Tapi dari dokter kan?"

"Psikolog"

"Iya itu."

Dor!

"A!" Jerit terushima mendengar kilat menyambar di atas gelap nya langit malam "Astaghfirullahaladzim"

Halal Yang Di Rahasiakan [Haikyu religi] Season 2 End✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang