•DUAPULUHTUJUH•

3.1K 286 16
                                    








Sebelum membaca part ini, ada baiknya anda memvote terlebih dahulu, sekian terima jaemin 😌🙏

Happy Reading 💓



Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





" Ini rumahnya kan? Biasa saja " ujar Vellina memandang rumah super besar an mewah milik fern, ya memang rumah Vellina dulu lebih besar dari pada rumah fern ini.

Vellina memencet tombol bell dan beberapa detik kemudian pintu terbuka memperlihatkan fern yang memakai kaus putih dan celana pendek serta rambut yang acak-acakan.

" Hoamm... Kenapa? " Ujar Fern sambil menguap, Vellina menatap datar wajah tampan fern yang tidak memakai masker.

Kini ia tau bagaimana rupa manusia psikopat itu.

" Janji? "  Fern membuka matanya dan mempersilahkan Vellina masuk, keduanya duduk di sofa, lebih tepatnya hanya Vellina.

" Sebentar akan ku ambil kan sesuatu " Vellina mengangguk kemudian ia menyenderkan tubuhnya di sofa, matanya terpejam.

" Ini, ganti dulu bajumu itu sudah basah, nanti kau sakit " Vellina membuka matanya, ia menatap baju yang di sodorkan fern dengan tatapan yang sulit di artikan.

Tangan nya terulur mengambil baju itu, " ruang gantinya-- pergi saja ke kamarku " Vellina mengangguk kemudian ia pergi ke kamar fern ia tau letak nya karena sempat melihat fern kekamarnya.

Fern hanya menatap Vellina kemudian ia beranjak menuju suatu tempat di arah dapurnya, ia mendorong kulkas dan terlihat lah pintu berwarna putih polos.

Ia menekan pin nya kemudian pintunya terbuka otomatis, " fern? " Fern menengok kebelakang menatapnya dengan tersenyum.

" Ayo masuk " Vellina mengikut langkah fern yang memasuki ruang rahasia itu, Vellina menatap fern yang menyalakan lilin di sekitar lorong.

Sampai lah mereka berdua di depan pintu besar fern membuka pintu itu.

Krekkk

Suara pintu terbuka menambah kesan horor tempat itu, tetapi bagi keduanya itu hal biasa.

Vellina menatap takjub ruangan itu, ruangan terang dengan sel seperti di kantor polisi berjejer rapih dan tentunya bau darah yang menyengat serta teriakan pilu para korban.

WHO THE ANTAGONIS? [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang