23 September 2011
15:54"Na !, Tungguin kita dong kamu jalan kaya orang mau nagih hutang" kelakar Yunmi dengan berlari mengejar temannya, di susul Melia dengan membenarkan kerudungnya.
"Iya Nana jan buru buru, lu mau apa sih di rumah ?" Sahut Melia agak kesal.
Gistara berbalik dengan masih terus berjalan ke depan, "ayah gue masak, dan gue--"
Brukk
Yunmi dan Melia tersenyum penuh arti melihatnya sedangkan si empunya terkejut pada orang yang ia tabrak.
Posisinya sekarang ia membelakangi orang yang di tabrak, sedangkan orang yang di tabrak menahan bahunya agar tidak jatuh.
Segera ia menormalkan posisinya dan...
Deg
Deg
Deg
Deg
Debaran jantungnya ini membuatnya tak bisa berkutik "ma-- maaf pak, saya gak sengaja"
Laki laki lebih tua 7 tahun darinya yang tengah memegang kunci motor dan mengenakan jaket berwarna kuning hanya menatapnya tanpa ekspresi dan pergi berlalu begitu saja.
Yang sering ia lihat jika laki laki memakai jaket kuning dengan bahan parasut itu akan terlihat biasa saja atau bisa di bilang tidak pantas atau jelek, namun kenapa laki laki jangkung dengan kulit kuning langsat itu menjadi sangat keren ya di matanya ?, Bahkan menambah kesan tampan yang mendalam.
"Acie cieee Nana.... Di tunggu pajak jadiannya"
Gistara menoleh di lihatnya Akseyna dan Mazeyara yang biasa di panggil Ara tengah mengkeceng kecengnya sekarang di ikuti Vera yang tengah tersenyum penuh arti padanya.
"Selamat, Na..." Kali ini Akseyna langsung memberi selamat dengan menyalami tangannya.
"Iya Na, selamat" di ikuti Ara dan Vera.
"Kalian tunggu di sini, oke" pintanya pada kelima temannya itu.
"Lu mau ngapain ?" Tanya Yunmi lalu memegang bahunya yang hendak berlari dengan gaya preman pasar.
"Mengejar cinta pak Alwi Mubarok !" Teriaknya sembari berlari.
Ia lalu bergegas mengejar karna langkah gurunya itu sangat cepat dan lebar, sampai sampai ia hampir menabrak tetangganya sendiri di tikungan koridor.
"Sorry Ki, sorry ya buru buru nih" katanya kembali berlari walaupun tadi mereka hampir bertabrakan.
Dia Riski Fadilah, tetangga barunya yang tertampan seangkatannya saat itu.
Hanya saja... Sudah memiliki kekasih.
Laki laki yang tengah memakai baju produktif tekniknya itu hanya bisa melongo menatapnya.
Namun Gistara berjalan mundur "rambut lu... Kemana ?" Tanyanya dengan heran, si empunya lalu memegang kepalanya yang sudah tidak di tumbuhi rambut lagi.
"Lu kesiangan ?" Tanyanya lagi, namun si empunya diam dengan wajah yang bingung harus menjawab apa.
Pasalnya walaupun mereka tetangga, mereka tidak pernah saling bertegur sapa ataupun berbicara, ini kali pertama itu juga Gistara yang mengajaknya berbicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Indifferent Prosecutor Girl [Completed]
Novela JuvenilJepang, Tokyo Untukmu, laki laki dengan wajah manis yang mungkin pernah ku temui sebelumnya, aku tidak perlu repot-repot merebut kamu dari tuhanmu, tapi aku akan memperkenalkan Tuhanku kepadamu. Aku pernah berdoa pada Tuhan, meminta untuk di pertemu...