°○°○°○°
Jam makan siang selalu membuat lift menjadi area paling sibuk dan padat akan pegawai. Bahkan tak jarang orang orang harus menunggu lebih lama hanya untuk turun ke lantai kafertaria kantor.
Beruntung Winter sudah lebih dulu ditarik Na jaemin untuk turun menggunakan lift khusus yg hanya bisa digunakan jika memiliki kartu akses. Kemudahan karena dekat dengan petinggi kantor-- tunggu apakah hubungan mereka bisa dikatakan dekat, ya?
"Aku akan ambil air minum"ucap Na Jaemin membuyarkan lamunan Winter.
Staff Hwa-il Corp itu akhirnya hanya mengangguk sambil memasang senyum tipis. Dia menunggu dimeja tempat mereka menikmati makan siang kafetaria. Sebenarnya Na Jaemin itu sering mengajaknya makan bersama, bedanya ini kali u pertama bagi mereka makan di kantin kantor.
Winter menggulirkan pandangan, banyak dari staff yang menatap ia dengan mata sinis dan sesekali berbisik pada teman satu meja mereka. Tak jarang juga mereka terang terangan melewat ke samping Winter sambil melayangkan tuduhan macam-macam.
"Sedang melihat apa?"Winter mendongak dan menemukan eksistensi sang direktur didepannya. Berdiri sambil menyodorkan satu buah gelas berisi air mineral, jangan lupakan senyum manis yang terarah padanya.
'Matilah kau Winter, semua orang pasti akan semakin memandang sinis setelah ini' Batinnya mengumpati diri sendiri
"Nona Kim, kau baik baik saja?"
Si rambut silver sebahu itu hanya mengangguk dan menerima uluran gelas dari sang direktur.
"Tuan Na" ia setelah melihat Jaemin kembali duduk didepannya.
"Ya? Ada yang ingin kau bicarakan?"
Jaemin membuat dirinya berfokus pada Winter, bahkan ia kembali menyimpan sumpit yang baru ia raih 10 detik lalu. Hanya untuk memastilan bahwa Winter merasa dirinya mendengarkan dengan baik.
"Apa tidak masalah jika aku duduk disini?" Mendengar suara sendu dari wanita didepannya Jaemin jadi menyerit bingung.
"Kau tidak suka makan bersamaku? Atau kau ingin kita makan diluar saja seperti biasa?"
Bibir Winter mengerucut lucu, kedua alisnya turun sayu. Wanita itu menggeleng dan tampak lesu. Tapi masalahnya Na Jaemin tidak tau mengapa. Apakah makanan disini tidak enak atau Winter merasa terpaksa untuk duduk dengannya. Tapi pertanyaan terakhir sedikit lucu, pasalnya mereka sudah sangat sering pergi bersama. Makan saling berhadapan bukan lagi hal awam bagi mereka.
"Tidak, aku hanya merasa tidak pantas seorang staff biasa sepertiku duduk bersama direktur sepertimu"
Jaemin mengerjap sedikit tertegun, "Astaga, siapa yang berbicara seperti itu kepadamu?"tanya ia bingung
Winter menggeleng, cukup menjawab pertanyaan Na Jaemin bahwa tidak ada yang bicara apapun kepadanya.
"Lalu kenapa kau harus merasa begitu? Kita sudah sering makan bersama. Pantas atau tidaknya kau makan bersamaku itu adalah keputusanku"