•DUAPULUHTIGA•

4.6K 367 2
                                        









Kita ada in target lagi ya, 37 komen, 100 vote kalo sampai target lanjut part selanjutnya.

Kalo mau double up 74 komen, 200 vote.

Targetnya jika sampai salah satunya akan lanjut.

Sekian terima Jeno 💬

Happy Reading ☺️💦


" Hoamm " Vellina meregangkan otot-otot, entah kenapa tubuhnya terasa begitu sakit, dengan langkah gontai Vellina menuju kamar mandi dengan mata yang masih tertutup.

Brukk

" Aushh! Sakit, siapa sih naruh tiang di sini?! " Ujar Vellina dengan kesal sambil mengelus dahinya yang memerah, matanya tetap saja terpejam.

Telinga Vellina menajam saat mendengar suara gelak tawa yang agak jauh dari titik ia berdiri, ia pun membuka sedikit matanya, kemudian tatapan nya menajam.

" Ck! Tertawa saja terus hingga tersedak! " Sumpah Vellina ia sangat kesal dengan Zacaris yang entah kenapa mood nya selalu bagus, membuat Vellina agak merinding karena terkadang lelaki itu tertawa sendiri dan senyum bodoh yang selalu tercetak jelas di bibir lelaki itu.

" Kenapa hm?? Istriku ini selalu marah-marah? " Entah sejak kapan Zacaris sudah berada di depan Vellina dengan mengelus Surai Vellina lembut jangan lupakan senyum lembutnya juga

Vellina menepis lengan kekar Zacaris, " huftt, hari adalah hari terakhir ku sekolah di SMA rain high school, dan hari ini aku harus tampil baik " zacaris menaikkan alisnya.

" Mengapa begitu? Bukankah kelulusan mu masih 1 tahun lagi? " Vellina menggeleng kan kepalanya, " aku sudah mengurus semua nya, seperti loncat kelas? " Ujar Vellina dengan senyum tipis.

" Lalu rencana mu apa? "

" Kau tidak perlu tau, " ujar Vellina kemudian mengambil jubah mandi dan berjalan memasuki kamar mandi dengan langkah pelan.

Zacaris menahan lengan Vellina, " apa yang kau rencanakan?! Aku berhak tau! " Vellina menatap tangan nya yang dicekal kuat zacaris dengan dingin kemudian menyentak kasar hingga cekakan itu terlepas.

" Zacaris, kau cukup diam dan memperhatikan saja seperti kemarin-kemarin, kau hanya perlu mengawasi seperti yang kau katakan " ujar Vellina dengan senyum dingin kemudian masuk kedalam kamar mandi lalu menguncinya.

Di luar zacaris sedang tertegun, memang benar saat Vellina hampir di lecehkan zergan ia tidak membantu hanya mengawasi saja disaat ia akan membantu vellina pasti sudah bisa melumpuhkan lawan nya.

Jadi dia berfikir ia cukup diam dan mengawasi saja.

Sedangkan di dalam Vellina menyandarkan tubuhnya di kepala bathub sambil memejamkan matanya, ia menerawang perkataan nya dengan Auric beberapa hari yang lalu.

" Jadi, dia kakak mu yang berubah menjadi Vampir liar? " Tanya Vellina dengan serius.

~Nostalgia~

" Benar! Dia sangat liar, maka dari itu aku mengurungnya di tempat itu, kau harus tahu jika dia dibiarkan di dunia manusia maka dunia manusia akan hancur! " Vellina menajamkan matanya menatap Auric dengan ekspresi sulit di tebak.

" Jadi Aku harus bagaimana? "

" Pancing saja dia kemari, aku akan menyegel kekuatan nya, jika masih sempat " ujar Auric dengan nada lesu di akhir, Vellina menaikkan alis nya ia semakin bingung.

WHO THE ANTAGONIS? [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang