Chapter 24

282 35 3
                                    


Apo dan Gulf duduk saling berhadapan.
"Bisakah aku keluar dari sini? Disini sangat membosankan" Ucap Gulf mengetuk-ngetuk meja.
"Kau bisa keluar asalkan kau sadar siapa dirimu" Gulf menghela nafasnya, ia bersandar di kursinya menatap Apo.
"Itu lagi, kalian menginginkan aku seperti apa? Aku sudah sadar" Ucap Gulf kesal. Ia benar-benar tidak mengerti apa yang orang-orang inginkan darinya, terlebih ia tidak bisa mengingat apa-apa sejak ia sadar.
"Jika kau sudah sadar, kau tidak akan menyakitinya" Gulf mengerutkan alisnya.
"Siapa? Manusia sialan tadi? Apa hubungannya denganku?"
"Jangan mengganggunya. Kau sendiri juga manusia" Gulf langsung tertawa mendengar ucapan Apo.
"Aku? Hahaha apa kau menjadi bodoh sekarang? Aku seorang vampire"
"Kau setengah vampire lebih tepatnya. Kau tidak percaya? Lalu apa yang kau percayai? Bahkan kau pun tidak ingat apapun" Tawa Gulf langsung menghilang. Pintu kembali terbuka, Mew masuk ke dalam dan langsung mendapat tatapan tidak suka dari Gulf.
"Sebaiknya aku pergi, dia akan menemanimu. Jadi jangan kau sakiti dia atau kau akan aku kurung lagi" Ucap Apo langsung pergi.

Hening, keduanya terdiam. Gulf menyangga dagunya sembari menatap keluar jendela, ia kesal ruangan yang ia tempati diberikan penghalang oleh Apo.
"Apa bedanya dengan dikurung di tempat gelap itu" Gumamnya. Mew berdiri mendekati Gulf dan memegang tangannya.
"Apa yang kau lakukan? Jangan mendekatiku. Aku tidak menjamin keselamatanmu" Ucap Gulf sedikit acuh.
"Aku ingat sesuatu. Waktu itu aku pernah menyatakan perasaanku padamu, tapi aku belum mendapatkan jawabanmu" Gulf mengangkat alisnya sebelah.
'Ada apa dengan manusia ini?' Batinnya. Mew mengeratkan genggamannya.
"Cepatlah kembali, semua orang membutuhkanmu. Kerajaanmu sekarang membutuhkanmu atau semuanya akan mati" Tak ada jawaban Gulf hanya menatap Mew tak mengerti. Mew menghela nafasnya, ia tahu percuma berbicara dengan Gulf yang sekarang.
"Aku manusia, jadi aku butuh tidur" Mew berbaring di kasur sementara Gulf masih duduk di pinggir kasur menatap keluar jendela.

Mew menatap punggung Gulf, perlahan ia menyentuhnya, sedikit mengelusnya. Gulf terdiam, ia tidak mengerti kenapa ia bahkan tidak tega untuk menyingkirkannya sekarang. Ia pun membiarkan Mew.
"Aku dengar kutukanmu sudah hilang. Aku senang mendengarnya. Sebelumnya aku sangat khawatir terjadi sesuatu padamu hingga aku memaksa p'Mile untuk segera mencari solusinya"
"Singkirkan tanganmu, atau aku akan mematahkannya sekarang juga" Ucap Gulf penuh dengan penekanan, Mew hanya tersenyum. Ia sungguh merindukannya sekarang.

Sampai tengah malam Gulf masih dengan posisinya, hingga sesuatu mengalihkan perhatiannya. Gulf mencoba menangkap asap yang beterbangan itu.
"Apa ini? Benar-benar mengganggu" Kesal Gulf. Asap itu langsung berubah menjadi seorang wanita yang menatapnya dari dekat, membuat Gulf sedikit terkejut. Gulf mematung ia memegang kepalanya dengan nafas yang tidak teratur. Seketika itu matanya terus berganti warna dari merah ke hitam dan kembali ke merah. Kini kesadaran manusia Gulf mencoba kembali mengambil alih.

Mew yang merasa terganggu pun terbangun dan melihat Gulf yang membuatnya khawatir.
"Gulf. Kau kenapa?" Mew memegang tangan Gulf. Ia berteriak seperti kesakitan yang semakin membuatnya khawatir, hingga Gulf yang bermaksud menyingkirkan tangan Mew agar tidak menyentuhnya, dengan kekuatan yang cukup besar Mew terlempar hingga menghantam tembok.

Seketika ia yang tadinya gelisah pun terdiam, nafasnya kembali teratur. Tangannya yang tadi berada di kepalanya perlahan turun dan menatap orang yang sedang meringis kesakitan. Gulf terkejut melihat Mew dan langsung mendekatinya.
"P'Mew kau tidak apa-apa?" Walaupun sakit, Mew tersenyum senang karena Gulf telah kembali. Ia pun langsung memeluknya erat. Ia seketika ingat, dialah yang membuat Mew terlempar.
"Aku tahu kau akan kembali" Gulf terdiam. Ia pun mendorong Mew melepaskan pelukannya. Mew menatap Gulf.
"Aku... Aku yang membuatmu terluka dan juga aku membunuh rakyatku. Aku seorang monster" Ucap Gulf mengepalkan tangannya erat, air matanya mengalir. Mew mengusap air matanya, menangkup pipinya.
"Tidak. Aku tidak apa-apa. Bukan kau yang membunuh mereka. Kau hanya dikendalikan oleh dendam dari pedang yang kau ambil"
"Tapi tanganku sendiri yang membunuh mereka"
"Aku tahu. Tapi itu bukan karena keinginanmu. Kau pasti berjuang untuk sadar saat itu"
"Kau tidak mengerti! Mereka pasti akan lebih membenciku, raja macam apa aku ini!" Teriaknya kesal.
"Jika kau menjelaskannya pada mereka-"
"Kau pikir mereka akan percaya?! Kau tahu? Kenapa semua orang membenciku?! Karena aku membunuh raja sebelumnya, aku membunuh ayahku sendiri!!" Teriak Gulf, Mew terdiam ia terkejut dan baru tahu tentang hal ini.
"Kenapa monster sepertiku harus dilahirkan" Ucap Gulf pelan. Mew menggenggam tangannya erat. Sekarang bukan saatnya untuk bertanya. Yang harus ia lakukan adalah menenangkan Gulf sekarang.
"Jika kau tidak ingin menjadi monster, sebaiknya kau berlatih mengendalikan kekuatanmu" Ucap Apo yang tiba-tiba masuk setelah mendengar suara Gulf. Gulf menatapnya.
"Akhirnya kau sudah sadar. Istirahatlah, walaupun kau seorang vampire tapi kau juga seorang manusia yang butuh istirahat. Jangan berpikir hal lain dulu. Besok kita bicarakan. Dan jangan buat keributan" Ucap Apo langsung pergi. Gulf menatap Mew, meminta penjelasan.
"Yang dia katakan benar. Ayo tidur. Banyak hal yang harus dilakukan besok" Gulf menurutinya, ia pun berbaring bersama Mew. Pikirannya kini entah ada dimana, ia hanya menatap langit-langit kamar itu. Mew melirik Gulf yang ternyata masih belum tidur, ia pun memiringkan badannya dan memeluk Gulf. Gulf melihat Mew yang memejamkan matanya.
"Tidurlah" Gulf pun memejamkan matanya.

King GulfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang