Srak
Srak
Srak
Terdengar suara kertas yang terus di buka selembar demi selembar.
"Akhirnya, selesai...." Dirinya lalu menyandarkan punggungnya pada kursi kerja miliknya.
Bergegas pulang namun sebelum itu dirinya memakai earphonenya terlebih dahulu, "kau sudah selesai ?" Pertanyaan yang mengejutkan di jam 9:45 PM itu, membuatnya langsung menoleh.
Uh, itu Asahi yang ntah dari mana tengah membawa secangkir kopi, kelihatannya.
"Eum, aku duluan ya"pamitnya.
"Mau ku antar ?, Ini sudah malam"
"Tidak usah, aku ini sudah sabuk hitam loh" pamernya.
"Terserahlah, kalau ada apa apa telfon aku saja. Jangan sungkan" perintahnya.
"Eum, baiklah. Aku pulang....." Pamitnya lagi, dirinya memakai jaket hitam tebal dengan tudung yang dia pakai hingga sampai di luar dirinya melihat siluet yang tengah menggesek gesekkan sepatunya.
Dan tanpa sengaja, pandangan mereka bertemu, laki laki itu tersenyum padanya hingga matanya menghilang "nona !" Katanya dengan antusias.
Sedangkan Gistara ?, Dirinya bingung karna siapa orang yang memberi tahu anak ini kalau dirinya akan pulang malam.
"Nona aku menunggu sedari tadi" katanya, Gistara bergegas mendekat.
"Kau kedinginan, jangan seperti ini lagi. Dan... Siapa yang memberi tahumu kalau aku akan pulang malam ?" tanya Gistara dengan wajah tak suka.
"Nona sendiri"
"Hah ?"
"Iya nona sendiri yang bilang saat di cafe, ya memang saat itu aku yang bertanya sih"
Dirinya mulai mengingat ingat dan, "ya Allah..." Paraunya, kenapa ia tidak sadar sih saat di tanyai hal itu.
"Yasudah kau bisa pulang" suruhnya dengan berjalan.
"Apa maksud nona ?, Aku berada di sini karna aku ingin berjalan pulang beriringan bersama dengan nona"
Gistara tetap diam, tidak menggubris hal itu.
"Nona bolehkah aku bertanya lagi ?" Tanyanya sambil berjalan setelah langkahnya sama dengan gadis di sampingnya.
"Apakah nona memiliki cinta pertama ?" Tanyanya.
"Kenapa kau menanyakan hal itu ?"
"Karna aku ingin tahu"
"Kenapa kau ingin tau"
"Semua tentang nona, aku ingin tau semuanya"
"Kau hanya penasaran saja rupanya"
"Aku tidak seperti itu, aku tidak penasaran. Bahkan kalau bisa aku ingin--" ia tidak melanjutkan ucapannya.
"Ingin ?" Tanyanya dengan menoleh.
"Sudahlah nona, ayo..... Ceritakan....."
Gistara lalu mulai menceritakan bagaimana awal dia bertemu cinta pertamanya dan berakhirnya hubungan mereka meski di sensor soal hal yang sebenarnya terjadi.
"Aish... Saat itu aku tau bagaimana rasanya di campakkan" katanya dengan mendongakkan kepala.
"Aku kasihan dengan nona"
Kalimat itu mampu membuat si empunya menoleh tak terima "kau tidak perlu mengasihaniku, aku hanya bercerita karna kau yang memintaku menceritakannya"
"Ah... Baiklah" jawab Shotaro dengan tersenyum simpul, cinta pertama Gistara itu sungguh harus di perlihatkan bagaimana semua laki laki yang bahkan memiliki jabatan tinggi saja belum mampu bisa membuat gadis ini jatuh cinta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Indifferent Prosecutor Girl [Completed]
Fiksi RemajaJepang, Tokyo Untukmu, laki laki dengan wajah manis yang mungkin pernah ku temui sebelumnya, aku tidak perlu repot-repot merebut kamu dari tuhanmu, tapi aku akan memperkenalkan Tuhanku kepadamu. Aku pernah berdoa pada Tuhan, meminta untuk di pertemu...