Chapter 17

290 42 6
                                    

Happy Reading 😉

Jangan lupa vote dan comment

Mile menatap Gulf, ia sangat bersyukur Gulf sudah di temukan.
"Ayo sebaiknya kita bicara di ruanganku" Ajak Mile.

Mew dan Gulf pun menceritakan bagaimana Gulf menghilang hingga ia bisa kembali lagi.
"Pantas saja kita tidak bisa menemukanmu" Ucap Mile.
"Phi boleh kita bicara?" Mile hanya mengangguk.
"Hanya berdua" Lanjutnya. Raut wajah Mew yang sedari tadi disampingnya langsung berubah.
"Aku tidak boleh ikut mendengarkannya?" Tanya Mew. Mile hanya menatapnya tersenyum. Tak ada jawaban dari Mile ataupun Gulf. Mew menghela nafasnya.
"Baiklah baiklah. Aku pergi" Ucap Mew sedikit merajuk. Gulf hanya menahan tawanya melihat Mew yang pergi dengan lesu.
"Biarkan saja. Apa yang ingin kau bicarakan?"

Mew yang penasaran tentu saja tidak akan diam, ia keluar dari mansion dan mengelilingi sisi mansion untuk menemukan jendela ruangan Mile. Ia pun memanjat sebuah pohon untuk mencapai jendela itu. Mew mengintip dari balik jendela, melihat Gulf dan Mile yang tampak serius.
"Apa yang mereka bicarakan?" Gumamnya.

"Phi sebelumnya aku ingin berterimakasih pada kalian para pemburu. Kalian telah menolong rakyatku, bahkan juga membantu kerajaanku selama aku tidak ada"
"Kau tidak perlu berterimakasih. Sudah tugas kami. Lagipula aku sudah menganggapmu seperti keluargaku" Gulf mengangguk tersenyum. Gulf terdiam menunduk seakan ia ragu untuk mengatakan sesuatu pada Mile.
"Ada apa? Kau bisa bicara padaku" Ucap Mile.
"Sebenarnya aku ingin meminta tolong lagi padamu"
"Tentu. Selama aku bisa aku pasti akan membantumu. Jadi apa?" Dari luar Mew tidak terlalu jelas dengan obrolan mereka ia mecoba sedikit menggeser jendela itu dengan perlahan dan kembali fokus memperhatikan keduanya. Ia terkejut karena sekarang Gulf tengah membuka bajunya.
"Apa yang kau lakukan?" Gumamnya pelan sedikit panik.

Mile hanya memperhatikan Gulf yang membuka kancing bajunya, Gulf pun berbalik. Mile maupun Mew tentu saja terkejut melihat punggung Gulf. Ia pun kembali menutupnya.
"Bisakah kau menghilangkannya?" Tanya Gulf.
"Darimana kau mendapatkannya?"
"Louis bilang dari pedang yang menusukku"
"Ini alasanmu membuat Mew pergi?"
"Ya. Aku tidak ingin membuatnya khawatir" Mew terdiam mendengar Gulf. Tentu saja dia sangat khawatir sekarang, ia menginginkan Gulf berbicara padanya daripada pada orang lain. Walaupun Mew tahu dia juga tidak tahu bagaimana cara menghilangkannya, tapi ia hanya merasa cemburu dan khawatir sekarang.

Mile tampak berpikir, ia seperti mengenali simbol kutukan itu. Ia pun berdiri mencari sebuah buku di rak-rak bukunya. Setelah menemukannya ia pun membawa salah satu buku dan memperlihatkannya pada Gulf.
"Apa pedang ini yang kau maksud?" Tanya Mile memperlihatkan gambar pedang di bukunya. Gulf memperhatikannya mencoba mengingatnya kembali.
"Ya ini pedangnya" Mile kembali melihat bukunya.
"Bagaimana bisa pedang itu ada di istanamu?"
"Aku sendiri tidak tahu phi. Ada apa dengan pedang itu?"
"Pedang itu milik seorang vampire yang bernama Mick, dia sangat sulit untuk di tangkap apalagi dibunuh. Tapi aku dengar dia sudah mati. Karena dendamnya yang terlalu besar, jadi pedang itu yang menyerap dendamnya" Gulf terdiam.
"Jadi apa bisa dihilangkan?"
"Tidak. Aku tidak tahu bagaimana menghilangkannya. Berbeda dengan kutukan yang melanda orang-orang desa kemarin. Kutukan ini bersatu dengan rasa dendam Mick"
"Lalu apa yang akan terjadi jika kutukan ini tidak dihilangkan?"
"Biasanya itu akan menyerap kehidupanmu sedikit demi sedikit. Menghisap energimu hingga kau tidak punya tenaga dan mati" Gulf menunduk. Ia tidak tahu harus bagaimana sekarang, ia mengira jika semuanya akan mudah seperti mengangkat kutukan orang-orang desa.
"Aku akan mencoba mencari cara untuk menghilangkannya. Bisakah kau membawa pedang itu?" Ucap Mile khawatir.
"Akan aku coba"

Di tempat lain Mew tampak diam. Ia khawatir terjadi sesuatu pada Gulf. Ia tentu saja tidak ingin Gulf pergi darinya lagi. Mew pun tersadar saat seseorang menepuk pundaknya.
"Maaf membuatmu menunggu lama" Ucap Gulf. Mew tersenyum mencoba menyembunyikan ekspresi khawatirnya.
"Tidak apa-apa. Ayo aku sudah menyiapkan makan untukmu" Gulf pun mengangguk dan mengikuti Mew.

Gulf dan Mew berpamitan untuk pergi.
"Sebaiknya kau tetap disini. Aku bisa kembali sendiri" Ucap Gulf.
"Dengar! Aku, akan mengikutimu kemana pun. Kau mengerti?" Ucap Mew menatap Gulf.
"Phi lihat dia. Sebaiknya berikan tugas yang berat untuknya. Dia seorang penguntit" Mile hanya tersenyum melihat keduanya.
"Aku sudah memberinya tugas untuk selalu melindungimu"
"Haha kau dengar?" Mew sangat puas karena Mile mendukungnya.
"Hah.. Kalian sama saja. Aku pergi phi" Ucap Gulf langsung pergi memacu kudanya dengan cepat.
"Hati-hati" Mile senang melihat Mew telah kembali seperti biasanya.

Setelah Mew dan Gulf menghilang dari pandangannya, raut wajah Mile langsung berubah. Ia kembali ke ruang kerjanya mengambil sebuah gambar yang ada di buku catatan milik kakeknya dan mengambil sebuah buku yang pernah ia temukan saat di istana Gulf. Menggabungkan keduanya dan membuatnya cukup terkejut dengan apa yang dilihatnya sekarang.

Hari semakin gelap Gulf dan Mew sedang menghangatkan diri di depan api unggun. Bright datang dengan membawa beberapa minuman.
"Terimakasih" Ucap Mew menerima minumannya.
"Bright, bagaimana? Apa tidak ada hal yang mencurigakan? Mereka belum mengetahui aku kembali bukan?"
"Kau tenang saja. Seharian ini, aku beraktifitas seperti biasa dan berusaha untuk tidak melakukan hal yang aneh"
"Itu bagus"
"Jadi ada apa kau menemui tuan Mile?" Tanya Bright.
"Oh aku hanya ingin berterimakasih padanya. Bukankah dia sudah sangat menolong kerajaan kita ini?"
"Ya kau benar. Para pemburu membantu pasukanku untuk mencarimu" Gulf mengangguk menatapnya. Ia tidak mungkin mengatakan yang sebenarnya. Bright pasti akan lebih panik jika mengetahuinya, jadi ia pun memilih untuk bungkam. Sedangkan Mew menatap Gulf khawatir, secepatnya ia harus mencari cara untuk menghilangkan kutukan yang ada di tubuh Gulf.

Gulf menatap Mew yang sudah tertidur lelap. Ia tidak bisa tidur malam ini. Ia pun melihat keluar jendela, hanya beberapa prajurit yang tengah berjaga gerbang perbatasan.
Uhuukk..
Lagi-lagi Gulf mengeluarkan darah dari mulutnya. Punggungnya terasa panas dan juga berat, hingga ia pun berlutut.
'Aku tidak boleh mati sekarang' Batinnya. Ia pun berdiri kembali mencoba mengatur nafasnya. Berpegangan pada jendela tubuhnya sedikit bergetar. Seakan ada yang mengambil alih tubuhnya, mata Gulf berubah menjadi merah dan seketika Gulf menjadi tenang.
"Haha hahaha hahahaha" Gulf tiba-tiba tertawa.

Tak lama kemudian dia melihat ke belakang, mendekati Mew yang tengah tertidur lelap. Gulf mengambil sebuah belati yang ada di pinggir Mew, menatap belati itu. Kemudian kembali menatap Mew, ia mendekatkan kepalanya ke leher Mew mencoba untuk menghirup aromanya yang membuat Mew sedikit terusik namun masih tertidur lelap. Gulf tersenyum dan mengacungkan belati itu tepat di atas dadanya dengan senyuman yang puas. Namun seakan tangannya berat untuk digerakan. Gulf kembali terengah, matanya kembali seperti semula dan terus berganti ganti. Namun seakan ada yang ingin mengambil alih tubuhnya saat ini. Ia pun melempar belati yang di pegangnya. Mew yang mendengar suara pun membuka matanya melihat Gulf yang kini dihadapannya, ia duduk dan mencengkram lengan Gulf.
"Gulf kau tidak apa-apa? Gulf?!" Panggil Mew sedikit keras. Gulf kembali tersadar ia menatap Mew yang tampak khawatir.
"P'Mew" Gulf menatap tangannya, ia hampir membunuh Mew. Ia merasa ada seseorang di dalam tubuhnya, yang membuat ia tidak bisa mengendalikan tubuhnya sendiri.
"Ada apa denganmu?" Mew melihat belatinya yang ada dilantai, ia penasaran apa yang sebenarnya terjadi. Mew menatap Gulf.
'Apa dia mencoba membunuhku?' Batin Mew.
"Aku tidak apa-apa phi. Maaf aku mengganggumu. Tidurlah lagi" Mew manahan Gulf yang akan pergi.
"Kau juga harus tidur. Kemarilah" Ucap Mew menariknya untuk berbaring. Gulf hanya menurutinya, berbaring di samping Mew. Mew pun memeluknya dengan erat, ia tidak tahu apa yang terjadi, tapi melihat wajah Gulf sepertinya Gulf sendiri juga tidak tahu apa yang terjadi.

TBC

Next???

King GulfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang