Happy Reading 😉
Jangan lupa vote dan comment
Gulf membuka laci mejanya membawa sebuah buku dan ia pun membukanya. Terdapat foto keluarganya, ia melihat kedua orang tuanya. Dapat dilihat dari ekspresi kedua orang tuanya jika mereka sedang tidak akur. Hanya ada senyuman Gulf yang masih kecil. Ketukan pintu terdengar, Gulf langsung menyuruhnya masuk. Ia pun mengembalikan foto itu dan menaruhnya kembali di laci mejanya.
"Yang mulia ada masalah" Ucap Bright.Gulf dan Bright melihat tubuh Ken yang sudah tak bernyawa dan Off yang hanya terdiam.
"Kau membunuhnya?" Tanya Gulf.
"Ya. Kalian tidak memberiku makan jadi aku meminum darahnya" Ucap Off kesal. Gulf hanya mengangguk, ia tidak marah karena kalaupun Ken masih hidup dia akan di eksekusi mati.
"Hmm pindahkan mayatnya dan gantung di depan istana. Beritahu orang-orang jika dia adalah pelaku pembunuhan tragis itu"
"Bagaimana dengan Off?" Tanya Bright.
"Biarkan pemburu itu yang menghukumnya" Off hanya tersenyum memperhatikan obrolan Gulf dan Bright.
"Baiklah. Kami sudah memanggilnya, karena cuma dia yang bisa membuka penjara ini" Gulf terdiam tentu saja ia terkejut, bagaimana jika Mew tahu kalau Gulf adalah seorang raja.
"Apa? Kau-"
"Oh Type kau disini juga" Ucap Mew yang tiba-tiba datang membuat Gulf mematung. Ia menelan ludahnya dan berusaha membalikkan badannya.
"Type?" Ucap Bright melirik Gulf yang gugup.
"Sudah kuduga kalian bersahabat" Ucap Mew menepuk pundak Gulf, tentu saja membuat Bright terkejut, belum ada yang berperilaku tidak sopan pada rajanya itu.
"Apa yang kau lakukan? Dia.. akh!" Ucapan Bright terhenti ketika Gulf memukul perutnya. Mew yang melihatnya sedikit bingung.
"Dia.....kenapa?" Tanya Mew penasaran.
"Jangan dengarkan dia. Kenapa kau disini?" Ucap Gulf. Bright yang masih kesakitan memilih untuk diam.
"Oh aku dengar Ken dibunuh. Aku harus membuka penjaranya"
"Yah lakukanlah" Ucap Gulf memberi ruang untuk Mew.
Mew pun berkonsentrasi untuk melakukan tugasnya, sedangkan Gulf dan Bright berdiri di belakangnya.
"Kau berbohong padanya?" Bisik Bright.
"Diamlah. Kau hanya perlu mengikuti saja. Aku Type saat ada dia jadi ingat itu" Walaupun tidak mengerti, Bright pun hanya menurutinya.
Penghalang terlepas, seketika itu juga Off dengan cepat mencengkram leher Gulf erat. Bright maupun Mew terkejut.
"Kalian lepaskan aku atau kalian akan kehilangan raja ini"
"Tidak! Yang mulia! Lepaskan dia!" Ucap Bright mengeluarkan pedangnya, namun seketika pedang itu hancur dengan sendirinya.
"Dasar manusia bodoh. Kau pikir pedang seperti itu bisa menyakitiku?" Mew khawatir melihat Type yang mulai kesakitan, ia bingung harus bertindak seperti apa. Jika ia menyerang kemungkinan nyawa Type akan tiada saat itu juga.
"Lepaskan! Atau aku akan menghancurkanmu!" Ucap Mew.
"Yah silahkan dan saat itu juga nyawanya akan melayang bersamaku" Ucap Off.
Tiba-tiba Gulf memegang tangan Off membuat ketiganya terkejut, seketika aura hitamnya langsung menguar ke seluruh ruang bawah tanah. Bright dan Mew terkejut dengan tekanan yang diberikan Gulf. Bright mulai merasa sesak nafas, sedangkan Mew bisa menahan tekanan itu dengan kekuatannya walaupun butuh energi juga karena tekanan yang diberikan cukup besar. Ia pun langsung membopong Bright yang terlihat mulai lemas.
"Bright!" Panggil Mew mencoba membuat Bright tersadar, namun Bright pun akhirnya tak sadarkan diri.
Off merasakan tubuhnya bergetar, ia menatap langsung mata Gulf dan saat itu juga Gulf mencengkram kuat leher Off, hingga akhirnya kepala dan tubuhnya terpisah. Mew yang melihat itu tentu saja sangat terkejut.
"Uhuukk Uhuukk" Gulf terbatuk karena cengkraman Off tadi.
"Kau tidak apa-apa?" Tanya Mew khawatir. Gulf terlihat sedikit bingung dan juga terkejut, ia ingat jika ia yang telah membunuh Off, ia juga ingat telah menggunakan kekuatannya. Namun ia masih tidak mengerti bagaimana mengeluarkan kekuatannya seperti itu. Gulf melihat tangannya yang berlumuran darah, menatap Mew yang membopong Bright. Ia bingung harus bersikap bagaimana, pasti Mew memiliki banyak pertanyaan untuknya. Ia pun menghela nafasnya untuk menenangkan diri dan ia pun berjalan melewati Mew yang masih membopong Bright yang tak sadarkan diri.
"Kau urus mayat vampire itu dan serahkan Bright pada penjaga lain" Ucap Gulf sebelum pergi meninggalkannya. Mew hanya menatap kepergian Gulf.Mew sudah melenyapkan tubuh Off, ia pun berjalan menuju kamarnya. Langkahnya terhenti melihat Gulf yang memasuki istananya. Mew ingin mengejarnya tapi badannya tidak ingin bergerak menurutinya.
"Raja Gulf?" Gumam Mew. Ia pun menghela nafasnya dan pergi segera ke kamarnya.Seperti biasa Gulf menikmati sarapannya sendiri. Tak lama kemudian, Bright datang membungkuk hormat.
"Yang mulia maafkan aku tidak bisa menolongmu semalam" Ucap Bright.
"Duduklah" Perintah Gulf yang langsung dituruti oleh Bright.
"Kara siapkan makanan untuk Bright" Ucap Gulf.
"Kau tidak apa-apa?" Tanya Bright.
"Hm seperti yang kau lihat"
"Setelah aku melihat sendiri, rasanya aku masih belum mempercayai vampire itu ada" Ucap Bright, Gulf tampak terdiam sibuk dengan pikirannya sendiri.
"Oh ya. Boleh aku bertanya sesuatu?" Tanya Bright sedikit berhati-hati.
"Tentu" Jawab Gulf.
"Semalam aku merasakan tekanan yang luar biasa, dan aku melihatmu.... Apa kau yang melakukannya?" Gulf langsung menatap Bright yang membuatnya gugup.
"Sebaiknya kau tidak meminta penjelasan dan juga jangan katakan pada siapapun. Kau mengerti Bright?"
"Tapi Gulf aku temanmu. Aku khawatir, apa yang kau sembunyikan dariku?"
"Bright!" Bright tidak berani melanjutkan pertanyaan yang ada di kepalanya.
"Maaf yang mulia" Bright pun memakan makanannya.Mew melihat banyak orang di depan istana tengah mengutuk bahkan melemparkan beberapa batu pada mayat Ken yang di gantung di depan gerbang istana. Off sudah ia lenyapkan, jadi seharusnya tidak ada alasan lagi untuknya tinggal di istana ini. Mew berbalik untuk kembali ke kamarnya, namun langkahnya terhenti ketika ia melihat Gulf tengah melihat orang-orang dari balkon ruang kerjanya. Mew tentu saja ingin menemuinya dan menanyakan beberapa hal, namun ia pun memutuskan untuk pergi ke kamarnya.
Gulf kembali ke meja kerjanya. Mengambil buku yang belum selesai ia baca.
"Bright dimana dia?" Tanya Gulf.
"Siapa?"
"Mew"
"Aku rasa dia sedang bersiap untuk kembali. Off sudah mati jadi tidak ada alasan lagi dia untuk tinggal disini" Gulf terdiam.Gulf melihat Mew yang sibuk membereskan barang-barangnya.
"Jadi kau akan pergi sekarang?" Ucap Gulf menghentikan Mew. Ia membalikan badannya, sedikit bingung apa yang harus dilakukannya. Mew pun membungkuk hormat.
"Maaf kamar ini berantakan, aku tidak tahu jika yang mulia Gulf akan kemari" Ucap Mew. Gulf mengalihkan pandangannya merasa sedikit bersalah karena harus berbohong.
"Aku tidak bermaksud berbohong padamu"
"Yah tak apa. Senang bisa bertemu denganmu yang mulia. Urusanku disini sudah selesai, jadi.... Aku harus pergi sekarang" Mew membungkuk dan pergi melewati Gulf.
"Siapa yang mengizinkanmu pergi?" Ucap Gulf sedikit meninggikan suaranya menghentikan langkahnya. Gulf kesal jika ia di abaikan. Mew berbalik dengan sedikit malas.TBC..
NEXT???
KAMU SEDANG MEMBACA
King Gulf
FanfictionGulf merupakan penerus raja sebelumnya. Dalam perjuangannya untuk mendapatkan kepercayaan rakyatnya, ada sebuah rahasia yang tersembunyi.