Chapter 18

277 40 1
                                    

Happy Reading 😉

Jangan lupa vote dan comment

Gulf membuka matanya, ia tentu saja terkejut karena Mew tengah menatapnya dari jarak yang dekat. Ia langsung bangun dan mengakibatkan kening keduanya beradu.
"Akh! Kenapa denganmu?" Ucap Mew mengusap keningnya yang terasa sakit.
"Kau sendiri mengejutkanku phi. Aku harus segera mandi" Ucap Gulf gugup langsung turun dari kasurnya.

Bright melihat Gulf dengan khawatir.
"Kau yakin akan kesana?" Tanya Bright dijawab anggukan Gulf.
"Aku akan ikut denganmu"
"Tidak. Akan sangat mencurigakan jika kau ikut. Aku bersama p'Mew" Mew tersenyum senang.
"Tenang. Aku akan menjaganya" Gulf dan Mew pun berangkat dengan kudanya.

Keduanya sampai di kota, Gulf berjalan bersama Mew melihat sekelilingnya.
"Apa yang kau cari?" Tanya Mew. Tidak dihiraukan Gulf, ia pun mencoba menggoda Gulf, menatap wajahnya menghalangi pandangan Gulf.
"Phi apa yang kau lakukan?" Tanya Gulf sedikit kesal.
"Kau mengabaikanku daritadi" Ucap Mew merajuk.
"Oh tuan pemburu" Panggil Pete.
"Oh Pete" Gulf pun membalikan badannya, Pete yang melihat wajah Gulf langsung berlutut memberi hormat.
"Yang mulia" Tentu saja membuat Gulf panik, mereka menjadi sorotan saat ini, Gulf menunduk untuk menyembunyikan wajahnya di balik tudung jubahnya.
"Apa yang kau lakukan?" Ucap Mew membangunkan Pete. Gulf menatap sekitarnya, orang-orang melihat mereka saat ini. Entah mereka mendengar jelas perkataan Pete atau tidak, tapi tetap saja membuat Gulf khawatir. Gulf pun pergi meninggalkan Mew dan Pete.
"Type!" Panggil Mew, namun Gulf tidak mendengarkannya. Pete yang merasa bersalah pun hanya terdiam. Mew menatap marah pada Pete, ia pun menyeretnya membawanya untuk menyusul Gulf.

Gulf duduk di tempat yang sepi, tak lama kemudian Mew dan Pete datang.
"Maafkan aku. Aku sungguh tidak tahu jika anda sedang menyembunyikan identitasmu" Ucap Pete.
"Tidak apa-apa. Kau sudah tahu sekarang, jangan lakukan itu lagi" Ucap Gulf yang membuat Mew terkejut, ia mengira jika Gulf akan marah.
"Aku berjanji" Ucap Pete. Ia lega lagi-lagi dia selamat.
"Kau belum kembali ke klanmu?" Tanya Gulf dan Pete pun hanya menggelengkan kepalanya.
"Aku rasa mereka sudah melupakanku" Ucap Pete menundukan kepalanya.
"Memangnya apa yang kau perbuat. Sehingga kau bisa dihukum?" Tanya Mew.
"Itu...." Pete sebenarnya malu jika harus menjawab pertanyaan itu, namun ia melihat Gulf dan Mew yang menatapnya menunggu jawaban darinya.
"Sebenarnya bukan masalah besar. Hanya karena aku tidak sengaja ada dikamar seorang perempuan dan mereka mengira aku sengaja kesana untuk menggodanya" Ucap Pete, namun tidak ada jawaban dari Gulf ataupun Mew.
"Hah sudah ku kira ini hanya masalah yang tidak penting" Gumamnya.
"Jika begitu, aku rasa kau akan selamanya disini" Ucap Mew.
"Tidak!" Pete menatap Mew ingin marah namun ia terlalu takut walaupun ia tahu Mew hanya meledeknya dan kembali menunduk kesal.
"Lupakan! Aku ingin menanyakan sesuatu padamu" Ucap Gulf.
"Apa itu?"
"Apa kau tahu tentang orang-orang yang menghilang?"
"Ya. Banyak sekali selembaran tentang orang hilang"
"Apa menurutmu mereka diserang oleh vampire liar?"
"Aku tidak tahu. Tapi itu mungkin saja, beberapa hari terakhir aku sering menemui mereka"
"Tapi tidak ada satupun mayat yang ditemukan" Ucap Mew. Pete sendiri tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi sekarang. Hening semuanya sibuk dengan pikiran masing-masing.
"Hah... kenapa hanya kerajaanku yang di serang oleh para vampire" Gumam Gulf. Pete maupun Mew menatap Gulf yang tampak buruk, mereka mengerti jika banyak beban yang tengah di tanggung oleh Gulf.
"Jika soal itu. Aku rasa karena beberapa hari yang lalu ada energi yang keluar dari istana, dan itu mampu menarik para vampire"
"Energi apa maksudmu?"
"Aku tidak tahu apa itu" Ucap Pete.
"Sejak hari kau menghilang, banyak vampire liar yang memaksa masuk ke pemukiman warga dan aku rasa itu karena energi yang muncul" Ucap Mew. Gulf tampak berpikir.
"Apa energi itu keluar dari pedang itu?"
"Pedang? Pedang apa?" Tanya Pete.
"Sebuah pedang menusukku hingga membuatku tak sadarkan diri dan juga mendapatkan-" Gulf menghentikan ucapannya. Ia tidak ingin membuat Mew khawatir dengan masalah kutukan yang ada di punggungnya.
"Mendapatkan apa?" Tanya Mew pura-pura tidak tahu.
"Mendapatkan...... Mendapatkan luka yang cukup dalam, namun karena aku seorang vampire, untungnya bisa sembuh dengan cepat bahkan tanpa bekas luka"
"Apa? Kau seorang vampire?" Tanya Pete.
"Eum. Aku baru mengetahui tentang ini. Sudah dipastikan aku seorang vampire" Pete bungkam hanya menatap Gulf sedikit tidak percaya. Gulf mengambil sebuah pecahan kaca di dekatnya dan langsung menyayat tangannya hingga darah pun keluar.
"Gulf! Apa yang kau lakukan!" Teriak Mew panik memegang tangannya yang terluka.
"Tenanglah phi" Mew dan Pete melihat luka Gulf yang dengan cepat langsung tertutup kembali.
"Kau- benar-benar..."
"Sekarang kau percaya? Aku juga termasuk kaummu" Pete masih terdiam.
"Sangat sulit dipercaya. Tapi bagaimana?"
"Aku mendapatkannya dari ibuku, dia seorang vampire"
"Hah? Raja terdahulu menikah dengan seorang vampire?" Gulf mengangguk.
"Phi Mew ayo sebaiknya kita pergi ke istana sekarang" Ajak Gulf dijawab anggukan oleh Mew meninggalkan Pete yang masih diam berpikir, hingga ia tersadar ketika seseorang menepuk pundaknya.

Gulf dan Mew masuk lewat jalan rahasia. Istana begitu dijaga dengan ketat sekarang. Mew menarik pinggang Gulf saat mereka hampir terlihat oleh salah satu penjaga.
"Phi lepaskan aku" Ucap Gulf berusaha melepaskan tangan Mew yang melingkar di pinggangnya.
"Sssttt. Kita hampir terlihat" Gulf pun terdiam.
Setelah dirasa aman keduanya kembali melanjutkan jalannya.
"Biarkan kami bertemu sang raja!" Teriak seseorang membuat langkah Gulf terhenti.
"Mereka masih disini?"
"Ya berita tentang kehilanganmu sangat dirahasiakan oleh istana. Mereka adalah orang-orang yang kehilangan keluarganya, mereka marah tidak ada tindakan serius dari istana"
"Memalukan! Aku harus menemui mereka" Ucap Gulf namun langsung ditahan oleh Mew.
"Jangan sekarang. Atau mereka akan tahu kau sudah kembali. Bukankah kau ingin tahu rencana mereka?" Gulf geram ia kesal karena tidak bisa berbuat apa-apa sekarang. Ia pun pergi untuk fokus kembali pada tujuannya.

Gulf sampai diruang kerjanya, mencoba meraba dinding yang waktu itu terbuka.
"Bagaimana cara membukanya?" Tanya Mew.
"Aku tidak tahu. Saat itu pintu rahasia ini tiba-tiba terbuka"
"Siapa kalian?" Tanya seseorang yang tiba-tiba masuk mengejutkan keduanya. Mew otomatis langsung mengeluarkan pedangnya bersiap menyerang, namun ia berhenti ketika melihat seseorang yang dikenalnya. Gulf melihat kebelakang, ia lega setelah yang dilihatnya Louis.
"Louis"
"Yang mulia. Kau disini" Ucap Louis menunduk hormat.
"Tidak ada waktu, apa kau tahu cara membuka ini? Aku harus kembali kesana" Ucap Gulf menunjuk dindingnya.
"Setahuku dinding ini hanya bisa dibuka oleh anggota keluarga kerajaan. Kau bisa memasukkan kekuatanmu kedalam dinding ini" Ucap Louis membuatnya bingung.
"Bagaimana cara mengeluarkan kekuatanku?" Tanya Gulf menatap tangannya, namun tangan lain meraihnya. Mew memegang tangan Gulf dan menempelkannya di dinding.
"Pejamkan matamu dan rasakan aliran kekuatan yang mengalir disetiap pembuluh darahmu" Ucap Mew. Gulf menurutinya, ia memejamkan matanya dan mencoba untuk merasakan aliran kekuatannya.
"Fokuskan untuk mengalirkannya ke tanganmu maka kekuatanmu akan keluar" Dinding itu pun terbuka, Gulf membuka matanya senang.

Ketiganya sudah masuk kedalam, Gulf langsung mencari pedang yang saat itu telah menusuknya.
"Apa yang kau cari disini?" Tanya Louis.
"Aku akan membawa pedang ini" Ucap Gulf melihat pedang yang ia cari.
"Apa kau tahu kenapa pedang ini ada disini?"
"Aku tidak tahu detailnya, tapi saat itu raja yang menyimpannya disini" Gulf menatap pedangnya, ia tidak mengerti apa yang terjadi saat itu. Mengapa pedang ini bisa menusuknya bahkan sekarang pedang ini tampak tenang. Ia pun mengambil pedang itu, namun yang terjadi Gulf malah mengeluarkan energi hitamnya.

TBC

Next???

King GulfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang