"Kami tidak bisa melanjutkan operasi"
Sebuah kalimat yang hampir meruntuhkan seluruh usaha seorang komori motoya untuk tetap kuat, kepercayaan nya tentang sebuah keajaiban seakan sirna
"Pasien mengalami pendarahan hebat, kalau tetap di lanjutkan pasien bisa meninggal di tengah operasi"
Apa dokter tengah mempermainkan mereka? bukan kah kemarin para tenaga medis bilang akan lebih baik kalau hirugami segerah di operasi, lantas sekarang? kenapa mereka malah gagal melakukan tugas nya.
"Maksud dokter apa?! bukanya kemaren dokter bilang anak saya harus segerah di operasi?!" Pertanyaan itu keluar dari mulut daichi
"Iya pak, tapi saya sudah sempat memberi penjelasan, akan ada banyak kemungkinan yang bisa menggagalkan operasi, dan saat di lakukannya operasi pasien mengalami pendarahan yang cukup parah akan sangat membahayakan kalau kita tetap melanjutkan nya" Dokter tadi mencoba menjelaskan, menunggu operasi yang katanya selesai dalam waktu sembilan jam, tiba-tiba saja di hentikan padahal baru satu setengah jam berjalan
.
.
Itu terjadi kemarin dan pagi ini para tenaga medis yang menangani hirugami menyarankan untuk mengikhlaskan karna tetap di pertahankan pun sama saja dengan menyiksa pasien
Hiru hanya bisa bertahan dengan bantuan alat medis, yang tentu tidak akan mengubah apapun, ia di nyatakan koma.
Pagi itu juga tangis motoya akhirnya pecah, ia menatap dokter dan para perawat yang ada di sana, keadaan laki-laki itu semakin menurun setiap jam nya, dokter berkali-kali bilang lebih baik alat medis di lepas dan keluarga mengikhlaskan
"GA AKAN!" Bentak motoya
"DIA PASTI BANGUN! PASTI SEMBUH!"
"KALIAN INI DOKTER HARUS NYA BERJUANG BUAT NYAWA PASIEN KALIAN!"
"KENAPA KALIAN MALAH MEMPERCEPAT KEMATIAN SESEORANG!"
"ANDA DOKTER BUKAN TUHAN!!"
"NYAWA MANUSIA ITU MILIK ALLAH, KALIAN GA BERHAK MENGAKHIRI NYAWA SUAMI SAYA! KALAU KALIAN GA BISA RAWAT DIA SAYA BISA PINDAH RUMAH SAKIT"
Kemarahan motoya sudah tidak dapat ia tahan lagi, niat para dokter memang hanya bersimpati dengan mengatakan mempertahankan pasien dalam keadaan koma hanya menyia-nyiakan waktu, yah semua yang ada di sana tau, tapi motoya tetap memilih untuk egois, biar di kata hirugami tersiksa karena sakit nya dia tidak akan mengiklaskan sachiro begitu saja
"APA LAGI?!"
Kalimat yang perempuan itu lontarkan, sejenak membuat orang-orang di sana termenung, tidak ada jawaban yang bisa membuat motoya tenang saat ini sekalipun dokter pergi meninggalkan mereka, ia tetap takut seseorang akan melepas alat-alat medis yang hiru pakai
"Mas tenang aja, motoya bakal jagain mas kok" Surai kecoklatan milik hirugami ia usap lembut "Motoya ga akan kemana-mana"
"Mereka yang mau ambil kamu dari aku udah ga ada, udah pergi" Ia memeluk dengan sangat pelan, menggesekan hidung nya pada pipi sang suami, goresan kulit itu sedikit memindahkan tetesan air mata motoya pada kulit pucat suaminya
"Mas ga mau jawab?"
"Mas pernah bilang kalo ada orang ngomong harus di respon baik kan? biar sopan, tapi sekarang mas malah diem aja" Kepalanya pening ia sudah tidak bisa tidur dalam dua hari, karna takut waktu terakhir sachi tidak bisa ia lihat
"Kamu juga bilang semua nya bakal baik-baik aja? tapi kenapa sekarang jadi gini?"
Air mata tadi berubah jadi isakan pelan "Hiks... aku ga baik-baik aja mas, aku butuh kamu." Adunya, suara manja yang biasanya selalu di balas kekehan pelan oleh suaminya sekarang tidak lagi motoya dengar
KAMU SEDANG MEMBACA
Halal Yang Di Rahasiakan [Haikyu religi] Season 2 End✅
FanfictionCerita ini lanjutan dari cerita Halal yang di rahasiakan 1 jadi harap baca yang itu dulu Bagaimana kelanjutan hidup para pemuda yang tengah mengejar ridho Allah, akankah kehidupan masa muda mereka berjalan selayaknya? Atau justru sebaliknya Namun...