Sejak umur 7 tahun, Vellina Foreign welson memiliki sifat sosiopat dan psikopat yang membuatnya lebih memilih berdiam dirumah tanpa bisa bersosialisasi. Sikap sosiopat nya membuatnya mengurung diri dia tidak ingin gangguan mental nya ini kambuh dan...
• • • • • • • • Di vote ya jangan di baca aja, biar makin semangat nih nulis sampai end😌☝️
Kalo vote nya nembus 100 gue up sampe end, serius nih gak bohong.
Dihimbau kepada seluruh Reader's WTA bahwa ini cerita cuman senang-senang dan gabut aja, jika ada kesalahan dalam cerita atau tata kepenulisan mohon di maklumi.
Dan semoga jari kalian bisa dengan ikhlas memencet vote. Sekian terima mingyu 💅
Happy Reading 💞
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
* * *
Auric terus mengguncang tubuh Vellina yang ada di pelukan nya, tangan nya menepuk-nepuk pelan pipi Vellina.
" Vellina?! Bangun hey?! "
" Ughh " auric menatap khawatir Vellina, tangan kirinya terulur memegang kepalanya sendiri yang terasa berdenyut-denyut, banyak memori yang bermunculan dengan warna abu-abu dan buram.
" Ada apa?! " Ujar Auric sambil memegang lembut lengan Vellina yang masih setia memegang kepalanya.
" S-sakit shhh " adu Vellina, memori itu berputar seolah kaset rusak, berdengung dan terulang. Suara-suara yang membuat sakit kepala.
" Tahan sebentar " Auric mengumpulkan kekuatan nya dan mengarahkan ke tubuh Vellina yang terasa sakit, beberapa menit kemudian Vellina terlihat lebih rileks.
" Bagaimana? Masih sakit? " Dengan mata sayu Vellina menatap auric, " tu-tutu " Auric menaikkan sebelah alis nya, tutu? Nama apa itu? Kue putu atau apa?
" A-arthur, tutu hikss " auric mendengus mendengar nama Arthur itu di sebut, ternya tutu adalah panggilan untuk Arthur, sial sekali, ia saja yang berstatus suaminya tidak di berikan panggilan khusus.
" Ughh, tu-tutu hikss jangan tinggalin a-atha hikss " auric menghapus jejak air mata Vellina kemudian mengangkatnya menuju kastil, ia akan cepat-cepat melakukan nya dan memiliki Vellina seutuhnya untuk dirinya sendiri.
Memikirkan itu auric tersenyum miring, akhirnya keinginan nya akan terkabul serta mendapatkan sesuatu yang menakjubkan.
***
" permisi " Kearin mengetuk-ngetuk pintu rumah keluarga Linclen serta memencet bell nya beberapa kali, tetapi sang pemilik rumah tak kunjung datang membuka pintu.
" kemana ya? " Tanya Kearin pada dua saudaranya itu, " mana ku tau, memangnya kami ini serumah dengan Vellyana " ujar Bella dengan ketus.