Chapter 29

233 31 3
                                    


Ladang bunga matahari yang sangat luas sangat sesuai dengan cuaca yang cerah hari ini. Mew yang berada di tengah ladang itu sedikit kebingungan, ia bertanya-tanya kenapa ia ada di tempat ini. Sepanjang ia memandang hanya bunga matahari yang ia lihat, hingga ia melihat seseorang yang tengah memegang setangkai bunga matahari. Mew tersenyum melihat orang itu, ia pun sedikit berlari untuk menghampirinya.

"Gulf" Panggil Mew. Gulf yang merasa di panggil menoleh dan tersenyum. Mew yang senang dengan responnya, mempercepat larinya dan langsung memeluk Gulf.
"Phi kau membuatku sesak" Ucap Gulf, namun Mew tidak melepaskan pelukannya.
"Aku merindukanmu"
"Emm.. Aku juga merindukanmu phi" Mew melepaskan pelukannya dan menangkup wajah Gulf dari dekat. Menatap wajah Gulf yang sangat ia cintai. Perlahan Mew mendekatkan wajahnya hingga bibir keduanya pun bertemu. Ciuman yang sangat intens, Gulf ikut membalas ciumannya membuat ciumannya semakin dalam.

Beberapa saat kemudian Mew melepaskan ciumannya, memeluk pinggang Gulf sesekali mencium leher Gulf.
"Aku mencintaimu" Ucap Mew, Gulf hanya tersenyum.
"Aku juga mencintaimu" Mew sangat senang sekarang, walaupun sedikit tidak percaya apa yang dikatakan Gulf sekarang. Biasanya dia akan menghindarinya. Ia pun kembali menatap Gulf.
"Dimana kita sekarang?"
"Kau lupa phi? Kita ada di......." Ucap Gulf. Mew mengerutkan dahinya ia tidak bisa mendengar Gulf.
"Kau bilang apa?"
"Aku bilang kita di...." Masih tetap tidak terdengar membuatnya merasa sedikit aneh. Ia merasa ada yang salah dengan situasinya. Gulf yang terus menerus memanggilnya pun tidak terdengar olehnya. Seketika pandangannya hilang, ia tidak bisa melihat apapun.

"Phi bangun" Suara Gulf begitu keras terdengar oleh telinga Mew. Ia pun membuka matanya hingga ia terkejut melihat sekelilingnya.

Tidak ada siapapun.
Dimana ini?

Ladang bunga yang indah, kini berubah menjadi sebuah tempat yang mengerikan. Sangat gelap, banyak orang yang tergeletak mati. Mew mendengar suara Gulf tapi dia tidak dapat menemukannya. Hingga ia merasakan seseorang ada dibelakangnya. Mew berbalik dan saat itu juga

Jlebb

Sebuah pedang menembus dadanya membuatnya terkejut, apalagi melihat orang yang menusuknya.
"Gulf apa yang kau..." Gulf tersenyum. Darah segar mengucur dari luka di dadanya.
"Sebaiknya kau mati phi" Mew membulatkan matanya. Ia menatap Gulf yang mengelus pipinya dan mengatakan sesuatu yang tidak bisa ia dengar. Gulf mencengkram lengannya, memanggilnya namun tetap tak terdengar.

"Phi!! Bangun phi!!" Mew yang ada di dalam sebuah pelindung membuka matanya perlahan, namun seakan kesadarannya tidak ingin muncul. Tubuhnya tidak bisa bergerak sekarang dan kembali tak sadarkan diri.
"Phi!!" Panggil Win. Ia melihat Mew yang tak meresponnya, semakin membuatnya khawatir. Kali ini Win tidak tahu bagaimana mengeluarkannya, para penjaga yang ia temui semuanya adalah orang-orang Nick. Walaupun sedikit bergidik takut, namun ia memberanikan diri untuk melihat Mew dengan alasan tuan Weir yang memintanya.

Nick dan Kao berjalan di tengah hutan. Kao sengaja memanggilnya untuk menunjukkan sesuatu.
"Tuan aku rasa ini gerbang menuju klan Nattawin" Ucap Kao. Nick mengamatinya, ia melihat ada sebuah penghalang di hadapannya. Ia menyentuhnya, namun tidak bisa ia buka.
"Mereka memang sangat ahli untuk membuat penghalang. Bagaimana kita bisa membuatnya keluar?" Gumamnya.
"Kau berjaga disini, jika ada yang keluar kau harus segera menangkapnya dan membawanya padaku" Kao pun memberi hormat.

Jauh di sebuah pegunungan Boat dan yang lainnya hanya terdiam, tidak saling mengobrol hanya sibuk dengan pikiran mereka masing-masing. Beberapa orang diantaranya masih terluka. Boat melihat teman-temannya, ia pun berdiri merasa ia tidak bisa jika harus diam saja. Ia mendekati Sean yang ada di dekatnya.
"Sean bagaimana kondisimu?" Tanya Boat.
"Aku baik, hanya beberapa luka goresan. Tidak fatal" Boat mengangguk.
"Semuanya dengar. Aku tahu kita semua sangat kehilangan Ohm teman seperjuangan kita. Tapi kita juga tidak bisa hanya diam saja. Apalagi p'Mew saat ini membutuhkan kita"
"Apa yang akan kita lakukan sekarang? Kita semua terluka" Tanya Jom.
"Untuk sekarang istirahatlah, aku akan turun untuk mencari obat-obatan dan makanan" Ucap Boat.
"Boat aku akan ikut denganmu. Terlalu berbahaya jika pergi sendiri" Ucap Sean. Mereka berdua pun turun gunung menuju kota.

King GulfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang