Chapter 10

334 41 1
                                    

Happy Reading 😉

Jangan lupa vote dan comment

"Dimana anak itu?" Tanya Weir.
"Tuan muda First sudah kembali ke asramanya" Jawab pengawalnya. Weir pun langsung menulis sebuah surat.

"Kirimkan pesanku padanya" Ucap Weir memberikan sebuah surat.
"Baik tuan"

Di tempat lain Gulf ditemani Bright sampai di desa Khon. Tidak seperti sebelumnya, namun desa tersebut tampak masih sepi. Semua orang berkumpul di sebuah rumah yang cukup luas, dimana menjadi tempat untuk penyembuhan penyakit yang sedang melanda desa tersebut.

Gulf melihat beberapa orang yang tidak ia kenal sedang sibuk membantu orang-orang yang berdatangan, hingga ia melihat Mew yang baru keluar dari rumah itu. Mew melihat Gulf dan langsung mendekatinya.
"Kau sudah datang" Ucap Mew dijawab sebuah anggukan oleh Gulf.
"Siapa mereka?"
"Oh mereka para pemburu, sama sepertiku" Gulf hanya mengangguk mengerti.
"Apa penyakitnya begitu buruk? Dari sini sangat terdengar teriakan mereka" Ucap Bright.
"Tidak terlalu buruk tapi jika dibiarkan akan menyebabkan kematian. Oh ya dan juga kita sudah menemukan penyebabnya"
"Apa itu?"
"Bukan dari makanan, namun mereka yang terkena semuanya berasal dari arak yang mereka minum. Arak itu sudah diracuni hingga membuat mereka seperti itu. Aku mendengar jika saat pembagian semua orang berkumpul untuk minum bersama" Jelas Mew.
"Kau ingin melihatnya?" Tanya Mew. Gulf pun berjalan namun Bright menghentikannya.
"Yang mulia sebaiknya aku yang melihat. Aku khawatir kau akan tertular" Ucap Bright.
"Bright panggil aku Type atau mereka akan mendengarmu dan juga aku tidak selemah itu, lagipula ini tidak menular benarkan?"
"Ya itu benar. Kau tenang saja Bright" Ucap Mew. Bright pun mengikuti keduanya masuk kedalam.

Bagi Bright yang baru menyaksikannya, ia sedikit meringis melihat orang-orang seperti kerasukan dan berteriak tidak jelas.
"Sangat banyak orang yang ada disini" Ucap Gulf.
"Ya bahkan beberapa orang masih terus berdatangan. Tempat ini hampir penuh"
"Sebentar lagi dokter dan kiriman makanan untuk semua orang akan datang. Aku rasa dengan obat-obatan penghilang racun akan lebih cepat membuat mereka pulih. Jika ada yang dibutuhkan kau bisa langsung mengatakannya pada Bright"
"Iya terimakasih Type"
"Tidak perlu. Aku yang seharusnya berterimakasih. Ada yang bisa kubantu?" Tanya Gulf.
"Kau bisa membantu membasuh orang-orang. Kau bisa?"
"Tidak biar aku saja. Yang mulia ah tidak maksudku Type kau duduk istirahat saja" Ucap Bright namun Gulf tidak mendengarnya dan langsung pergi untuk membantu. Sedangkan Mew hanya mentertawakan Bright yang begitu panik.
"Kau tidak perlu khawatir. Itu keinginannya. Sebaiknya kau juga ikut membantu. Ayo" Bright yang terus memperhatikan Gulf pun mendekatinya berusaha untuk membantu Gulf.

Sudah cukup, Bright tidak tahan melihat Gulf yang bekerja cukup keras. Ia pun mengambil air dan lap yang tengah digunakan Gulf dan memberinya sebuah roti.
"Istirahatlah. Kau belum makan apa-apa sejak tadi" Ucap Bright. Gulf pun duduk menurutinya melihat Bright yang menggantikannya.

"Eoh tuan kau jenderal Bright yang terkenal itu? Benarkan?" Tanya seseorang. Bright hanya tersenyum.
"Ya tuhan aku tidak menyangka bisa bertemu anda secara langsung. Apa yang anda lakukan disini?"
"Hanya membantu kalian dan mengirim makanan kesini"
"Terimakasih tuan dan ini..." orang itu menatap Gulf yang sedikit gugup.
"Oh dia temanku Type" Ucap Bright.
"Benarkah. Hei anak muda sebaiknya kau tidak membiarkan tuan jenderal kelelahan. Sudah sangat melelahkan menuju desa ini dan dia harus membantu juga. Ini" Orang itu mengambil baskom air yang ada ditangan Bright dan memberikannya kepada Gulf. Bright terkejut dan berniat memarahi orang itu, namun Gulf menahannya.
"Kau cukup terkenal juga" Sindir Gulf menahan tawanya.
"Maaf tuan aku beristirahat terlalu lama, aku akan melanjutkannya" Ucap Gulf dengan senang hati. Bright terdiam, ini pertama kalinya ia melihat Gulf kembali tersenyum.
"Tuan kemari. Orang-orang pasti sangat senang melihat anda" Ucap orang itu, Bright yang sedikit tidak rela meninggalkan Gulf hanya bisa menurutinya.

Beberapa saat kemudian kiriman makanan datang bersama seorang dokter kerajaan. Bright langsung menghampirinya dan memerintahkan untuk membagikan makanan untuk semua orang.
"Dimana yang mulia?" Tanya Louis yang merupakan seorang dokter kerajaan.
"Jangan memanggilnya yang mulia disini. Dia tidak ingin ada yang tahu kalau raja mereka ada disini. Dia sedang membantu yang lainnya. Sebaiknya kau juga langsung memeriksa kondisi para korban. Ayo masuk" Ajak Bright diikuti Louis.

Mew mendekati Gulf memberikannya sebuah minuman yang langsung diterima oleh Gulf.
"Kau tampak senang" Ucap Mew. Gulf hanya tersenyum.
"Ya aku senang bisa membantu orang-orang" Mew hanya mengangguk.
"Sebaiknya kau kembali. Ini sudah malam kau butuh istirahat" Ucap Mew.
"Aku masih bisa membantu disini" Ucap Gulf.
"Kau harus kembali ke istana. Seharian ini, kau berada disini. Itu akan mencurigakan jika kau tidak ada disana. Louis sudah memeriksa beberapa orang dan ia akan segera meracik obatnya" Ucap Bright yang baru datang.
"Dia benar. Kau bisa kembali lagi besok" Gulf pun tidak punya pilihan lain dan ia pun menuruti Bright.

Gulf kembali ke istana, langkahnya terhenti melihat orang dihadapannya. Namun ia tidak menghiraukannya dan langsung pergi.
"Yang mulia" Panggil First.
"Ini sudah malam sebaiknya kau kembali ke asramamu" Ucap Gulf.
"Yang mulia butuh istirahat. Kembalilah besok" Ucap Bright.
"Hanya sebentar aku mohon" Ucap First. Gulf menatapnya.
"Masuklah" Ucap Gulf dan langsung diikuti First dan Bright.

"Ada apa kau mencariku?" Tanya Gulf.
"Oh ini" First menyerahkan beberapa lembar kertas.
"Orang di desa-desa yang dikhususkan untuk pertanian mengalami kelaparan karena ladang mereka tidak terurus. Beberapa petani jatuh sakit. Aku ingin meminta izinmu untuk membawa beberapa dokter dan orang mengurus masalah ini" Jelas First. Gulf menyimpan kertas itu, menatap First.
"Dari mana kau dapat informasi ini?"
"Aku menemukannya sendiri saat tengah berkeliling untuk mengerjakan tugasku. Dan saat itu aku melihat beberapa orang di desa-desa pertanian terkena penyakit aneh. Aku langsung pergi ke rumah sakit kerajaan untuk meminta mereka mengirimkan beberapa dokter kesana, tapi mereka menolakku dan membutuhkan izinmu yang mulia" Gulf mengerutkan keningnya.
"Bright besok kau lihat desa-desa itu" Ucap Gulf dan Bright pun langsung mengangguk.
"Dan kau bisa kembali sekarang. Istana akan mengurus semuanya"
"Tidak, yang mulia. Biarkan aku membantu juga. Akhir-akhir ini ayahku begitu sibuk dengan urusannya"
"Jadi dia yang menyuruhmu mengurus ini?" First terdiam.
"Tidak, yang mulia. Aku hanya-"
"Dengar! Tugasmu hanya belajar. Kembalilah ke asrama"
"Tapi yang mulia aku mohon. Biarkan aku yang mengurusnya. Aku ingin membuat ayahku bangga padaku"
"Kembali ke asramamu!" Ucap Gulf langsung pergi meninggalkan First.
"Yang mulia benar. Kau sebaiknya belajar lebih giat. Setelah itu kau bisa bekerja di istana" Ucap Bright. First hanya terdiam.

Keesokan harinya, Gulf dan Bright kembali ke desa Khon. Mereka disambut baik oleh semua orang, terlebih Bright yang sudah dikerumuni oleh beberapa orang meninggalkan Gulf sendiri.
"Oh yang mulia" Panggil seseorang membuat Gulf terkejut karena ada yang memanggilnya yang mulia. Ia membalikkan badannya dan mendapati Mile yang memanggilnya.
"Jangan panggil aku seperti itu jika diluar. Panggil aku Type" Mile tersenyum melihat sekitar memastikan tidak ada yang mendengar panggilannya tadi.
"Maafkan aku. Aku tidak tahu jika kau menyembunyikan identitasmu jika bersama rakyatmu. Kenapa? Semua orang akan sangat senang jika raja mereka datang langsung"
"Tidak. Mereka akan membenciku jika tahu aku raja mereka. Oh ya maaf untuk yang terakhir kali kita bertemu, aku langsung pergi begitu saja"
"Tidak masalah. Mew mengatakan jika kau akan datang kesini, jadi aku pun datang untuk menemuimu. Boleh kita bicara di tempat lain?" Gulf hanya mengangguk. Keduanya pun pergi mencari tempat yang lebih sepi, dari kejauhan Mew melihat Gulf dan Mile.

Gulf dan Mile berhenti ketika menemukan tempat yang dirasa cocok untuk pembicaraan mereka.
"Jadi ada apa tuan Mile?" Tanya Gulf.
"Panggil aku phi jangan terlalu formal" Gulf hanya mengangguk.
"Aku langsung saja. Ini hanya perkiraanku, tapi aku rasa kau memiliki darah seorang vampire"
"Apa?" Gulf menatap Mile terdiam mencerna kata-katanya yang sulit untuk ia percaya.

TBC
Next???

King GulfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang