•DUAPULUH•

4.9K 384 10
                                    









Karena banyak yang bilang lanjut ya syudah kita lanjut, jangan santet Saia ya(ꈍᴗꈍ)

Typo tandai

Happy Reading ☺️💦

" HWAAAAAAAA VELLYANA TOLONG!!! ADA VAMPIRRRR "

Vellina terkejut kemudian mendorong tubuh Auric hingga keduanya berdiri, Auric berdecih kesal bisa-bisanya manusia itu mengganggunya lagi.

Vellina membuka pintu tiba-tiba tubuh Vellina diterjang oleh tubuh Danes yang memeluknya sangat erat dan isakan tangis yang mengganggu telinga.

" Cengeng sekali kau " ujar Auric dengan sinis, Danes tidak menghiraukan ujaran sinis auric ia hanya menangis sambil memeluk vellina.

" Diam lah, suara kau ini membuat sakit telinga! " Ujar Vellina dengan dingin.

" Hiksss, ta-tapi a-ada vampir hikss " Vellina melepaskan pelukan Danes yang semakin mencekik tubuhnya.

" Ayo pulang " Danes mengangguk sambil mengusap air matanya, " Auric antar kami, " ujar Vellina.

" Tap-

" Tidak ada tapi-tapian, kau harus menepati janjimu Yang mulia raja Vampir  " tekan Vellina sambil menepuk punggung Danes untuk melepaskan pelukan nya, dengan pasrah Auric memimpin perjalanan , bisa Auric lihat ada seringai kecil yang ditampilkan Danes untuknya, sialan! Lihat saja pembalasan nya nanti.

Mereka bertiga menyusuri taman-taman indah setelah melewati pintu, jalan setapak dan sampai lah mereka di tengah hutan.

" Aku hanya bisa mengantar kalian sampai sini, kalian tunggu saja disini mereka akan menemukan kalian " Vellina mengangguk kecil dan menggumam kan terimakasih.

Auric tersenyum kemudian memeluk Vellina dan mengecup dahi serta pucuk kepalanya dengan lembut, " mampirlah sering-sering " Vellina mengangguk, lagi pula tidak buruk mampir kesana, asalkan jangan lupa jangan pernah menerima pemberian mereka.

Auric melepaskan pelukan nya lalu menghilang yang tersisa hanyalah asap hitam yang berhembus, " VELLYANA?!!! " Danes dan Vellyana membalik kan badan mereka, hingga sebuah pelukan erat Vellyana dapatkan hingga terjatuh ditanah.

Vellyana menatap terkejut orang yang memeluknya, orang itu kini menenggelamkan wajahnya di dadanya membuat wajah Vellina memerah hingga ketelinga.

" Hei! Lepaskan " Kearin mendongak dengan wajah polos membuat Vellina tidak tega, " lepass! " Kearin akhirnya melepaskan pelukan nya karena Danes menariknya, Kearin menggeram kesal dalam hatinya.

" Sialan! Dasar pengganggu, bagaimana jika aku membunuhnya? " batin Kearin, matanya menyorot tajam Danes

Cella melihat tatapan Kearin dia melebarkan matanya, " Bella! Ke-kearin! " Buru-buru kedua saudari kembar itu menghampiri Kearin.

" Ingat pesan papa " bisik Bella tepat di telinga Kearin, membuat Kearin menahan kesalnya.

Danes membantu vellina berdiri, Vellina pun dengan senang hati menerima uluran Danes.

WHO THE ANTAGONIS? [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang