WHO THE ANTAGONIS? [ End ]

•SEPULUH•

•
•
•
•
•
•
•
•

Happy Reading ☺️💦

Seorang gadis muda menatap langit malam yang terlihat disela-sela fentilasi langit yang indah dengan taburan bintang berkelap-kelip seperti kamarnya.

Tapi sayang nya kini dia hanya bisa melihat bintang-bintang itu didalam sel tahanan tanpa bisa melakukan apapun, pandangan sendu dan putus asa selalu dia tampilkan.

Tiba-tiba mata hitam legam nya melihat sesosok bayangan yang menutupi fentilasi membuat dia tidak bisa melihat keindahan sang langit.

Dia sendirian di dalam sel dingin itu tanpa teman, dia adalah Vellyana Linclen.

Setelah aksinya tertangkap basah ia pun di nyatakan tersangka dan di masuk kan kedalam sel tahanan dan terkurung hanya bisa menunggu ajal.

Bayangan itu kini berada di depan nya Vellyana dapat merasakan hawa dingin mencekam di dalam sel. Tiba-tiba saja dirinya tidak bisa bernafas seperti ada sebuah tangan yang mencekiknya.

" Uhuk... uhukk a-aku ti-tidak bisa be-r nafashhh arghhh " Vellyana berteriak sambil memegang lehernya yang sangat sakit pandangan nya pun mengabur nafasnya mulai tidak beraturan tetapi benda tak kasat mata yang mencekiknya tidak juga melonggar.

Di saat ajalnya Vellyana dapat melihat tatapan dingin seorang laki-laki dengan wajah pucatnya, " selamat tinggal kuharap kau bisa tenang dan tidak mengganggu " itu lah kata terakhir yang di dengar Vellyana dan kemudian semuanya gelap.

Dia benar-benar sudah tak bernyawa. Laki-laki tadi tidak bukan ia lah Auric dengan wujud roh, Auric pun mulai mengukir simbol mawar di tubuh Vellyana lalu meninggalkan nya dengan darah yang bersimbah.

****

Auric Pov

Mata ku terbuka karena mimpi itu, dan betapa terkejutnya diri ku saat menemukan seorang gadis kecil yang pernah kubunuh di kehidupan pertama, aku menatapnya dengan tajam bukan karena ingin menakutinya melainkan untuk mengenali jiwanya.

Jiwa yang berbeda ditubuh yang sama? Bukan kah penemuan menarik. Langkahnya memundur membuatku tidak suka, aku pun mencoba membuka peti nya dengan tenaga saat keluar dari peti aku pun semakin menajamkan mata saat Garfield menyentuh gadis kecil itu.

Dia menengok kebelakang dengan wajah terkejut yang sangat imut membuat aku ingin mendekapnya.

" Va-vampir? " Ujarnya dengan terbata-bata, dia seperti sangat takut dengan kami apa sebegitu menakutkan kah? Bukan kah kami ini tampan?

( Skipp, kepedean →_→ )

" Hikss... Jangan gigit aku, hiksss... gak mau jadi vampir hikss... " melihatnya menangis entah kenapa membuatku tidak rela dan ingin menghapus butiran air yang berharganya, tanpa sadar aku mendekatinya hingga dia berteriak ketakutan.

" Huwaaaa... Jangan deket-deket! " Ujar nya dengan tubuh bergetar rasanya ini sangat menyenangkan dan menyakitkan.

Karena teriakan nya yang begitu kencang membuat telingaku berdengung dan membuat aku harus menutupnya untuk menyumbat suara cempreng nya yang ughh