Chapter 28

230 30 2
                                    


Win memacu kudanya di malam hari, ia masih penasaran dengan jenderal Nodt dan ia pun menuju perbatasan secepatnya.

Beberapa penjaga memberi hormat ketika Win sampai, ia pun di bawa menuju ruangan jenderal Nodt.
"Suruh dia pergi!" Ucap Nodt. Win yang mendengarnya, tanpa menunggu ia pun langsung masuk.

"Jenderal aku sudah disini mana mungkin kau menyuruhku untuk kembali?" Para bawahan Nodt bingung harus bersikap bagaimana. Mereka juga harus sopan karena Win adalah anak dari tuan Pan. Nodt menatap Win sedikit tidak percaya.

"Kenapa kau sangat keras kepala? Sebaiknya kau kembali ke asramamu"

"Tidak! Sebelum kita bicara" Nodt menyerah, ia pun menyuruh bawahannya untuk pergi.

"Apa yang ingin kau bicarakan? Jika ini berkaitan dengan jenderal Bright, lupakan. Anggap hal kemarin tidak terjadi"

"Kau tidak penasaran, kenapa kita pergi diam-diam?"

"Untuk apa? Tugasku hanya menjaga gerbang ini"

"Sekarang siapa yang keras kepala" Gumamnya pelan sedikit kesal.

"Kau bicara apa?"

"Tidak. Aku hanya ingin memastikan, apa kau akan melaporkan kami?"

"Aku akan menganggap tidak terjadi apa-apa. Jadi kau sebaiknya kembali"

"Baiklah baiklah aku akan percaya padamu. Tapi aku sudah jauh-jauh datang kesini dan hanya mendapatkan jawaban itu?" Win mendekati Nodt. Melihat sekelilingnya.

"Aku pernah mendengar rumor jika kau dan jenderal Bright selalu menjadi saingan. Tapi kau tidak pernah bisa mengunggulinya. Aku penasaran kenapa kau bisa menolong sainganmu itu? Bukankah kau akan menang jika kau menangkapnya?" Ucap Win sedikit berbisik.

Nodt yang tengah menulis berhenti, mencengkram kuat alat tulisnya hingga patah yang membuat Win cukup terkejut.
"Apa aku harus memberitahumu? Aku hanya tidak ingin berhutang padanya. Jadi sekarang kita impas" Jelas Nodt menatap Win dengan tajam, yang membuat Win sedikit menjauh karena wajah jenderal Nodt sekarang sangat tidak bersahabat.

"Oh.. Baiklah"

"Jika kalian berbuat ulah lagi dan diketahui olehku, saat itu juga aku akan mengirim kalian ke penjara istana" Win terdiam, hening seketika. Ia pun mengangguk, suasana yang sangat canggung sekarang.

"Sepertinya sudah sangat larut. Aku.... Harus pergi sekarang. Terimakasih sudah menolong kami jenderal. Aku pamit" Ucap Win buru-buru keluar, ia tidak tahu apa yang akan terjadi padanya jika lebih lama berada didalam sana.

Up kembali menemui ayahnya untuk mengantarkan nampan berisi makanan.
"Dia sudah pergi?" Tanya Ayahnya, tak dapat jawaban ayahnya menatap Up.

"Kenapa kau diam? Dia masih ada disini?"

"Pho. Gulf sepupuku, aku harus menolongnya"

"Tidak. Disana terlalu berbahaya kau tidak akan bisa menanganinya"

"Setidaknya aku bisa mencegah Weir bertindak seenaknya. Hanya beberapa hari sampai Gulf kembali"

"Tidak! Kau tidak akan mengerti"

"Kalau begitu jelaskan apa yang membuatmu tidak mengizinkanku?" Ayahnya menatap Up.

"Orang itu tidak memberitahumu? Atau dia tidak tahu?"

"Memberi tahu apa?"

"Tidak. Lupakan. Pokoknya aku tidak mengizinkanmu pergi" Up terdiam, ia pun segera pergi untuk menemui Bright.

Bright bersama Perth tengah melihat beberapa prajurit yang tengah berlatih.
"Aku dengar kau memiliki pasukan yang hebat. Bisakah nanti kita berlatih bersama?"

King GulfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang