Guru Ganteng

29 1 0
                                    

Casting di atas itu guru ganteng yang di maksud Gistara, tinggi + putih.
Alwi Mubarok namanya

"Kalau begitu, bisakah nona menceritakan masa masa saat sekolah nona dulu padaku ?" Tanya Shotaro dengan sedikit memohon.

"Eiy... Ini sudah malam, sana tidur. Besok pagi kau kan harus mengantar paket" peringat Gistara dan membenarkan posisinya, memakai selimut lalu mematikan lampu.

Klek

Gistara lalu membenarkan posisinya dan mulai memejamkan mata.

Klek

Lampu kembali menyala, "oh ayolah nona... Kumohon..."

"Aish... Baiklah baiklah, kau ini ya..." Kesalnya.

"Baiklah, dulu saat aku kelas 3 SMA... Aku menyukai guru di sekolahku. Dia staff TU orangnya tinggi, putih, kurus sampai sampai betisnya itu seperti lidi, memiliki rahang yang tegas dan orang yang bersih"

"Bagaimana nona bisa tahu kalau dia orang yang bersih ?" Tanya laki laki itu lagi dengan membenarkan kursinya agar lebih dekat dan jelas melihat wajah pucat itu.

Yah barusan perempuan yang tengah terbaring lemah di atas brankar rumah sakit itu kembali mematikan lampunya.

"Saat itu ulangan kenaikan kelas, aku mendapat kelas tepat di hadapan ruang guru, dia juga selalu duduk di depan kursi koridor. Kuperhatikan... Dia rajin sekali mencuci tangannya, saat hendak makan, hendak minum. Bahkan saat hendak bersalaman dengan guru lain dia mencuci tangannya lebih dulu, uh... Dia juga orang yang rapi, kancing bajunya bahkan tidak ada yang tak ia kancing dan... yah jutek"

"Apa dia tampan ?" Tanya Shotaro makin penasaran.

"Matanya saja seindah senja, lalu aku harus apa selain jatuh cinta ?" Tanyanya sambil tersenyum, membayangkan manisnya moment dulu saat prianya itu masih bersamanya.

"Aku tidak menanyakan hal itu" tukas Shotaro dengan nada kesal, membuat Gistara terkekeh mendengarnya.

"Aku bahkan memotretnya secara diam diam-- tidak terang terangan karna dia tau saat temanku membantu memotretkannya untukku, dan setelah itu aku menggambarnya di buku tulis lalu memberikan sedikit sajak di sana" jelasnya.

"Lalu, apa dia menerimanya ?"

"Sayang sekali, kami tidak pernah bertemu lagi setelah itu" katanya dengan tersenyum terpaksa.

"Ah... Sayang sekali nona terlambat...." Nada seperti ini terdengar seperti lega mendengar penjelasannya.

(Aih... Dia percaya ?, Tau ah ngikut aja) gumamnya.

"Aku sudah menyiapkan nyali untuk memberikan hasil gambarku dan sajak di sana, bahkan setiap hari dan mungkin setiap waktu aku slalu menantikannya duduk di koridor depan ruang guru untuk memastikan dia ada"

"Bolehkah aku tahu siapa nama guru itu ?" Tanya Shotaro sedikit ragu.

"Alwi Mubarok, namanya" jawab Gistara dengan tersenyum getir sambil menatap langit langit kamar rumah sakit.

"Alwi.... Mu... Barok...?" Tanya Shotaro lagi, dan perempuan yang terbaring lemah itu hanya menjawab dengan gumaman.

"Aku jadi ingin tahu dia itu laki laki yang seperti apa, sampai sampai nona begitu senang sekaligus sedih saat menceritakannya" keluhnya.

Sunyi selama beberapa saat, hingga laki laki itu membenarkan posisi kursinya sedikit agak menjauh.

Kritt

"Ah... Jadi tipe ideal nona itu yang putih, tinggi, kurus, bersih, rapi, wangi, cuek, sinis, jutek--"

"Tidak, kau salah" potong Gistara, kenapa sih anak ini gampang sekali menyimpulkan.

Indifferent Prosecutor Girl [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang