Up duduk di kursi kebesaran Gulf, menatap orang-orang yang ia ketahui mereka adalah para pemberontak. Para petinggi melihat Bright yang berdiri disamping Up.Bright adalah orang yang paling dicari sekarang, namun jika dia bersama dengan Up orang-orang itu tidak bisa berbuat apa-apa, dan hanya bisa menunggu lain waktu untuk menangkapnya kembali.
"Yang mulia raja Up selamat datang di kerajaan kami. Maafkan kami tidak menyambut anda dengan baik. Kami tidak tahu anda akan datang kemari" Semuanya memberikan hormat.
"Tidak apa-apa. Bagaimana jika kita langsung saja, aku dengar Gulf akan digantikan. Apa itu benar?" Mereka bungkam.
"Kami hanya khawatir dengan kerajaan kami yang beberapa waktu ini tidak memiliki seorang raja. Dan juga... Raja kami telah membunuh beberapa rakyat. Semua orang setuju untuk menggantinya dengan tuan Weir"
"Tidak yang mulia. Kami masih membahasnya. Tidak semua orang menyetujui itu"
"Tapi mau sampai kapan kita menunggu yang mulia raja? Mungkin saja sekarang kerajaan lain sedang merencanakan penyerangan ke daerah kita. Tuan Weir bisa menggantikannya, dia layak untuk menjadi seorang raja" Up hanya mendengar orang di depannya berdebat. Ia ingin mendengarkan pendapat mereka. Hingga ia pun dapat melihat sekarang siapa yang mendukung Gulf dan siapa yang mendukung Weir."Kenapa menurutmu Weir pantas menjadi seorang raja? Kenapa bukan kau?" Tanya Up. Orang itu bungkam, melirik Weir khawatir. Ia salah satu pendukung Weir, tidak menyangka akan diberikan pertanyaan seperti ini.
"Tuan aku tidak pantas menjadi seorang raja"
"Tapi menurutku kau lebih pantas. Kudengar kau menguasai hampir seperempat pertahanan di kerajaan ini. Dan juga kau terlahir di kerjaan ini. Sedangkan Weir, dia memang bagus dalam mengurus semua urusan kerajaan. Tapi, dia hanya orang luar yang diselamatkan oleh pamanku dan menjadi orang kepercayaannya" Semua orang menatap Weir yang hanya terdiam.
"Untuk menjadi seorang raja, tentu saja dia harus seorang keturunan dari raja sebelumnya. Gulf tidak memiliki saudara jadi jika dia menghilang artinya keluarga kerajaan sudah tidak ada. Jadi siapa yang akan menjadi raja selanjutnya?" Up menatap orang-orang di depannya yang tengah mendengarkan penjelasannya. Ia sedikit melirik Weir. Wajahnya yang tampak tak peduli dan angkuh sedikit membuatnya kesal.
"Seorang rakyat yang terlahir di kerajaan ini, dan juga sudah mendedikasikan diri untuk kerajaan inilah yang pantas menggantikannya. Tapi kalian lebih memilih orang luar?" Semuanya terdiam. Mereka melupakan fakta bahwa Weir bukan berasal dari kerajaan ini. Saat pertama kali ia menginjakkan kaki di kerajaan Kanawut, Weir di pandang sebelah mata dan sangat dibenci. Tapi tidak lama setelah itu, karena Weir sangat dekat dengan raja Gil, para penjilat pun mulai mendekatinya.Selagi orang-orang itu berdebat. Bright melihat sekitarnya. Ia penasaran dimana para vampire itu. Setelah pertemuan selesai, Bright mengantar Up ke kamar yang sudah disiapkan.
"Yang mulia jika anda membutuhkan sesuatu, anda bisa memanggilku"
"Kau Kara?" Pelayan itu berhenti.
"Ayahku yang mengirimmu kesini?" Kara berbalik dan membungkuk hormat. Ia kira rajanya itu tidak akan mengetahuinya.
"Maaf aku tidak memberi salam dengan benar yang mulia. Kara memberi hormat pada yang mulia raja Up. Saya sangat senang bisa bertemu dengan anda lagi, bagaimana dengan ayah anda?"
"Dia masih terbaring di tempat tidurnya. Tapi sekarang sudah lebih baik"
"Senang mendengarnya. Dulu aku datang dengan yang mulia untuk menjenguk sang ratu. Tapi... Tidak menyangka jika yang mulia menyuruhku tetap disini untuk menjaga yang mulia Gulf"
"Sudah kukira pak tua itu tidak mungkin sebenci itu padanya. Baiklah kau bisa kembali, aku akan memanggilmu jika membutuhkan sesuatu" Kara pun mengangguk dan pergi.Bright keluar dari kamar Up. Ia kembali ke tempat sebelumnya, dan dapat dilihat semua orang masih berkumpul di tempat yang sama.
"Jenderal Bright, kau sebagai tahanan harusnya ada di penjara. Bagaimana kau keluar? Siapa yang mengeluarkanmu" Bright hanya menatapnya tajam.
"Bagaimana bisa kau membawa yang mulia raja Up kemari? Apa ini rencanamu supaya raja Gulf bertahan? Kau tahu dia sudah menjadi penjahat"
"Apa begini sikap kalian terhadap yang mulia? Kalian hanya melihat dari permukaannya dan hanya mendengar dari orang lain. Kalian tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi"
"Apa? Kau berani berbicara seperti itu? Sudah jelas dia membunuh orang-orang. Pengawal! Bawa dia kembali ke penjara!" Bright mengeluarkan pedangnya dan langsung menodongkannya tepat di depan lehernya.
"Kau berani?! Kau bisa memasukanku ke penjara tapi aku tidak yakin setelah itu kau akan selamat. Kalian tahu kenapa yang mulia Up datang kesini? Semuanya adalah perintah yang mulia raja! Tau apa kalian?!" Semuanya tampak terkejut terutama Weir. Tampangnya yang tenang kini tak dapat menyembunyikan rasa terkejutnya.
"Apa? Yang mulia sudah di temukan? Dimana dia?"
"Dasar orang-orang licik" Bright kembali memasukan pedangnya dan melenggang pergi tanpa menjawab. Ia sudah muak melihat wajah para pemberontak itu. Panggilan yang keras tidak didengarnya. Ia kini fokus untuk melihat kondisi istana dan juga ia penasaran dimana Mew berada. Sepanjang perjalanan menuju istana ia tidak menemukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
King Gulf
FanfictionGulf merupakan penerus raja sebelumnya. Dalam perjuangannya untuk mendapatkan kepercayaan rakyatnya, ada sebuah rahasia yang tersembunyi.