"Hentikan! Siapa kau?" Nick bertanya menatap wanita di depannya. Bukannya menyerang, wanita itu mendekati Nick dengan sedikit semangat.
"Kau Nick?" Tanya wanita itu dengan senyuman anehnya. Tidak heran dia dipanggil vampire gila. Penampilan bahkan sikapnya memang seperti orang gila. Nick mulai meragukan kemampuannya sekarang.
"Kau mengenalku?"
"Tentu saja. Siapa yang tidak mengenal anak angkat Mick. Dia ayahmu benarkan?" Nick menatapnya sedikit curiga.Nick dan Kao diajak masuk kedalam. Mereka langsung disuguhi sebuah sup dengan warna darah dan juga beberapa potong daging di dalamnya. Mereka meyakini pasti itu adalah daging manusia. Keduanya hanya menatap sup itu tanpa menyentuhnya.
"Jadi ada apa tuan Nick jauh-jauh datang kemari?"
"Aku ingin kau membuat sesuatu untuk menghancurkan penghalang"
"Penghalang seperti apa?"
"Penghalang yang dibuat oleh klan Nattawin" Tawa wanita itu langsung pecah.
"Kalian ingin menghancurkan penghalangnya? Hahahaha" Suara tawanya sangat mengganggu sedikit menyulut emosi Nick. Tangannya dengan kuat mencengkram leher wanita itu, namun tanpa rasa takut wanita itu masih menatapnya denga tertawa.
"Jangan bermain-main denganku. Atau aku akan melenyapkanmu!" Kao berusaha menahan emosi tuannya itu. Walaupun menyebalkan, tapi mereka membutuhkan wanita itu untuk rencana mereka.
"Kau memang mirip dengan ayahmu. Sama-sama tidak memiliki kesabaran. Aku bisa membantumu membuat sesuatu yang bisa menghancurkan penghalang itu. Tapi aku butuh waktu"
"Tuan tenanglah" Nick melepaskannya.
"Katakan!"
"Penghalang klan Nattawin sangat kuat jadi aku harus mencari beberapa bahan yang langka juga waktu mengerjakannya tidaklah singkat. Yah aku rasa sekitar... Dua minggu?" Nick berdiri bersiap untuk segera pergi.
"Lakukan! Aku akan kembali dua minggu lagi" Nick meninggalkannya, tidak ada negosiasi lagi. Ia sudah terlalu muak melihat wanita itu.Perth memasuki ruangan Up.
"Yang mulia kau baik-baik saja? Kulihat setelah kau menjenguk tuan Mew, kau banyak melamun" Up duduk di kursinya. Tampak ia sedang memikirkan sesuatu.
"Perth, apa kau merasa tidak asing dengan orang yang bernama Mile?"
"Tuan Mile? Aku baru pertama kali melihatnya" Up sangat yakin pernah melihat Mile sebelumnya di tempat lain. Tapi ia sedikit tidak yakin juga.
"Yang mulia kapan kita akan berbicara dengannya? Kerajaan kita membutuhkan para pemburu" Karena urusan Gulf yang cukup banyak, membuatnya hampir melupakan tentang masalah kerajaannya.
"Aku akan berbicara dengannya nanti" Sedikit tidak yakin. Apa aku benar-benar harus meminta tolong padanya?Mew membuka matanya, ia langsung bangun memastikan dirinya baik-baik saja. Gerakan yang tiba-tiba membuatnya lelah, sedikit kesulitan bernafas dan keringat dingin keluar dari tubuhnya. Tubuhnya benar-benar lemas hingga ia pun kembali berbaring. Ia ingat kejadian terakhir kali sebelum ia tak sadarkan diri. Mew yakin sekarang ia di dalam istana, tapi bagaimana bisa? Seseorang masuk ke dalam kamar. Mew langsung menatapnya.
Setelah sekian lama, akhirnya ia bertemu kembali dengan Bright. Berapa lama ia tak sadarkan diri? Hingga Bright sudah kembali ke istana.
"Tuan Mew kau sudah sadar. Aku membawakanmu sarapan. Dokter Louis berkata jika kau mungkin akan sadar pagi hari dan benar saja. Syukurlah kau baik-baik saja" Mew hanya terdiam melihatnya, Bright tahu betul jika sekarang Mew memiliki banyak pertanyaan.
"Makanlah. Nanti akan aku ceritakan semuanya" Mew menurutinya dan segera memakan makanannya.Mew memegang erat kalung milik Gulf. Ia merindukannya, pasti ia sangat khawatir dengannya. Ia sudah berjanji akan menemuinya tapi sampai saat ini dia belum berkunjung lagi kesana.
"Bright ceritakan semuanya"Win keluar dari rumahnya, sekilas ia melihat seseorang yang dikenalnya. Ia buru-buru mengejarnya.
"First, tunggu!" First berhenti, biasanya jika ada masalah ia akan bercerita dengan Win. Tapi mengingat jika Win berada di pihak Gulf, ia pun mengurungkan niatnya.Win menghampirinya.
"Kau datang untuk menemuiku kan?" First tertawa ia berbalik dan menatap Win.
"Untuk apa aku menemuimu? Aku hanya kebetulan saja lewat sini"
"First. Aku tahu kau pasti kecewa dengan ayahmu tapi kau masih punya aku. Kita masih berteman bukan? Jadi jangan pernah merasa sendirian. Aku pasti akan membantumu" First mendekatinya.
"Bisakah kau membuat kerajaan ini seperti dulu?" Win menggelengkan kepalanya.
"Kalau begitu lupakan!"
"Tapi raja Gulf bisa! Dia bisa mengusir vampire-vampire itu dan mengembalikan kerajaan kita seperti semula"
"Bagaimana bisa seorang pembunuh memimpin sebuah kerajaan?"
"First sudah kubilang yang mulia-" First mengangkat tangannya mengisyaratkan untuk diam, ia menghela nafasnya.
"Kebetulan aku bertemu denganmu. Aku harus pergi"
"Kemana?"
"Kerajaan ini luas. Aku bisa pergi kemana pun untuk membantu orang-orang"
"Bagaimana dengan sekolahmu?"
"Aku bukan anak tuan Weir lagi. Jadi tidak ada alasan aku untuk tetap berada disana. Dan juga katakan pada rajamu itu jangan pernah menyakiti orang-orang yang tidak bersalah lagi. Atau aku tidak akan tinggal diam" First pergi tanpa mendengarkan panggilan Win yang terus memanggilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
King Gulf
FanfictionGulf merupakan penerus raja sebelumnya. Dalam perjuangannya untuk mendapatkan kepercayaan rakyatnya, ada sebuah rahasia yang tersembunyi.