Kepercayaan

36 3 0
                                    

Yang di atas itu Sakura, Seniornya Gistara

Shotaro POV

Aku masih memandangi gadis dengan pakaian tertutup yang berjalan menjauh setelah mengucapkan kalimat itu.

Bukankah semuanya memang sudah di tulis sesuai takdir ?, Bahkan daun yang berguguran dan rumput ilalang yang bergoyang juga itu karna sudah di takdirkan oleh tuhan. Di dunia ini, tidak ada yang kebetulan Shotaro-san.

Iya, kalimat itu.

Kalimat itu mampu membuatku terdiam bahkan hampir kehabisan nafas.

Tuhan ?

Apakah benar tuhan itu ada ?

Jika ada, kenapa tidak ada wujudnya.

Maksudku.... Ah sudahlah aku lelah menalar soal itu.

Dari kecil, aku tidak pernah di kenalkan oleh sang pencipta langit dan bumi, juga seisinya.

Yang aku tau, manusia tercipta karna alam, itu saja.

Surga dan neraka ?

Ah aku pernah mendengarnya, di akhir kehidupan nanti bumi akan di hancurkan sehancur hancurnya.

Pertanyaanku, kenapa bumi di ciptakan jika akhirnya d hancurkan ?.

Jika akhirnya di hancurkan, lantas kenapa harus di ciptakan ?.

Pertanyaan ini sering muncul di kepalaku.

Tapi agak tidak masuk akal juga, masa manusia ada karna alam, bukankah semua yang di ciptakan pasti ada penciptanya ?.

Ah sudahlah aku hanya bisa berbalik badan dan berjalan menuju rumahku, apa lagi yang bisa ku lakukan ?, Menahannya dan dia akan marah marah lagi padaku, sejujurnya wajahnya yang marah itu sangat menggemaskan aku hampir kelepasan untuk tertawa.

Eh tapi, bukankah dia marah karna saat itu aku langsung memegang lengannya ya ?, Kenapa dia seperti itu ?, Bahkan saat aku tidak ingin memegang tangan, gadis gadis lain pasti langsung bergelayut di lenganku.

Dia memang berbeda.

"Taro !!" Teriakan itu mampu membuatku menatapnya dengan tajam.

"Taro kau habis dari mana sih ?, Aku merindukanmu tau. Ayo kita--" dia mengucapkan itu dengan langsung menggelayuti lenganku.

Aku langsung menghempaskannya dan memotong ucapannya "pergilah !" Kesalku.

Wanita ini....

Aish aku sungguh tidak menyukainya, lihatlah pakaiannya yang sangat sangat terbuka dari atas sampai bawah. Dia perempuan yang sering memerasku dengan rayuan yang aku sendiri jengah mendengarnya, berjalan dengan laki laki lain, lalu saat membutuhkan uang dia datang padaku.

Aku tidak masalah dia berjalan dengan yang lain, karna aku senang tapi kalau bisa seterusnya saja begitu.

Kalian tau, ayah wanita ini adalah teman ayahku.

Tidak, kami tidak melakukan kerjasama apa apa, hanya teman biasa saja.

"Taro... Aku bilangin papah nih...."

"Baiklah, kau mau kemana ?" Finalku dengan pasrah, dia langsung memeluk lenganku dengan senang saat aku mengatakan itu dan aku terpaksa ikut kemauan dia.
_______________________

Takk

Bunyi pulpen terdengar dari meja belajar itu, gadis dengan rambut warna hitam dan ombrean warna blue ocean panjang yang di kuncir kuda tiba tiba menghentikan tulisannya.

Indifferent Prosecutor Girl [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang