_A_

508 64 4
                                    

×Π×Π×Π×

"Satu gelas whisky, please?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Satu gelas whisky, please?"

Bar di pinggir kota Jeju. Selalu jadi pilihan bagi para pelancong yang memiliki dompet tipis namun ingin bersenang-senang. Kau bisa memesan wanita untuk menemani malam yang dingin dengan harga miring. Segelas vodka dan whisky juga bukan sesuatu yang sulit didapatkan dengan uang yang sedikit. Intinya bar tempat Ryujin bekerja sangat cocok bagi para pendosa dengan ekonomi sulit.

"Ryujin-ah. Aku dan Karina akan ke dance floor. Tidak apa jika kami tinggal?"Winter yang setengah mabuk itu masih kukuh mengajak Karina—yang sayangnya tidak mabuk sama sekali— untuk berdesakan menikmati dentuman musik dilantai dansa.

Ryujin yang melihat itu hanya mampu berdecak pelan. "Aku bekerja. Pergilah."usirnya dengan tangan sibuk meracik minuman.

Satu gelas whisky tersaji diatas meja bar. Mengangsurkan minuman tadi tanpa bicara yang lalu dihadiahi kecupan pelan dipunggung tangan. Seorang pria penggoda sudah banyak Ryujin temui, yang satu ini bukan pria yang spesial.

Seorang narapidana yang lari dari penjara. Sebelah matanya bahkan terlihat membengkak berwarna keunguan.

Perempuan berambut panjang itu hanya menggeleng. Menarik paksa tangannya dari sana sebelum pria tadi bernafsu mengajaknya ke kamar. Meskipun bekerja disini, Ryujin tidak akan pernah sudi membuat dirinya telanjang didepan lelaki hidung belang. Terlebih tidak punya uang. Murahan.

"Bisa aku pesan waktumu, nona" Ryujin berbalik. Seorang pelanggan yang lagi-lagi adalah pria. Dibandingkan dengan semua yang ada disini, dia yang paling rapih dan tampan. Ryujin bisa ambil kesimpulan bahwa lelaki ini pasti menyasar. Dia lebih cocok untuk duduk di bar mahal dibandingkan disini.

"Kau bisa memesan wanita-mu disana."tunjuk Ryujin dengan dagu pada seorang ahjumma di ujung meja bar.

Seorang madam yang biasa mendandani anaknya sebelum dijual per malam kepada lelaki hidung belang. Tengah mengipasi diri dengan sejumlah uang bernilai besar ditemani segelas tequila.

"Aku tidak ingin memesan wanita. Aku memesan waktumu untuk berbincang. Bisakah?"suara beratnya membuat Ryujin memutar bola mata bosan.

"Aku sibuk"

"Berapapun kau mau, asal mau berbicara denganku"

"Tidak tertarik" jawaban itu memutus percakapan keduanya. Si tampan dengan rambut panjangnya kini mendengus tak percaya. Dia ditolak oleh seorang bartender yang tak seberapa.

Belum lagi dia ditinggalkan tanpa kata sedikitpun.

"Fokus Sam. Kita disini untuk misi"seseorang menepuk pundaknya. Berbisik pelan sebelum akhirnya berlalu entah kemana.

Lelaki dengan julukan Sam itu kini bangkit dari sana, sebelum akhirnya melirik lewat ekor matanya. Perempuan cantik yang tadi sempat menolak pesona miliknya.

Who can find me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang