Happy Reading 😉
Jangan lupa vote dan comment
Seseorang mengendap-endap berusaha untuk tidak menghasilkan suara saat ia berjalan, ia menatap Mew yang tengah merenggangkan tubuhnya. Cukup terkejut karena Mew meliriknya, ia pun langsung bersembunyi dibalik pohon di dekatnya.
Mew menatap jauh kedalam hutan yang gelap, hingga ia melihat seseorang bersembunyi ketika ia melihatnya. Mew langsung menyiapkan belatinya, bersiap untung menyerang. Ia melangkah mendekatinya dengan hati-hati. Mew langsung mengayunkan belatinya, namun hanya mengenai pohon dan dilihatnya hanya seekor anjing liar. Mew menghela nafasnya, ia jelas-jelas melihat sosok yang tinggi. Mew melihat sekelilingnya, karena sudah malam pandangannya cukup terbatas. Hingga ia mendengar seseorang yang mengerang kesakitan. Mew mengenal suara itu adalah suara salah satu rekannya yang tengah berjaga. Ia pun dengan cepat mendekatinya, seketika ia terdiam melihat orang dihadapannya. Orang itu bersiap untuk segera pergi, namun dengan cepat Mew menahannya.
"Tunggu Gulf"
"Maaf aku rasa aku sudah lewat perbatasan" Gulf melepaskan tangan Mew, namun cengkramannya semakin kuat. Tanpa kata Mew menarik Gulf membawanya ke ruangannya."Kenapa kau membawaku kesini? Pekerjaanku masih banyak aku harus pergi" Ucap Gulf. Langkahnya tertahan oleh sebuah pelukan, ia terkejut melihat tangan yang melingkar di perutnya. Dengan cepat Gulf melepaskannya dan meninju pipi Mew cukup keras hingga ia tersungkur.
"Apa yang kau lakukan hah?!" Mew cukup terkejut karena Gulf terlihat sangat marah.
"Maafkan aku.. Aku..."
"Hah kenapa aku membuang-buang waktuku disini" Ucap Gulf kesal dan langsung pergi.
"Aku tahu kau kesini untuk mencariku kan?" Ucap Mew menghentikan Gulf.
"Dengar. Aku hanya tidak sengaja keluar dari perbatasan" Ucap Gulf mengalihkan pandangannya. Mew hanya tersenyum melihat tingkah Gulf yang sedikit gugup.
"Baiklah. Akh pukulanmu cukup keras" Ucap Mew mengelus pipinya, Gulf meliriknya sedikit khawatir tapi ia berpikir jika itu bukan salahnya. Mew yang membuatnya terkejut hingga ia dengan refleks meninjunya.
"Kau keluar lagi dari istanamu sendirian?"
"Bukan urusanmu" Mew hanya mengangguk. Gulf sesekali meliriknya melihat beberapa perban yang melingkar di tubuh Mew.
"Kau terluka?" Tanya Gulf yang sudah penasaran. Mew mendekati Gulf.
"Ya ini sangat sakit akh" Mew menyentuh dadanya berpura-pura sakit, Gulf langsung menahannya dan membawanya untuk duduk di sofa.
"Sudah tahu kau terluka tapi masih banyak bergerak. Istirahatlah aku harus pergi" Mew langsung menahan tangannya.
"Kau mau membantuku mengganti perban ini?" Gulf terdiam.
"Kau menyuruh seorang raja mengganti perbanmu?"
"Tapi kau bukan rajaku" Gulf terdiam tidak bisa menyangkal.
"Ayolah aku tidak bisa melakukannya sendiri"
"Ya ya baiklah. Dimana obat-obatannya?"
"Disana" Mew menunjuk kotak obat dan Gulf pun menurutinya. Mew tersenyum senang melihatnya, padahal ia baru saja mengganti perban, tapi tidak ada alasan yang lebih baik lagi untuk menahan Gulf lebih lama.Gulf melihat beberapa luka di tubuh Mew. Dengan perlahan ia pun mengobatinya.
"Darimana kau mendapatkan luka ini?"
"Yah beberapa vampire menyerangku"
"Hm kukira kau hebat. Tapi kau bisa terluka juga"
"Kau pikir karena siapa aku begini" Gumam Mew.
"Apa kau bilang?"
"Haha tidak" Mew melihat Gulf yang serius mengobatinya.
"Apa kau tidak bisa menggunakan kekuatanmu untuk menyembuhkan luka-luka ini?"
"Jika bisa, sekarang harusnya kau tidak mengobatiku"
"Hm kau benar. Jadi hanya aku"
"Apa kau bilang?" Gulf terhenti.
"Sebelumnya aku pernah mendapatkan luka di tanganku tapi dengan cepat sembuh tanpa bekas luka sedikit pun. Mungkin aku juga punya kekuatan penyembuhan, seandainya aku bisa menggunakannya" Merasa tak ada jawaban Gulf melihat Mew yang menatapnya.
"Kenapa kau melihatku seperti itu?"
"Tidak ada. Jadi jika kau punya kau pasti akan menyembuhkanku bukan?"
"Tidak" Mew menahan senyumnya, sangat menyenangkan baginya untuk menggoda Gulf.
"Jadi ada apa kau menemuiku?"
"Sudah kubilang-"
"Ya ya terserah" Mew memalingkan pandangannya karena kesal. Gulf hanya melihatnya dan menyelesaikan perbannya.
"Seseorang menyarankan untuk bertanya pada para pemburu"
"Tentang apa?"
"Yah aku hanya ingin tahu apa aku berhubungan dengan para pemburu atau tidak"
"Kalau begitu. Bagaimana jika kau bertemu dengan P'Mile?"
"Siapa dia?"
"Dia pemimpin disini"
"Kalau begitu besok aku akan kemari lagi. Sekarang sudah malam aku harus kembali, mungkin Bright sedang mencariku sekarang"
"Aku akan mengantarmu"
"Tidak perlu"
"Akhir-akhir ini banyak vampire liar yang masuk wilayahmu. Berhati-hatilah, mungkin warga disana juga sudah ada beberapa yang terbunuh"
"Darimana kau tahu itu?"
"Kau pikir darimana luka yang ku dapat ini"
"Hm baiklah. Kalau begitu aku pergi" Mew sedikit khawatir melihat kepergian Gulf, ia pun mengambil pedangnya dan pergi mengikuti Gulf dari belakang."Hah kenapa aku harus mengendap-endap tadi? Memalukan" Gumam Gulf. Tiba-tiba ia berhenti karena mendengar suara, jelas sekali ada seseorang yang mengikutinya. Gulf mengeluarkan pedangnya, mendekati sumber suara dengan perlahan. Namun tiba-tiba ia merasa ada seseorang yang mendekatinya dari belakang. Gulf langsung berbalik, orang itu pun mendorongnya hingga ia terjatuh, pedangnya terlempar.
Gulf terkejut melihat vampire yang kini berada di atas badannya, ia dengan sekuat tenaga mencoba menahannya. Vampire itu begitu agresif matanya merah menyala dan berusaha untuk menggigit Gulf. Gulf mencoba menggunakan kekuatannya, namun ia tidak bisa konsentrasi dan akhirnya tidak dapat mengeluarkan kekuatannya.Jlebb..
Darah menyiprat ke wajah Gulf, ia langsung menyingkirkan vampire yang sudah mati itu dan ia melihat Mew yang di hadapannya.
"Kau tidak apa-apa?" Tanya Mew membantu Gulf untuk bangun.
"Aku tidak apa-apa. Terimakasih"
"Syukurlah. Ini pakai untuk mengelap wajahmu" Ucap Mew menyerahkan sebuah sapu tangan dan langsung di ambil Gulf.
"Kenapa kau ada disini?"
"Aku mengikutimu. Aku khawatir kau mungkin akan diserang oleh vampire, dan ternyata aku benar kan? Jadi aku akan mengantarmu sampai istana"
"Tidak perlu. Aku akan pulang sendiri" Mew menahan tangan Gulf.
"Kau ingin vampire lain menyerangmu?" Gulf terdiam.Keduanya kini jalan bersama dalam diam. Hingga Gulf melihat beberapa orang tampak terburu-buru untuk pergi ke suatu tempat. Gulf menghentikan Mew. Mew yang bingung pun mengikuti arah pandangan Gulf.
"Siapa mereka?" Tanya Mew.
"Mereka para petinggi kerajaan. Mau kemana mereka tengah malam begini?" Mew merangkul pinggang Gulf membuatnya cukup terkejut dan saat itu juga Gulf dibawa ke atas atap.
"Apa yang kau lakukan disaat seperti ini?" Tanya Gulf sedikit marah.
"Lebih mudah mengawasi mereka dari sini bukan?" Ucap Mew. Gulf pun terdiam dan kembali fokus pada para orang-orang itu.
Gulf mengepalkan tangannya. Jelas orang-orang itu menuju kediaman rumah Weir. Dalam hatinya Gulf merasa jika orang-orang itu kini akan mengkhianatinya. Mew yang tidak mengerti pun hanya melihat Gulf dengan rasa khawatir.
Penjagaan di rumah Weir cukup ketat sehingga Gulf dan Mew tidak bisa masuk untuk terus mengawasi. Keduanya pun memutuskan untuk kembali ke istana.Bright lagi-lagi tidak melihat Gulf di kamarnya. Tak lama kemudian Gulf datang bersama Mew, Bright terdiam melihat keduanya apalagi raut wajah Gulf yang menahan amarah. Bright mencoba bertanya pada Mew dengan isyarat, namun Mew sendiri tidak tahu pasti kenapa Gulf marah.
"Bright, besok kumpulkan semuanya. Adakan rapat besok pagi" Ucap Gulf.
"Baik yang mulia" Bright tak banyak bertanya karena ia tahu Gulf sedang dalam kondisi tidak ingin di ajak bicara.
"Tuan Mew. Kau... Sebaiknya ikut ke kamar tamu?"
"Tidak. Aku harus kembali sekarang. Gulf aku pergi dulu" Ucap Mew namun tidak ada jawaban dari Gulf. Mew pun menghela nafasnya dan segera pergi.Pagi hari kondisi istana cukup menegangkan para petinggi datang terburu-buru. Gulf yang sudah berada disinggahsananya menatap para petinggi itu masuk.
"Kalian berani membuatku menunggu?!!"TBC..
NEXT???
KAMU SEDANG MEMBACA
King Gulf
FanfictionGulf merupakan penerus raja sebelumnya. Dalam perjuangannya untuk mendapatkan kepercayaan rakyatnya, ada sebuah rahasia yang tersembunyi.