Chapter 32

237 32 1
                                    


Tang!

"Siapa disana? Tunjukkan dirimu!" Teriak Bright.

Sebuah bayangan melesat hilang, walaupun sedikit tapi Bright masih bisa melihatnya. Ia pun langsung mengejarnya.
"Berhenti!" Orang yang dikejarnya pun berhenti memunggunginya dan perlahan berbalik.
"First?" Win yang menyusulnya pun cukup terkejut dengan keberadaannya.
"Kenapa kau ada disini?" Tanya Win.

Ketiganya kini ada di ruangan Bright. Sejak pembicaraannya saat itu dengan First, keduanya belum berbicara lagi. Win sedikit khawatir jika ia akan melaporkannya, tapi hingga saat ini First tidak bertindak apa-apa.

"Aku benar bukan? Kau yang saat itu membebaskannya. Dan juga kau bekerja sama dengannya. Apa kau lebih memilih berada di pihak raja pembunuh itu?" Karena ucapannya, sebuah pedang langsung mengarah ke lehernya. Ia langsung bungkam menatap Bright tidak suka.
"Tuan turunkan pedangmu" Win sudah bersama dengan First cukup lama, hingga ia tahu First adalah orang yang hanya bermulut besar. Dalam kasusnya sekarang, ia hanya tidak tahu kebenarannya. Ia hanya ingin bekerja untuk keberlangsungan kerjaan ini. Win dapat melihat jika First sangat mencintai orang-orang di kerajaan ini.
"Kau tidak tahu apa-apa! Jadi jaga mulutmu itu! Dia masih rajamu. Kau bisa saja mendapatkan hukuman mati karena menghina rajamu" First tertawa melihat Bright yang memahan emosinya.
"Aku tidak pernah mengakuinya sebagai rajaku"
"KAU-" Win menahan Bright yang mengacungkan pedangnya bersiap untuk segera menebas First.
"First! Sudah cukup! Kau tidak tahu sebenarnya ayahmu yang lebih banyak membunuh orang-orang. Bahkan ia menumbalkan mereka untuk menjadi makanan para vampire" First terdiam. Tentu saja kini ia terkejut. Ia tidak tahu harus percaya atau tidak. Tapi vampire? Mereka hanya tokoh dalam cerita fiksi.
"Kau selalu mencari orang-orang yang hilang bukan? Kau tidak akan menemukan mereka, karena ayahmu membawa mereka ke istana. Mereka terbunuh dan darah mereka dihisap habis oleh para vampire" First berdiri dan langsung mencengkram kerah Win dengan kuat hingga ia sedikit kesulitan untuk bernafas. Bright mencengkram lengan First untuk segera melepaskannya, namun Win menahannya. Ia membiarkannya karena ia tahu First tidak akan pernah menyakitinya.
"Kau tahu itu dan kau tidak memberitahuku?!" Wajah First memerah karena menahan emosinya.
"Kau pikir jika aku beritahu apa yang akan terjadi? Kau hanya akan mati sia-sia. Bahkan ayahmu lebih mempercayai vampire itu dibandingkan denganmu" First kesal. Ia tidak bisa menyangkal pernyataan Win. Itu benar. Sekarang ayahnya lebih memilik Nick dibandingkan dengannya.
"Lalu apa kau lebih memilih diam saja karena kau takut mati?"
"Aku sudah berusaha. Aku mengirim beberapa orang untuk membebaskan mereka, tapi orang yang aku kirim tidak pernah kembali" Cengkraman First melemah dan akhirnya terlepas. Ia kembali duduk dengan lemas. Menenggelamkan wajahnya di tangannya. Ia kesal karena tidak bisa berbuat apapun.
"Apa orang yang bernama Nick itu benar-benar seorang vampire?" Tanyanya tanpa membuka wajahnya.
"Ya"
"Bagaimana cara membunuhnya?"
"Hanya para pemburu yang bisa membunuhnya. Tuan Mew salah satu pemburu itu" First membuka tangannya ia hanya mengangguk. Ia serasa menjadi orang yang paling bodoh karena tidak tahu hal yang sebenarnya. First berdiri dan pergi. Win menahan tangan Bright yang akan menyusulnya.
"Biarkan dia sendiri dulu" Bright pun hanya mengangguk.

Mew sudah dipindahkan ke tempat yang lebih luas. Bright berencana untuk membuka paksa benda yang menutupi Mew.
"Dia pemburu itu?" Tanya Up. Ia ikut memperhatikannya.
"Ya. Dia juga sangat dekat dengan yang mulia. Ayo mulai dan jangan sampai terkena orang di dalamnya" Bright menyuruh orang-orangnya untuk membukanya dengan menggunakan alat pahat dan beberapa bor kecil.

Satu jam berlalu, benda itu bahkan tidak tergores sama sekali. Bright dan Perth sudah mencobanya dan tetap tidak berhasil.
"Sial! Bagaimana cara membukanya?!" Bright kesal tidak bisa menghancurkannya. Bahkan ia sudah mengeluarkan tenaganya tapi tetap tidak tergores.
"Jenderal mungkin benda ini memakai sihir" Ucap Louis.
"Sihir?"
"Ya. Bukankah benda ini pelindung yang keluar dari kalung milik yang mulia? Aku rasa yang bisa membukanya hanya yang mulia"
"Apa? Tapi aku tidak tahu klan Nattawin ada dimana" Hening semua orang berpikir.
"Bagaimana jika kita mencoba dengan pedang suci milik yang mulia?"
"Dimana kau menyimpannya?"
"Aku menitipkannya pada tuan Mew, tapi sepertinya ia menyimpannya di mansion para pemburu"

King GulfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang