Chapter 20

284 35 2
                                    

Happy Reading 😉

Jangan lupa vote dan comment

Gulf membuka matanya, ia langsung terbangun ketika ia tidak mengenali tempat yang ia tempati sekarang.
"Yang mulia anda sudah bangun" Gulf menatap seseorang yang tengah duduk di sebuah sofa.
"Pete. Dimana aku?"
"Tenang. Kau ada di wilayah klanku sekarang" Gulf terdiam, samar-samar ia mengingat kejadian sebelum ia ditangkap. Ia menatap tangannya, ia menyesal karena sudah membunuh rakyatnya sendiri. Bagaimana bisa seorang raja membunuh rakyatnya. Ia mencengkram rambutnya erat.
"Yang mulia tenanglah" Pete menahan tangan Gulf.
"Apa yang terjadi?" Tanya seseorang yang tiba-tiba masuk. Gulf menatapnya, ia tidak mengenal orang itu.
"Eoh tuan. Yang mulia Gulf telah sadar" Ucap Pete. Gulf menatap Pete seakan meminta penjelasan padanya.
"Oh ini tuan Apo. Aku pernah menceritakannya padamu kau ingat? Aku bilang auramu mirip dengan seseorang. Tuan Apo yang aku maksud, pemimpin klan kami. Dia menyelamatkanmu. Jika tidak, mungkin kau akan membunuh lebih banyak orang"
"Beruntung setelah kau pergi ke istana, seseorang menjemputku kembali kesini. Jika tidak, aku tidak tahu apa yang akan terjadi sekarang" Lanjutnya. Gulf masih terdiam hanya mendengarkan.
"Yang terjadi kau akan membunuh semua orang hingga tidak bersisa. Pete kau keluarlah" Ucap Apo yang langsung dituruti oleh Pete.

Apo menatap Gulf yang sedari tadi terdiam.
"Jadi kau anaknya? Sudah kuduga memiliki setengah darah vampire akan sangat merepotkan" Ucap Apo. Gulf tidak mengerti dan menatapnya meminta penjelasan.
"Bisa kau jelaskan apa yang terjadi?" Tanya Apo.
"Siapa kau?" Tanya Gulf.
"Yah jika harus menuruti urutan saudara di kaum manusia mungkin aku sepupumu. Ayahku adalah kakak dari ibumu. Kau mengerti?" Gulf tidak menyangka ia masih memiliki keluarga walaupun mereka adalah vampire.
"Jadi bisa kau jelaskan?"
"Aku sendiri tidak tahu aku hanya ingat tubuhku yang tidak bisa aku kendalikan, dan aku.... Membunuh semua orang" Ucap Gulf sedikit berat.
"Kau belum bisa mengendalikan kekuatanmu, sehingga sangat mudah kau dikendalikan. Karena sekarang kau disini, kau harus melatihnya. Tidak ada istirahat, cepat bangun" Gulf melongo, ia mengira jika ia akan dibiarkan untuk istirahat selama beberapa hari. Sekarang ia merasa tidak memiliki tenaga untuk melakukan apapun.
"Ayo cepat!" Tegur Apo yang melihat Gulf masih terdiam. Melihat sepupunya yang begitu tegas, ia pun bangun.
"Dimana pedang itu?"
"Kau masih menanyakannya? Untuk apa? Kau ingin menghancurkan semuanya lagi?"
"Aku hanya bertanya" Ucap Gulf pelan.
"Aku sudah menyegelnya. Bagaimana bisa pedangnya ada disana?" Ucap Apo tidak mengerti, ia pun pergi diikuti Gulf.

Di mansion yang sangat besar ini, beberapa orang menatapnya. Ia tidak menyadarinya, sekarang pikirannya entah ada dimana. Gulf hanya menunduk dengan tatapan kosong.
"Pete ikut denganku" Ucap Apo tanpa melihatnya. Pete pun mengekori keduanya.

Keduanya pun sampai di sebuah gua yang begitu gelap. Gulf menatap sekitarnya, ia tersadar karena energi yang kental di gua itu.
"Dimana ini?" Tanya Gulf.
"Ini gua yang biasanya dijadikan tempat berlatih atau tempat pengobatan" Ucap Pete.
"Buka bajumu" Ucap Apo.
"Apa?"
"Cepat buka. Atau kau ingin aku yang membukanya?" Gulf mulai sedikit kesal dengan kelakuan sepupunya itu. Ia pun menurutinya dan Apo langsung membalikan badannya melihat tanda kutukan di punggung Gulf.
"Kau akan menghilangkannya?" Tanya Gulf, namun tak dijawab oleh Apo.
"Pete! Masukan dia ke kolam dan Ikat dia" Gulf maupun Pete terkejut.
"Tunggu. Apa yang kau lakukan?!" Ucap Gulf sedikit panik, ia bertanya-tanya kenapa ia harus diikat. Pete hanya bisa mematuhi perintah pemimpinnya itu. Gulf di masukkan ke dalam kolam yang ada di gua itu.

Tangan maupun kaki Gulf kini sudah terantai, ia tidak bisa bergerak.
"Lepaskan aku!!" Teriak Gulf.
"Diam! Aku hanya ingin menghilangkan kutukan itu" Ucap Apo yang membuatnya terdiam.
"Kau bisa?" Tanya Gulf namun tidak dihiraukan oleh Apo yang hanya fokus entah sedang membacakan mantra apa. Seketika Gulf merasakan sesuatu dari kolam itu yang merayapi tubuhnya, terasa sangat sakit untuknya hingga ia pun tidak sadarkan diri.
"Ayo tinggalkan dia" Ucap Apo. Pete yang tidak tega menatap Gulf, namun ia pun harus menuruti Apo dan keluar meninggalkan Gulf.

King GulfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang