Tak Sengaja

40 4 2
                                    

Yang di atas casting anak adopsinya Gistara ya, Khanzalah namanya.

"Nona, kau mau pes--" laki laki di hadapannya belum melanjutkan ucapannya, namun gadis tengah di hadapannya malah langsung menjawab "terserah" dengan acuh tak acuh.

"Nona, aku tidak tau apa yang nona sukai dan tidak"

"Benarkah ?, Kau ingin tau apa yang aku sukai ?" Tanyanya dengan wajah yang berbinar, membuat Shotaro mengangguk dengan sangat antusias.

"Tidak ada hal yang kusukai di dunia ini, dan kau mau tau apa yang tidak ku sukai ?" Tanyanya mendekat sambil tersenyum.

"Apa itu ?" Tanyanya dengan semangat.

"Kau" jawabnya dengan wajah kesal dan kembali menyandarkan tubuhnya pada kursi restoran.

1

2

"Ahahaha" terdengar gelak tawa dari Shotaro, membuatnya mengangkat sebelah alisnya.

"Kau tau nona, selera humor mu bagus juga, ahaha" katanya dengan masih tertawa.

(Bawa aku pergi dari sini) jerit Gistara dalam hati.

Dekat dengan laki laki polos ini, bisa bisa dirinya mati muda di tempat.

Benarkan mati muda ?, Umurnya baru 28 tahun kok.

"Baiklah, akan ku pesankan da--"

"Pesankan sesuatu yang halal" pintanya saat Shotaro hendak memanggil waiters.

"Tentu" jawabnya dengan tersenyum, membuat Gistara sendiri ingin ikut tersenyum namun dirinya menahannya, bisa bisa imagenya rusak nanti.

Terdengar nada dering ponsel.

Tunggu, itu bukan miliknya tapi milik laki laki yang duduk berhadapan dengannya.

"Hey kau, ponselmu berdering tau" katanya saat Shotaro masih memesankan makanan untuk mereka.

"Ah... Tolong angkat"

Hah ?

Angkat ?

Memberanikan dirinya untuk memegang ponsel yang berada di atas meja itu dengan nama yang terpampang di sana manager.

Dirinya mengangkatnya dan langsung memberikan ponsel itu tepat saat waiters pergi, "halo" diam diam gadis itu terpaku seketika saat suara berat dan berwibawa itu terdengar di telinganya.

Namun dia mencoba untuk biasa saja.

"Nona, tolong tunggu di sini. Jika makanannya datang, makanlah duluan. Kumohon nona jangan pergi ya" pintanya dengan berbisik lalu pergi begitu saja.

"Lihat, siapa yang sebenarnya pergi sih ?" Tanyanya bermonolog dengan tidak suka.

Tak lama kemudian ponselnya yang gantian berdering.

"Halo ayah"

"....."

"Iya ayah, maaf"

"....."

"Gak pasti juga kalo buat sekarang"

"....."

"Iya... Ayah"

"....."

"Eum"

Panggilan, di matikan olehnya.

Tidak tahan menahan tangis saat mendengar suara ayahnya, ayahnya sehat kok hanya saja dirinya merindukannya.
_____________________

Indifferent Prosecutor Girl [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang